ii. Invitation

961 127 62
                                        





— Φ —





Jihoon tersenyum saat melihat rekan seperjuangannya sudah berdiri di depan gerbang wilayah Kaum Aguar bersama dengan pengawal yang dia kerahkan untuk menjaga mereka agar tetap aman. Ada Tuan John juga di sana, mendampingin Jaehyuk, Yedam, Haruto, Jeongwoo, dan Junghwan yang menanti kedatangan mereka dari dunia immortal.

Ini semua rencana Jihoon, sebagai ucapan permintaan maafnya juga sekaligus reuni antara Tim Treasure. Ia juga mengirim undangan untuk para Tim Eques yang tidak berhalangan hadir untuk datang ke kediaman Tuan John. Entah siapa saja yang akan ikut, tapi Jihoon sudah memaksa timnya sendiri untuk menyempatkan waktu dan harus hadir.

''Mereka belum sampai, Paman?'' Tanya Jihoon ketika ia sudah sampai di tempat mereka semua berdiri. Ia bergabung dan turut serta menunggu di sebelah Tuan John yang juga terlihat senang. Sepertinya Tuan John juga merindukan mereka yang ada di Dunia Immortal.

''Belum, seharusnya sebentar lagi mereka tiba,'' Tuan John dengan penampilannya yang masih terlihat gagah meski umurnya terus bertambah beralih menatap Jihoon, ''kalau Asahi sudah mempelajari sihir putih teleportasi, mungkin mereka sudah sampai sejak tadi.''

''Jangan berharap apa-apa kepada Asahi. Dia mempelajari sihir penyerangan saja sudah luar biasa, Paman.''

Jihoon melirik ke samping di mana terdapat para rekannya yang lain. Jeongwoo dan Junghwan yang paling kelihatan semangat berada terpisah dengan mereka, sedangkan yang lain biasa saja. Maksudnya, tidak telihat hiperbola seperti Junghwan, apalagi Jeongwoo.

''Jeongwoo kenapa nunggu di atas pohon gitu?'' Tanya Jihoon kepada Yedam, sambil menatap Jeongwoo yang sedang duduk nyaman di atas pohon.

Yedam sudah malas untuk menjawab sebenarnya karena ia sudah malas melibatkan diri jika itu tentang Jeongwoo, Si Gila yang tadi nekat naik ke atas pohon untuk mengambil anak panah kayunya. Padahal tak diambil pun mereka masih memiliki banyak anak panah di gudang penyimpanan milik Bangsa Aguar.

''Biarin aja, Bang. Orang Gila juga namanya.''

''Tumben nggak ikutan, To,'' celetuk Jihoon.

Terlihat Haruto yang sedang menyilangkan tangannya mengalihkan tatapannya kepada Jihoon, ''ikutan siapa, Bang? Jeongwoo? Gila, pohon setinggi itu. Gue masih waras sekalipun gue werewolf, Bang. Junghwan aja yang aneh mau ikut naik ke pohon itu.''

''Biarin aja udah, namanya juga remaja,'' ucap Jaehyuk menimpali.

''Seumuran Jeongwoo nggak pantes dipanggil remaja, Bang. Apalagi si Junghwan. Badan mereka berdua sama gue aja udah lebih besar mereka,'' balas Yedam.

''Lu kurang olah raga, Dam.'' Jihoon meledek Yedam dengan wajah menyebalkannya, sengaja menyenggol Yedam agar lelaki itu semakin jengkel.

''Jawaban lu kurang memuaskan, mending diem, Bang.''

''ITU MOBILNYA!''

Fokus mereka secara langsung teralihkan saat mendengar teriakan Jeongwoo dari ketinggian di atas salah satu pohon yang menjulang tinggi di sekitar mereka. Jihoon dan yang lain memang langsung mendengar suara deru mesin mobil yang sudah sering mereka dengar, karena Sunwoo menjemput rombongan dari Dunia Immortal menggunakan mobil milik Tuan John—mobil yang sama yang digunakan Yedam untuk menjemput Jaehyuk.

[iii] Become A KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang