xxxi. Liberation of the King

366 50 13
                                    





— Φ —





Suara riuh dari para hadirin yang menghadiri persidangan Jihoon di istana pusat tidak bisa dikendalikan lagi sejak kedatangan Renjun yang mengaku memiliki bukti yang akan sangat membantu Jihoon dalam proses pemeriksaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara riuh dari para hadirin yang menghadiri persidangan Jihoon di istana pusat tidak bisa dikendalikan lagi sejak kedatangan Renjun yang mengaku memiliki bukti yang akan sangat membantu Jihoon dalam proses pemeriksaannya. Kebisingan semakin menjadi ketika dia memperkenalkan Liam sebagai orang kepercayaan Changbin dan Hangyul sebagai Bangsawan Rimson yang menyamar sebagai tangan kanan Changbin ke hadapan para hadirin di ruang sidang sebagai saksi atas laporan yang telah dia serahkan kepada para tetua yang memimpin sidang.

Jihoon yang terduduk di sebelahnya menatap Renjun yang masih menunggu respon dari tetua atas bukti-bukti yang dia serahkan, dari tatapannya seolah dia meminta penjelasan lebih atas keadaan saat ini namun Renjun tak kunjung menatapnya. Ia beralih menatap ke belakang di mana ada Liam yang dia kenal baik sebagai orang kepercayaan Changbin dan seseorang yang Renjun perkenalkan tadi sebagai Bangsawan Rimson.

"Aku melakukan ini bukan karena kemauanku," Jihoon menoleh kala mendengar Renjun berbicara tanpa menatapnya. Wajahnya masih menghadap ke depan dengan raut datarnya, "semua terjadi di luar rencana yang ternyata malah membawa kami ke sini, ke dalam kasusmu."

"Apa maksudnya?"

Pada akhirnya, Renjun menoleh, "setelah kau dinyatakan bebas hari ini, semua akan aku jelaskan dari awal, dengan Tim Treasure dan Tim Eques."

"Bebas?"

Renjun merubah rautnya dengan memunculkan sedikit senyuman kecil, "dengan bukti yang kubawa, Tuan Aaron tidak akan berpikir dua kali untuk membebaskanmu. Ya, tidak sepenuhnya memang. Tapi kau bebas dari dugaan kasus penyerangan pusat."

Sementara di podium depan, Changbin sedang menatap marah ke arah Renjun yang terlihat sedang berbicara dengan Jihoon. Lalu dia beralih menatap Liam yang tertunduk di dalam kuncian lengan Hangyul yang ternyata sedang menatap datar ke arahnya. Melihat itu, emosi Changbin semakin memuncak. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa Hangyul yang selama ini kerap memberikan ide kepadanya ternyata bukanlah orang sembarangan jika yang dikatakan Renjun itu benar.

"Aku sebenarnya jauh berada di atasmu. Kau terlihat berkuasa hanya karena kau memiliki gelar bangsawan. Sedangkan aku? Aku memiliki lebih dari yang kau miliki."

"Lee Hangyul sialan!" Changbin semakin mengeratkan kepalan tangannya yang tertutupi podium sehingga tidak ada yang bisa melihat amarah besarnya selain dari raut wajah datarnya yang memerah.

[iii] Become A KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang