ix. Important Meeting

493 84 2
                                    




— Φ —




Tiga hari setelah kepergian Mashiho dan Doyoung ke dunia manusia, tibalah hari yang paling Jihoon wanti-wanti dan dia persiapkan sedemikian rupa. Hari ini adalah hari di mana rapat pertama dalam rencana penghapusan Hak Eksklusivitas Bangsawan dilakukan dan Jihoon yang akan memimpin rapat nanti, karena Yoshi dan Hyunsuk telah sepenuhnya melimpahkan rencana ini kepadanya. Secara resmi, kini dia yang bertanggung jawab atas rencana penghapusan hak tersebut.

Entah nanti ada berapa orang yang hadir, karena rapat ini bukan pertemuan wajib. Namun berdasarkan peninjauan yang telah dilakukan Hyunsuk dan Yoshi sebelumnya, orang-orang yang satu suara dengannya berjumlah lumayan, meksipun itu bukan data yang pasti. Tapi setidaknya, ada orang-orang yang sependapat dengannya.

Karena Jihoon nanti yang akan memimpin berlangsungnya rapat yang lebih pantas disebut diskusi itu, ia telah menyiapkan segala materi yang dibutuhkan untuk nanti meyakini mereka yang hadir agar tetap sependapat dan mendukugnya. Mulai dari analisis, daftar-daftar penting, sampai alasan kuat yang mengharuskan hak itu dihapus telah Jihoon siapkan.

Rapat diadakan di Kerajaan Pusat karena agenda dan rencananya bersifat umum, berarti berpengaruh untuk seluruh lapisan kaum immortal. Kini, Jihoon sedang berada di ruang tunggu yang berada tepat di sebelah ruang rapat yang dulu sering dia gunakan dengan rekan-rekannya yang lain saat Kerajaan Pusat masih dibawah tanggung jawabnya dengan Yoshi.

Ia sendirian di ruangan itu, dengan perasaan gelisah. Bukan karena rapat nanti, namun dia memikirkan masalah pemberontakan dan mereka yang ada di dunia manusia. Memang sementara, tugas itu telah dilimpahkan kepada Hyunjin dan Sungchan, dibantu dengan teman-temannya, namun ia tetap tidak bisa tenang.

Ancaman pasti akan selalu ada dan Jihoon tidak bisa mengabaikannya. Yang ia takutkan, pemberontak itu akan kembali menyerang dengan menargetkan Kaum Aguar, itu adalah skenario yang paling buruk. Sekalipun Sungchan sudah memastikan dari analisis yang dia tulis di dalam laporan kalau hal itu sangat kecil kemungkinan terjadi, tetap saja kecil kemungkinan yang dimaksud itu tidak bisa diabaikan.

Ia masih terlalu takut untuk merasa kehilangan.

Tok. Tok. Tok.

Yang semula tubuhnya menghadap ke jendela, kini sepenuhnya berbalik setelah mendengar ketukan pintu ruangan yang sedang ia gunakan untuk menenangkan diri. Saat ia izinkan seseorang di balik pintu itu masuk, ia pikir itu Hyunjin yang hendak memberitahunya untuk segera pergi ke ruang rapat dan memulainya. Tetapi yang ia dapati justru Hyunsuk dengan setelah khas seorang raja dengan patron unik yang mencirikan asal klannya.

"Lu udah siap?"

"Gue udah harus mulai rapatnya?" Jihoon pikir, Hyunsuk yang menggantikan Hyunjin untuk memberitahunya, namun ia malah melihat Hyunsuk berjalan menuju sofa ruangan dan duduk santai di sana.

Sang Raja Klan Victor itu menoleh, kemudian memberinya isyarat melalui gerakan satu tangannya yang menyuruhnya untuk duduk tepat di sebelahnya. Sempat merasa bingung, namun pada akhinya Jihoon tetap mendekat.

"Ada apa?"

"Lu keliatan gugup gitu, wajah lu kayak orang lagi tertekan aja," Hyunsuk meledeknya dengan wajahnya yang terlihat cukup menyebalkan, "udah siapin semua yang lu perluin, kan?"

"Udah."

"Lah terus, kenapa keliatan tertekan gitu." Hyunsuk tak paham apa yang sebenarnya menjadi alasan kegelisahannya saat ini.

[iii] Become A KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang