Sisi Gelap Kampus (2)

65.1K 1K 4
                                    

Kanaya baru saja menyelesaikan kegiatan berdandannya pagi ini sebagai mahasiswa yang masuk ke kelas dan mengikuti perkuliahan setelah dua hari berturut-turut melaksanakan ospek dan bertemu para panitia ospek yang notabene nya adalah kakak tingkat ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanaya baru saja menyelesaikan kegiatan berdandannya pagi ini sebagai mahasiswa yang masuk ke kelas dan mengikuti perkuliahan setelah dua hari berturut-turut melaksanakan ospek dan bertemu para panitia ospek yang notabene nya adalah kakak tingkat semua. Hari pertama dia masuk kelas, Kanaya sama sekali tidak tahu pakaian apa yang seharusnya dikenakan, jika di fakultas lain masih menggunakan hitam putih atau pakaian batik, berbeda dengan Fakultas Kanaya yang sudah boleh menggunakan pakaian bebas.

Pilihan Kanaya pagi itu jatuh pada tanktop hitam, dipadukan dengan kemeja biru dan celana jeans hitam. Setelah siap dengan penampilannya yang cukup rapi dan make up tipis, Kanaya mengambil totebag berisi dompet, buku binder, alat tulis, dan ponsel nya tak ketinggalan. Gadis itu keluar dari kamar kos, menguncinya dari luar dan lekas menuruni tangga menuju ke depan kos, Kanaya pikir pagi ini dia akan mencoba untuk berjalan kaki, tapi nyatanya tidak karena Kalandra berada di depan gerbang kosnya sambil tersenyum manis melambaikan tangan pada Kanaya.

Kanaya segera menghampiri pria itu, membuka gerbang dan keluar dari gerbang.

"Pagi kak." Sapa Kanaya, aslinya lagi salting karena sudah mendapatkan senyuman dari Kalandra, tapi mau bagaimana lagi, masa tidak menyapa.

"Pagi, udah siap kuliahnya?."

"Udah kak."

Kalandra memberikan helm pada Kanaya untuk di pakai gadis itu dan menyuruhnya segera naik keatas motor. Sebenarnya jarak antara kos Kanaya dan kampus itu sangat dekat, entah kenapa Kalandra sangat ingin direpotkan oleh seorang Kanaya, niat Kalandra sendiri, tapi apartemen Kalandra itu kalau ke kampus tidak lewat kos Kanaya.

Mereka sampai di parkiran fakultas hukum, Kanaya turun dari motor Kalandra, menjadi pemandangan seluruh mahasiswa yang kebetulan berada di sana, bukan hanya mahasiswa baru, malah mahasiswa baru belum diperbolehkan membawa kendaraan, otomatis disana hanya ada mahasiswa lama.

"Makasih kak." Ucap Kanaya karena mulai tidak nyaman berada di parkiran.

"Masuk duluan aja nggak papa." Kalandra mulai mengerti dengan apa yang dirasakan oleh Kanaya makanya menyuruh gadis itu masuk lebih dahulu.

"Duluan kak." Kanaya berpamitan sembari tersenyum pada Kalandra menuju ke ruang kelasnya di jam pertama.

Sedangkan Kalandra masih berada disana, bergabung dengan teman-temannya yang sedang merokok di dekat parkiran motor. Tos kepal tangan seperti biasanya dengan yang lain, lalu duduk disana bersantai.

"Wihh dah deket aja lo." Ucap Jovan yang menyindir, mengingat sejak awal hanya Jovan yang sadar Kalandra tertarik dengan mahasiswa baru itu.

"Apaan sih lo, bagi rokok bre, lupa ketinggalan rokok gue." Kalandra tanpa meminta persetujuan dari Jovan, langsung mengambil begitu saja rokok milik Jovan.

"Lah kocak lo, ntar traktir makan nyet."

"Iye iye." Kalandra duduk di sebelah Jovan.

"Lo ngapain dah jam segini dah dateng? Bu Diana kan nggak ada bre pagi ini, kosong. Lo nggak liat di grup kelas?." Ucap Jackson yang baru saja tiba setelah mengantarkan Nadya ke fakultasnya.

"Lo kayak nggak tau aja yang satu ini lagi pdkt." Jovan merangkul pundak Kalandra sembari memastikan bahwa ucapannya sangat benar.

"Kanaya maksud lo? Adeknya Nadya?." Jackson mulai berbicara, ada sedikit fakta yang Jackson tahu akhir-akhir ini dari Nadya mengenai Kanaya, dan Jackson menceritakannya pada Kalandra yang membuat pria itu mengepalkan tangannya dengan wajah sangat kesal.

***

Kanaya masuk ke kelasnya, dia duduk di sebelah Merlin yang menyisakan satu kursi kosong untuknya, di sebelah Merlin juga ada Pragas yang melambaikan tangan pada Kanaya. Dosen pun datang, untuk pertama kalinya mereka semua yang ada di ruangan itu bertemu dengan dosen secara langsung untuk belajar mata kuliah jurusan hukum.

Hampir dua jam lamanya berada di dalam kelas, akhirnya mereka semua bisa keluar untuk istirahat sambil menunggu jam mata kuliah kedua sekaligus yang terakhir, jadwalnya sampai hari jumat dan matakuliah semester satu dibagi rata, hari pertama kebetulan jamnya tidak panjang, hanya sampai jam 12 atau jam makan siang setelah itu tidak ada lagi matakuliah.

Kanaya, Merlin, dan Pragas berada di gazebo dekat gedung tempat mereka kelas, berbincang hal kecil untuk mengisi waktu tunggu sebelum kelas berikutnya dimulai.

"Lo udah denger belum?." Merlin mulai mendekatkan wajahnya pada Kanaya dan Pragas.

"Apaan?." Tanya Pragas penasaran.

"Kemarin di dekat kesekretariatan BEM, ada maba yang denger suara video bokep." Ucap Merlin.

"Yang bener aja sih Mer, jangan kasih berita nggak jelas gitu dong." Kanaya mulai protes, dia sendiri tidak percaya hal seperti itu apalagi di kampus, kampu itu salah satu tempat umum baginya, kalo nonton bokep sih bisa aja tapi masa nggak pake headset.

"Gue juga denger dari beberapa maba yang kebetulan lewat ruangan bem mau ke toilet belakang soalnya toilet depan full." Pragas mulai setuju dengan apa yang dikatakan oleh Merlin.

"Bener kan kata gue."

"Tapi masa sih, bukan bokep kalik."

"Menurut lo?? Orang ngewe gitu?." Merlin mulai mengatakan tanpa filter.

"Bisa aja mer." Pragas juga setuju dengan bercandaan dari Merlin.

"Kalian berdua bener-bener, gue masih nggak percaya kayak gituan di kampus, apalagi kan posisinya semua pada ospek, rame di kampus tuh."

"Ya ampun lo polos banget anjir, kasih tau Mer temen lo ini." Pragas mulai kesal dengan ketidaktahuan Kanaya mengenai kampus.

"Gini ya gue kasih tau lo nih, sebagai teman sangat sangat baik. Kampus itu bebas banget Nay, apapun bisa ada disini tanpa kita duga, bahkan dulu pernah ada kasus ada dua mahasiswa yang lagi gituan di rooftop, lo bayangin aja deh kayak gitu di kampus, jadi lingkupnya tuh nggak kayak SMA yang cuma dua atau tiga gedung, disini gedungnya banyak banget, jadi ya nggak tau apa yang di sembunyikan." Jelas Merlin.

Kanaya hanya mengangguk mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Marlin.

"Satu lagi Nay, jangan sampai lo masuk organisasi paling toxic di kampus, yaitu organisasi luar kampus, sumpah rata-rata bulshit banget." Ucap Pragas menambahkan.

Kanaya ingat dengan apa yang dia lakukan kemarin, dimana dia sudah ditawari untuk masuk organisasi luar kampus dengan Nadya dan Kalandra.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KELAS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang