Sejak ditunjuknya ia sebagai raja, Jihoon telah bertekad tak akan seperti ayahnya atau pemimpin terdahulu ketika memimpin. Tak ada yang berhak mengaturnya kecuali rakyatnya sendiri, sekalipun itu para bangsawan.
Immortal Kingdom Series III
Become A...
Met ketemu Junkyu semuanya. Yang kangen sama Ben, met temu kangen juga.
— Φ —
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jihoon menundukkan kepalanya diantara kedua kakinya yang tertekuk dan dipeluk oleh kedua tangannya sendiri. Sebelah tangan yang memeluk kakinya itu sedang menggenggam mahkota, itu miliknya. Terlalu berat untuk kepalanya menanggung beban benda berlapis emas dengan sedikit sentuhan berlian yang berukir sederhana. Tapi, mahkota itu berat bukan karena material pembuatnya. Bagi Jihoon, mahkota itu berat karena ada tanggung jawab besar yang menjadi komponen utama dalam pembuatannya.
Dia lelah, hanya itu yang dia rasakan saat ini.
Menjadi seorang raja tidak semudah itu. Menjadi raja bukan hanya memerintah ini-itu kepada bawahannya, tapi menjadi raja berarti menjadi seseorang yang diandalkan sepenuhnya dalam keadaan apapun oleh anggota. Jihoon berusaha memenuhi kewajibannya sebagai raja. Tapi selama ia menjadi raja, masalah yang saat ini melandanya terasa jauh lebih berat. Masalah seolah datang berturut-turut tanpa memberi waktu sejenak untuknya bernapas. Kekacauan ini, harus dari mana ia mulai benahi?
Tidak, ia tidak akan menangis. Jihoon hanya lelah dan dia hanya butuh waktu sendiri untuk melupakan semua masalahnya. Melupakan sejenak tugasnya sebagai raja. Saat ini, ia hanya Park Jihoon, salah satu Vampir di dunia immortal. Tanpa ada embel Pemimpin ataupun Nama Klan.
Satu-satunya tempat untuk melarikan diri yang paling tenang hanya di pemakaman. Sejak ia kehilangan dua sahabatnya, Jihoon sering ke sini sebelum ia lama menetap di dunia manusia. Di saat-saat seperti ini, paling tepat adalah berbicara dengan seseorang yang telah pergi. Selain untuk menenangkan hati, hal itu dia lakukan untuk melepas rindu yang tak bisa terpenuhi karena tempat mereka telah berbeda. Biasanya, ia pergi bersama Mashiho tapi kali ini ia pilih pergi sendirian.
Duduk diantara dua makam yang terlihat megah baginya, Jihoon melepas penatnya bersama Junkyu dan Ben. Sekalipun mereka sudah tidak bisa dilihat lagi, Jihoon merasa kedua temannya itu akan selalu menyambut kedatangannya.
Daun-daun berguguran di sekitar wilayah pemakaman. Jihoon telah membersihkan gundukan milik kedua temannya hingga tampilannya jauh lebih bersih. Di saat ia sedang membersihkannya, ia merasa seperti sedang bersentuhan dengan mereka. Mungkin di luar ia terlihat seperti sudah ikhlas, tapi hatinya tidak bisa berbohong. Junkyu dan Ben akan selalu ia anggap masih hidup meskipun hanya di hatinya.