x. Return Pt. 2

464 79 2
                                        






— Φ —




Jika bukan karena kedua orang tuanya yang secara khusus meminta padanya, mungkin Jaehyuk akan singgah lebih lama dan mengabiskan waktu lebih banyak dengan teman-temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika bukan karena kedua orang tuanya yang secara khusus meminta padanya, mungkin Jaehyuk akan singgah lebih lama dan mengabiskan waktu lebih banyak dengan teman-temannya. Namun seribu sayang, ayahnya meminta untuk segera kembali. Ketika ditanya apa alasannya, beliau menjawab kalau Jaehyuk sudah harus mulai mempelajari segala hal yang nantinya akan sangat berguna ketika ayahnya menyerahkan perusahaan sepenuhnya ke tangannya.

Jadi, di sinilah dia sekarang. Dengan hati yang berat, ia harus kembali berpisah dan entah kapan akan kembali bertemu dengan teman-temannya. Awalnya, ia menolak untuk diantar karena jarak bandara dengan titik tempat Kaum Aguar cukup jauh mengingat mereka menetap di hutan sebuah negara yang jauh dari pusat kota. Tapi, namanya juga mereka, Jaehyuk jelas tidak bisa menolak paksaan mereka yang ingin mengantarnya pulang.

Mereka semua sedang duduk menunggu keberangkatannya karena mereka datang lebih awal untuk menghindari keterlambatan. Cukup pagi karena Jaehyuk memang mengambil jam penerbangan pagi, jadi wajar kalau saat ini Jeongwoo dan Junghwan sudah kembali tertidur dengan kepala saling bersandar di masing-masing bahu Haruto yang kosong. Lalu ia dan Yedam duduk di seberang mereka. Tidak usah ditanya siapa yang membawa kendaraan, jawabannya sudah jelas. Kata Yedam, kapan lagi dia bisa menyetir mobil selain tugas-tugas khusus.

"Barangnya nggak ada yang ketinggalan, Bang?"

Jaehyuk kembali menatap bawaannya yang tidak terlalu banyak, berbanding terbalik ketika ia tiba di sini. Setelah memastikan semuanya telah dia bawa, ia menatap Yedam dengan kepala yang terangguk. "Udah semua, kok."

Yedam kemudian beralih menatap ke depan dan langsung disuguhkan wajah Haruto yang tertekuk, merasa kesal karena Jeongwoo dan Junghwan seperti tidak terlihat ingin bangun sementara Haruto sudah menunjukkan gerak tubuh tak nyaman. Yedam merasa kasihan tetapi juga terhibur di waktu yang bersamaan.

"To," Haruto hanya balas dengan menatapnya, "pegel?"

"Lu pikir aja pake otak di dengkul lu, Bang," jawabnya ketus sekali, padahal Yedam tidak berkontribusi dalam membuatnya tak nyaman. Memang dasarnya werewolf adalah makhluk yang cukup sensitif.

"Santai, Bro. Lagian siapa suruh lu duduk di tengah-tengah?"

"Ya mana gue tahu kalau mereka bakalan tidur dan nyender di bahu gue?!"

"Dam, udah, anaknya makin sensi entar," ucap Jaehyuk menengahi perdebatan mulut diantara keduanya. Baru setelahnya keduanya kembali diam.

Kesunyian yang tercipta diantara mereka membuat Jaehyuk kembali mengingat situasi tegang yang sempat terjadi ketika teman-temannya yang berasal dari dunia immortal datang. Kejadian di mana Jihoon mengaku tengah menyembunyikan sesuatu yang cukup penting dari mereka yang sampai sekarang belum diketahui hal apa yang dirahasiakannya itu. Bukannya ia tak suka Jihoon menutup-nutipi sesuatu, Jaehyuk lebih merasakan khawatir berlebih.

[iii] Become A KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang