xxix. Decision

699 73 24
                                        



Lagi dan lagi, chapter ini dan mungkin kedepannya akan banyak scene forum-forum yang sometimes bikin pusing, pun saya sebagai penulis mengakui nulis scene forum lebih susah ditulis daripada perang huaa 😔 But, hope u guys can enjoy yaa! Baca saat waktu luang ajaa, terima kasiih ^^


Tapi, kita ketemu trio gila dengan pengasuhnya dulu ya, udah lama nggak ketemu, kan?


Ps: Nanti di akhir chapter ada pengumuman penting, tolong di baca ya semuanyaa ^^





— Φ —



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Lagi.



Untuk ke sekian kalinya, Jeongwoo kembali berada di situasi ini, hutan musim dingin dengan salju-salju yang tertinggal di tiap ranting pohon yang gundul. Hanya ada dia, sendirian di hutan dingin itu. Dan seperti yang sudah-sudah, ia hanya akan terdiam di sana sampai nanti ada yang mendatanginya.

Dia tahu kalau dirinya sedang bermimpi dan ia tahu maksud dari mimpi ini.

Apa gue harus terima ini semua sekarang?

Gue ... apa bisa?

Dia datang. Sebuah makhluk berbulu seputih salju di hutan itu dengan mata biru cerahnya yang memancarkan sebuah harapan besar selama dia menatap ke arahnya yang membeku. Setiap kali dia datang, ia tak pernah berani mendekatinya barang sedikit pun. Selalu ada jarak jauh yang tercipta di antara mereka.

Julian ....

Apa ini saatnya?

"Hei."

Seekor serigala putih yang sejak tadi hanya duduk dari jauh sambil menatapnya pun memberikan reaksi berupa kedipan mata. Serigala itu belum mau mendekatinya.

"Julian?" Baru ketika nama itu akhirnya terucap dari mulutnya setelah berulang kali memimpikan kejadian yang sama, Serigala itu seketika bangun dan mengibas-ngibas ekornya dengan kencang.

Keliatan senang banget.

"Apa kau masih berharap padaku?" 

Serigala putih itu berhenti menggerakkan ekornya, ia kini memiringkan kepalanya dengan mata yang mengerjap.

[iii] Become A KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang