***
"Kamu Mami jodohin ya?"
Giselle nyaris menyemburkan jus mangga yang sedang dia minum sesaat setelah Maminya dengan santai mengatakan itu.
Dengan susah payah Giselle menelan jus mangganya lantas menatap Mami dengan pandangan tidak terima.
"Mi, I'm literally 25! Kenapa Mami mau jodohin aku segala?"
"Yes you're," balas Mami atas pernyataan Giselle terhadap umurnya. "Dan kenapa diumur kamu yang sekarang ini kamu belum juga punya pacar sayang? Temen-temen kamu pada lomba-lomba nyebar undangan pernikahan, kamu nggak iri liatnya?"
Giselle memutar bola matanya malas, "Nggak."
"Mami aja panas liatnya loh! Padahal anak Mami kan cantik, kok bisa nggak laku-laku sih!" gerutu Mami.
Gemas sekali dengan tingkah anak bungsunya yang malah memfokuskan diri pada pekerjaan dan melupakan kisah asmaranya sendiri. "Kamu jangan ikutan abang kamu tuh yang fokus banget depan layar laptop tapi lupa buat pacaran."
"Mi," Giselle memijat kepalanya pening, "Orang tua yang lain tuh pada protes soal anaknya yang kebanyakan pacaran dan malah nggak kerja, kenapa Mami malah protes soal aku dan bang Jef yang fokus kerja dan nggak pacaran?" tanyanya heran.
Sungguh, Giselle merasa sangat amat heran dengan Maminya. Ini, Maminya normal, kan?
"Ya wajar aja mereka gitu! Kan pacarannya berlebihan makanya diprotes!" Mami masih tak mau kalah berdebat. "Nah kamu juga kerjanya berlebihan makanya Mami protes! Kamu juga harus mulai mikirin soal masa depan kamu sayang, nggak mungkin kan selamanya kamu mau sendirian terus?"
Kedua bahu Giselle mengendik, "Aku nggak sendirian, kan ada Mami, Papi sama bang Jef."
"Bukan gitu maksudnya Giselle," Mami menarik kursi lantas mendudukkan diri, dia juga mengode Giselle agar ikut duduk yang dibalas dengusan malas sebelum anak gadisnya itu menurut. "Maksud Mami tuh suatu saat kamu harus nikah, punya suami dan bangun keluarga sendiri. Kamu apa nggak iri liat temen-temen kamu yang kemana-mana ada yang nemenin? Apa-apa ada yang bantuin dan nggak merasa kesepian?"
"Aku nggak kesepian," elak Giselle.
"Iya tapi tetep aja kamu butuh seseorang buat jadi teman hidup, sebab Mami, Papi dan bang Jef aja nggak cukup sayang."
Hembusan nafas terdengar dari Giselle.
Dia menunduk hingga rambutnya menjuntai menutupi sebagian wajah sementara Mami masih menatapnya dengan pandangan menuntut yang kentara.
"Mau ya, kamu Mami jodohin?" tanya Mami lagi.
Giselle melarikan pandangannya ke arah lain, enggan menatap Mami yang kini sangat berharap akan jawaban baiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Marriage
FanfictionDiusianya yang menginjak angka 25, Giselle sudah tak asing lagi dengan pertanyaan, "Kapan nikah?" Kendati sudah ribuan kali orang-orang disekitarnya bahkan Maminya sendiri mengajukan pertanyaan itu, Giselle masih betah melajang. Dia seperti tidak te...