Kalandra memakai kembali jaketnya dan melajukan motornya meninggalkan jalan depan kos Kanaya setelah gadis itu masuk ke dalam rumah kos yang ditinggalinya. Dering ponsel yang bergetar di dalam saku celana membuat Kalandra menyalakan lampu sen kiri dan menghentikan motornya di kiri jalan, lalu membuka ponselnya, sebuah panggilan masuk dari Rama.
"halo, kenapa bre?." Tanya Kalandra.
"anak-anak pada ngumpul di rumah, kesini lah, lo dimana nyet?."
"dijalan, lo nggak denger apa suara motor berisik?."
"iya sih, lo kesini dah, jangan lupa bawa martabak manis sama gurih."
"kocak lo, lo kan presiden BEM, seharusnya mensejahterakan para mahasiswa yang kurang ini."
"anjrot anak rektor masih aja ngaku miskin, bapak lo tuh kedip aja di tawarin duit."
"halah nggak usah bawa-bawa orang tua lo, dah lah ntar gue bawain, otw ni."
"good."
Kelandra mematikan panggilan teleponnya kemudian memasukkan ponselnya kembali kedalam saku celana dan memakai kembali helmnya. Sebelum ke rumah, pria itu membeli martabak sesuai pesanan Rama, martabak manis dan gurih, masing-masing dua kotak. Kemungkinan banyak orang dirumah, yang disebut rumah itu adalah basecamp anggota organisasi ekstra kampus, karena termasuk Rektor juga alias orang tua Kalandra, dulunya juga anggota organisasi tersebut, masalah rumah adalah hal terkecil yang bisa di kabulkan, bukan lagi rumah kontrak melainkan rumah yang sudah di beli.
Motor Kalandra berhenti di depan gerbang rumah, disana banyak motor lain bahkan juga ada mobil, terutama mobil milik Jackson yang sudah pasti membawa Nadya bersamanya. Kalandra melepaskan helmnya, masuk kedalam rumah dengan dua kantong plastik berisi martabak.
Pria itu memberikan semua martabak ke anak-anak yang memang lagi berkumpul membentuk lingkarang di ruang tengah, rumah yang hanya terdapat dua kamar, satu kamar di gunakan untuk meletakkan buku-buku, dan satu kamar lagi berisi komputer dan lain-lain untuk mengerjakan beberapa pekerjaan penting, ada juga dapur yang sekaligus kamar mandinya, halaman belakangnya lumayan luas, tapi dibiarkan kosongan, niatnya digunakan untuk memperluas bangunan tapi dana belum cukup.
Setelah menemui Rama yang ada di ruang kerja, Kalandra dan Rama bergabung dengan yang lain di ruang tengah, kalau berpikir bahwa Rama adalah ketua organisasi tersebut jawabannya bukan, ketua organisasi tersebut adalah orang yang sama sekali tidak terlihat di kampus, bukan mahasiswa yang menjabat sebagai anggota DPM atau BEM, melainkan mahasiswa biasa yang hanya ikut salah satu UKM sesuai bakatnya.
"oke saya mulai rapat malam ini, sebelumnya terimakasih banyak kepada pak ketua panitia PKKMABA kita atas makanan yang dibawanya." Ucap ketua organisasi yang masih menjabat hari ini, namanya Ilham, mahasiswa fakultas ekonomi angkatan 2018 yang harusnya sudah lulus tahun ini tapi harus menambah satu semester lagi.
Fira membuka buku notulensinya untuk mencatat hasil rapat pada malam ini.
"kemudian pembahasan kita mengenai mahasiswa baru, tahun ini harus lebih banyak dari tahun sebelumnya, sudah dibagikan siapa saja yang menangani mahasiswa baru yang telah ditunjuk masing-masing namanya."
"usul bang, kan gue nih dapet maba yang ternyata maba nya dah jalan sama anggota kita disini, boleh tukeran kan ya?." Tanya Jovan yang sebenarnya menyindir Kalandra, Jovan harusnya mendekati Kanaya, tapi Kalandra malah yang mendekati Kanaya, masalah Kanaya dibawa oleh Nadya adalah masalah lain, toh Nadya sangat mudah menggaet maba karena dia sangat ramah dan suka membantu.
"boleh saja, toh akhirnya sama aja kan. Sekarang absen satu-satu yang udah fix aja."
Mereka semua mengabsen maba yang berhasil mereka ajak, sampai hari ini masih hari pertama pendekatan, hanya tiga orang maba yang mau bergabung dengan embel-embel relasi yang cukup banyak dan juga orang-orang penting, mereka yang berhasil di gaet dengan embel-embel tersebut adalah maba yang tingkat ekonominya menengah kebawah, atau maba yang pertama kali kuliah di keluarganya dan ingin berhasil setelah lulus kuliah nanti.
Setelah rapat berakhir, Kalandra dan Rama duduk di teras depan sambil merokok membicarakan banyak hal dari kuliah hingga masalah Tuhan. Jovan pun ikut nimbrung di antara mereka berdua, tapi pembahasan Jovan sama sekali tidak berbobot karena lagi-lagi dia membicarakan soal wanita.
"jadi lo udah sampai mana sama maba itu?." Tanya Jovan sambil merangkul Kalandra.
"nggak usah berisik deh lo." Kesal Kalandra, karena hanya Jovan sahabatnya yang cukup ember masalah rahasia milik Kalandra.
"maba yang mana nih? Gue ketinggalan." Rama jadi ikutan penasaran.
"lo nggak tau ram? Anak yang telat dan name tag nya di ambil fakultas teknik." Ucap Jovan, sebenarnya Rama angkatan 2019 lebih tua daripada Jovan dan Kalandra, tapi karena mereka sudah sangat dekat jadi memanggil dengan nama tanpa kata kak atau bang.
"gue lupa namanya, siapa ya?."
"Kanaya." Jawab Jovan.
"emang ember banget nih mulut." Ucap Kalandra.
Sebuah pesan masuk ke ponsel Kalandra, membuatnya berpamitan lebih awal, dia mendapatkan pesan dari ibunya kalau ada acara keluarga hari ini, keluarga besar, dan dia harus datang bersama keluarganya, kedua orang tuanya ke acara tersebut.
Kalandra meninggalkan rumah itu menuju ke rumah keluarganya, sekitar pukul 9 malam Kalandra sampai di depan gerbang rumahnya, penjaga gerbang membukakan pintu gerbang untuk Kalandra, dua pelayan membantunya membawakan tas dan melepaskan jaket yang Kalandra pakai.
"mana papa dan mama?." Tanya Kalandra pada kepala pelayan.
"tuan dan nyonya masih ada di kamar tuan muda, jam set 10 kemungkinan acaranya."
"oke, kalau gitu gue mau mandi terlebih dahulu."
Kalandra masuk kedalam kamarnya, membersihkan badan dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih formal. Mereka satu keluarga berangkat ke hotel tempat pertemuan dengan keluarga besar, Kalandra akan pulang jika hanya ada acara, sisanya dia selalu sibuk dengan urusannya sendiri, lagipula Kalandra juga tinggal di apartemen sendiri.
***
Yang ngerasa kampus nya gelap banget (berpolitik parah), kita satu kampus👍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAS ✓
Teen Fiction[END] Warning 21+!! "Pasal 284 KUHP, selama belum ada perubahan pada pasal tersebut, maka apa yang akan kita lakukan sah dimata hukum, kecuali diantara kita sudah terikat pernikahan." ucap Kalandra tegas dengan pasal-pasal yang keluar dari mulut man...