Motor Kalandra sampai di depan gerbang kos Kanaya, Kanaya lekas turun dari motor dan melepaskan helm yang dia pakai lalu memberikannya pada Kalandra. "makasih kak." ucap Kanaya sambil tersenyum pada Kalandra.
"nay, soal yang gue omongin di motor tadi lupain aja."
"yang mana kak?." Hati Kanaya mulai berdetak lebih cepat dari yang dia kira, berharap apa yang Kanaya dengar di motor memang benar.
"Yang soal lo mau nggak jadi pacar gue."
"Oh itu, nggak papa kak santai aja." Kanaya berusaha tertawa mengatakan hal tersebut walaupun aslinya sangat kecewa "kak, gue masuk duluan ya mau ngerjain tugas." Setelah berpamitan pada Kalandra, Kanaya langsung masuk ke dalam gerbang kos nya.
Sedangkan Kalandra menyalakan motornya kembali meninggalkan area kos Kanaya.
***
"Aahh ahhh ahhh fucckk !!." Nadya mendesah hebat di bawah Jackson, wanita itu masih memakai kemejanya namun semua kancing terbuka dan tidak memakai bra sama sekali.
"Ooh Ahh sempittt by." Jackson merasakan penisnya terjepit di vagina Nadya, merasa kenikmatan yang tiada tara.
Mereka berdua baru saja pulang dari club saat keduanya sama-sama mabuk, hanya Jackson yang masih setengah sadar dan bisa mengendarai mobil sampai ke apartemen mereka.
Jackson membalik badan Nadya, membuatnya menungging membelakangi (doggy style). Tanpa melepaskan penisnya yang masih berada di dalam milik Nadya.
Kembali Jackson menghujami milik Nadya, tangan kekarnya beberapa kali menampar pantat seksi Nadya, yang selalu menggoda baginya.
"Ouuhhh gue mauu keluaarr byy." Racau Jackson yang semakin mempercepat gerakannya, "aaaahhh." Jackson menarik penisnya keluar dari vagina Nadya dan menyemburkan sperma nya tepat di pantat seksi Nadya.
Jackson mengambil tisu yang ada di nakas sebelah tempat tidur dan mengusap pantat Nadya yang penuh dengan spermanya, juga membersihkan penisnya yang lengket.
Mereka berdua merebahkan tubuh di ranjang, keduanya melihat langit-langit apartemen di temani bulan yang malam ini bercahaya dan memantulkan cahayanya di kamar mereka, karena tirai jendela yang dibiarkan terbuka.
"Sebenarnya hubungan kita apa?." Sebuah pertanyaan keluar dari mulut Nadya untuk pertama kali.
"Teman tapi mesra." Jawab singkat Jackson.
"Gue butuh kepastian Jack, kalo lo emang nggak suka sama gue, yaudah gue bisa pindah, kalo gini terus yang ada gue jatuh cinta sama lo semakin dalam." Nadya melihat kearah Jackson, sedangkan Jackson masih berada pada pandangan kosongnya melihat langit-langit.
"Lo lagi mabuk, kita bahas besok lagi." Jackson bangun dari tidurnya.
"Gue sadar, gue nggak lagi mabuk sekarang." Jawab Nadya sedikit keras.
"Terus lo mau apa dari gue? Sejak awal lo juga tau kalo gue nggak mau ada hubungan serius sama cewek."
"Gue tau, harusnya gue nggak sama lo juga sih." Nadya bangun dari ranjang, berjalan menuju ke pintu, berniat untuk keluar kamar dengan keadaan yang masih telanjang karena pakaian mereka ada di ruang tengah.
Baru saja menyentuh gagang pintu, sebuah tangan melingkar di pinggang Nadya dan kepala bersandar di pundaknya. "Maaf nad, gue takut." Ucap Jackson lirih.
"Lepasin gue Jack." Nadya berusaha melepaskan tangan Jackson tapi tidak bisa.
"Gue bohong kalo gue nggak sayang sama lo, gue bohong kalo gue nggak pengen sama-sama lo terus. Tapi gue terlalu takut buat berkomitmen soal hubungan kita, gue takut lo kayak nyokap gue."
Nadya membalik tubuhnya berhadapan langsung dengan Jackson saat merasakan sebuah air berada di pundaknya. Jackson sangar cuek dan dingin pada siapapun bahkan dia jarang bicara anaknya, tapi untuk pertama kalinya pria itu menangis dihadapan Nadya.
"Hei jangan menangis." Nadya mengusap air mata yang jatuh di pipi Jackson, dia tidak peduli bagaimana citranya di depan Nadya karena Jackson benar-benar takut kehilangan Nadya.
Nadya mengajak Jackson duduk di ranjang kembali, pria itu mulai menceritakan semua kehidupannya terutama keluarganya. Kalau saja Jackson lahir dari keluarga baik-baik saja maka sudah pasti dia tidak akan tinggal di apartemen mengingat Jackson berasal dari kota ini, bahkan ayahnya juga masih ada. Kedua orang tuanya sudah bercerai saat Jackson sekolah menengah atas, saat ayahnya sibuk bekerja, ibunya membawa pria lain pulang kerumah.
Hingga pada akhirnya hal itu diketahui oleh ayahnya dan membuat hubungan orang tuanya hancur, Jackson tinggal dengan ayahnya, ibunya entah kemana dia tidak pernah peduli. Tepat kejadian itu mantan kekasihnya juga selingkuh dengan teman yang sudah Jackson anggap sebagai keluarga sendiri, hancurnya dua kali lipat dan Jackson tidak ingin berhubungan dengan wanita manapun.
Nadya memeluk Jackson erat "maaf karena gue nggak tau masa lalu lo, gue nggak akan nuntut lo buat ngasih kepastian ke gue lagi. Bagi gue sekarang, lo suka dan sayang sama gue itu udah cukup." Ucap Nadya tulus.
"Maaf gue egois nad."
"Nggak, lo cuma butuh waktu aja, tapi nggak semua cewek kayak gitu kok."
"Iya gue tau."
Tubuh mereka yang telanjang, menempel dengan sempurna, membuat birahi Jackson mulai naik kembali, Nadya sadar akan hal itu, sekuat tenaga Jackson menahannya tapi tangan Nadya iseng memegang penis milik Jackson yang sudah sangat mengeras.
"Naadd." Ucap Jackson memberi peringatan.
Nadya pun tersenyum sambil menunduk, menjilat penis Jackson bagaikan es krim, tak lupa mengurutnya menggunakan tangan. Sedangkan Jackson mulai menarik rambut panjang Nadya saat Nadya memasukkan penis Jackson kedalam mulutnya.
***
📝 notes : 333 dilihat, aku update part selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAS ✓
Teen Fiction[END] Warning 21+!! "Pasal 284 KUHP, selama belum ada perubahan pada pasal tersebut, maka apa yang akan kita lakukan sah dimata hukum, kecuali diantara kita sudah terikat pernikahan." ucap Kalandra tegas dengan pasal-pasal yang keluar dari mulut man...