Sudah hampir satu minggu sejak kejadian pada hari itu dimana Kanaya dan Kalandra melakukan hal yang membuat Kanaya tidak bisa tidur dan malah membayangkan yang tidak-tidak. Kalandra sering Chatting dengan Kanaya, tapi hanya sebatas chat dan tidak lebih, sangat jelas bahwa Kalandra berniat mendekati Kanaya, tapi minggu ini Kalandra benar-benar sibuk bahkan jarang absen kelas. Sedangkan Kanaya sama seperti mahasiswa baru lainnya yang datang ke kelas tepat waktu, siang ini setelah berbincang dengan Merlin dan Pragas di gazebo dekat gedung perkuliahan fakultas Hukum, mereka bertiga masuk ke kelas untuk mengikuti mata kuliah Bahasa Inggris. Kalau di semester satu masih ada mata kuliah yang pernah ada di SMA, seperti bahas Inggris, bahasa indonesia, pendidikan kewarganegaraan, agama, dan sisanya adalah mata kuliah pengantar.
Hari ini sudah hari jumat, belum seminggu penuh tapi hari terakhir di minggu ini masuk kelas dan di lanjut minggu depan mengulang mata kuliah pada minggu ini, dan seterusnya hingga satu semester.
"lo udah liat di akun instagram pkkmaba belum?." Merlin berbisik pada Kanaya saat gadis itu baru saja melihat akun instagram pkkmaba yang memposting barang untuk dibawa besok, mereka kelas dan di kelas itu tidak diperbolehkan membuka ponsel, tapi rata-rata membuka ponsel di atas buku yang dibuka, sehingga kalau dosen melihat ke arah mereka yang diam-diam membuka ponsel, bukunya bisa langsung ditutup satu lembar agar menutupi ponsel, lebih aman ketimbang bermain ponsel di paha dan menunduk terus, tapi jangan di tiru.
Kanaya menggeleng mendengar pertanyaan Merlin, gadis itu kemudian melihat ponsel Merlin yang ada di meja menunjukkan beberapa tugas dan barang bawaan untuk besok. Namun yang membuat Kanaya sedikit speechless adalah ponsel baru Merlin, baru kemarin Merlin memakai Iphone 11, lalu sekarang sudah upgrade jadi Iphone 13 Pro Max.
"hp baru?." tanya Kanaya lirih.
"iya di beliin daddy waktu di Singapura." Jawab Merlin sangat bangga.
"Kanaya! Merlin!." teriakan dari dosen membuka Kanaya dan Merlin gugup dan melihat kedepan. "jangan ngobrol di kelas, kalau ngobrol di luar sana."
"maaf bu."
"maaf bu."
Selama hampir dua jam berlalu, Dosen meninggalkan kelas disusul dengan mahasiswa yang juga mulai meninggalkan kelas, Kanaya, Merlin dan Pragas berjalan beriringan menuju ke area depan gedung. Jam-jam rawan rame, buktinya di depan gedung banyak mahasiswa lama yang tengah bersantai, merokok sambil berdiskusi seru, kalau akan meninggalkan gedung itu, mau tidak mau harus melewati mahasiswa yang duduk di sana, lewat di sela-sela nya, atau lewat pintu lain yang mengharuskannya jalan memutar.
"kalian duluan aja, gue lewat belakang." ucap Kanaya kepada dua temannya.
"apaan sih lo Nay, kita kan mau makan bareng di warteg dekat kos lo." Pragas mulai protes karena pria itu sudah kelaparan.
"iya lo, kita dah janji mau makan siang bareng hari ini."
"besok aja ya."
"ga! sekarang aja, lo malu ya ada kating?." tanya Merlin sedikit mengejek.
"enggak kok."
"ihh bener nih malu." Pragas ikutan mengejek Kanaya.
Akhirnya mau tidak mau Kanaya ikut dengan mereka berdua lewat pintu depan, Kalandra berada disana sedang mengobrol dengan teman-temannya tapi saat Kanaya lewat, mata Kalandra tidak teralihkan ke tempat lain, hanya memperhatikan Kanaya yang berjalan mengikuti kedua temannya. Sepertinya bukan hal baik untuk Kanaya hari ini, saat dia melangkah naik ke tangga yang hanya tiga tingkat tangga saja, kakinya tidak tepat mengambil tangga kedua hingga membuatnya terhuyung ke belakang, dalam hati Kanaya dia pasrahkan kepada Tuhan yang Maha Esa, sakitnya mungkin tidak seberapa, tapi malunya mungkin sampai dia lulus kuliah.
Kanaya menutup matanya, namun dia tidak merasakan sakit sama sekali, hingga Kanaya membuka mata dan bertemu dengan wajah tampan Kalandra dan mata tajamnya, bahkan nafas Kalandra ngos-ngosan seperti habis dikejar anjing gila.
"lo nggak papa?." tanya Kalandra lirih, kejadian ini lebih memalukan ketimbang jatuh sendiri, bagaimana mungkin Kalandra bisa menangkap Kanaya yang jaraknya cukup jauh dari Kalandra duduk.
Kanaya menggeleng dan langsung bangun dari pelukan Kalandra yang menangkapnya. "nggak papa kak, makasih." ucap Kanaya sangat malu.
"cie elah, berasa nonton film roman anjing!." teriak salah satu teman Kalandra yang membuat semua ikutan bersorak.
Kanaya semakin malu, apalagi kedua temannya yang malah senyum-senyum sendiri melihat sahabat mereka tengah di permalukan di depan umum. Kanaya langsung menghampiri Merlin dan Pragas, Kanaya menarik tangan Merlin dan Pragas meninggalkan area kampus, saking malunya.
Mereka bertiga jalan di area pejalan kaki menuju ke gerbang kampus, Merlin selama berjalan kaki terus membicarakan mengenai Kalandra yang menurutnya sangat keren, tapi bagi Kanaya sendiri, kejadian itu sangat memalukan, apalagi pikiran Kanaya yang terlalu liar saat melihat Kalandra, jadi flashback kejadian beberapa hari yang lalu dengan Kalandra.
Sedangkan di sisi lain, setelah membantu Kanaya, Kalandra kembali bergabung dengan teman-temannya.
"udah makin makin aja bre." sindir Jovan.
Mendengar ucapan Jovan malah membuat Kalandra tersenyum, wajah malu-malu Kanaya dan pipi merahnya saat berhadapan dengan Kalandra membuat pria itu sangat yakin bisa mendapatkan Kanaya secepatnya.
"itu anak maba di pikir-pikir cakep juga loh." Rama mulai ikut nimbrung membahas mengenai Kanaya.
"ITU PUNYA GUE!." teriak Kalandra yang membuat Rama tertawa.
"santai bos."
"awas aja lo."
"lo nggak ada sopan-sopannya sama kating." ucap Rama yang hanya mendapat tatapan kesal Kalandra.
"bodo amat." jawab Kalandra santai.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAS ✓
Teen Fiction[END] Warning 21+!! "Pasal 284 KUHP, selama belum ada perubahan pada pasal tersebut, maka apa yang akan kita lakukan sah dimata hukum, kecuali diantara kita sudah terikat pernikahan." ucap Kalandra tegas dengan pasal-pasal yang keluar dari mulut man...