***
note; chapter ini nggak ada hubungannya sama alur Get Marriage ya! pure special chapter yang khusus nyeritain mereka berdua tanpa ngikut konflik cerita.
*
Malam ini, sehabis melaksanakan shalat sunah tarawih berjamaah di masjid yang letaknya tak begitu jauh dari apartemen, Jean langsung ditarik Giselle menuju salah satu supermarket untuk berbelanja.
Cowok itu patuh mengekor sembari mendorong troli mengikuti Giselle yang berkeliling mencari bahan-bahan makanan yang sekiranya ia perlukan. Rencananya, Giselle mau membuat ayam goreng tepung dan pakcoy bawang putih untuk menu sahur mereka.
Giselle tak mau ribet, makanya kedua menu itu sudah sangat cocok dimasak walau sambil terkantuk-kantuk nanti. Soalnya, dulu waktu belum berstatus sebagai istri---dan masih hobi gamonin oknum H word---, Giselle tak pernah membantu Mami membuat makanan untuk sahur. Ia hanya akan ngorok dan makan sahur pun sambil merem-melek menahan kantuk di atas kasur.
Tapi sekarang jelas tidak bisa begitu lagi.
Ada Jean yang makanannya mesti Giselle siapkan. Kendati cowok itu tak pernah keberatan untuk gantian menyiapkan makanan.
"Buat ayam goreng tepung, mending yang fillet apa nggak?"
Keduanya berhenti di section daging. Menunduk menatap daging ayam yang bertumpuk dalam kotak berlapiskan plastik bening.
Jean kira Giselle menanyainya, cowok itu baru hendak menjawab saat suara lain keburu menginterupsi.
"Lebih baik yang fillet, Bu. Biar nggak ada yang kebuang dan nanti dagingnya matang merata." Seorang ibu-ibu yang Jean kira seumuran Bunda, menunjuk sopan salah satu kotak daging ayam. "Tapi kalau mau yang lebih gurih, boleh pilih yang bukan fillet."
"Gitu ya?" Sahut Giselle sembari berpikir. Dia kemudian mengangguk kepada dirinya sendiri. "Tolong ambilin dada, Je."
Jean menatap Giselle kaget.
Dada katanya?
"Je?" Giselle menoleh ke arahnya. "Ambilin dada."
Cowok itu menelan ludahnya gugup, mendekat perlahan lantas berbisik. "Nanti dirumah aja ya? Malu disini ada cctv. Nanti kita viral ketahuan mesum di supermarket."
"Hah?"
Sepersekian detik Giselle melongo sampai akhirnya otaknya selesai mencerna, cewek itu langsung memukul bahu Jean kesal.
"Aw! Sakit, Gi!"
"Tolol!" Giselle melotot garang. Tak habis pikir dengan kerandoman suaminya. "Dada ayam, Je! Dada ayam! Lo kira gue nyuruh lo nangkup si kembar disini?!"
"Eh?"
"Kenapa bisa-bisanya gue punya suami modelan lo," keluh Giselle. Mengalah membiarkan dirinya mengambil dada ayam fillet lantas menaruhnya bersama bahan-bahan lain dalam troli. "Tolong otaknya lain kali dicuci ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Marriage
FanfictionDiusianya yang menginjak angka 25, Giselle sudah tak asing lagi dengan pertanyaan, "Kapan nikah?" Kendati sudah ribuan kali orang-orang disekitarnya bahkan Maminya sendiri mengajukan pertanyaan itu, Giselle masih betah melajang. Dia seperti tidak te...