***
"Dengan dipotongnya tali ini, saya menyatakan Kamalia Boutique resmi dibuka!"
Beberapa konfeti diledakkan berbarengan dengan dipotongnya tali merah yang terbentang oleh Giselle beserta Jean dan Trisa di kanan-kirinya. Hari ini, butik kedua milik Giselle resmi dibuka setelah menghabiskan waktu kurang lebih 1 tahun untuk pembangunan yang diurus penuh oleh Abian.
Sekedar informasi, butiknya yang pertama dinamai Eritha Boutique dan yang kedua dinamai Kamalia Boutique. Iya, Giselle memang menamai butik-butiknya dengan nama panjangnya. Ia tak mau ribet memikirkan nama yang lain. Lagi pula menurut Giselle, menamai butik dengan namanya sendiri itu merupakan apresiasi terbaik untuk kerja kerasnya selama ini.
Trisa yang awalnya sangat amat keberatan dengan keputusan Giselle yang memintanya mengurusi butik Kamalia pada akhirnya memilih menyetujui. Mulai hari ini, ia akan bekerja jauh dari Giselle dan juga mesti membuat keputusan sendiri meskipun Giselle mengatakan masih akan memantau kinerjanya. Trisa yang selama ini bekerja di bawah bimbingan, akan mulai membimbing orang lain juga.
Senyum tulus menghiasi ketiga wajah orang yang kini bertepuk tangan gembira bersama para karyawan, Mami, Papi dan Bang Jef serta beberapa teman yang diundang. Tidak banyak, hanya Nindy juga Abian bersama seorang perempuan yang sengaja Abian ajak.
Jangan tanyakan kemana perginya teman-teman Giselle yang lain. Karena bertepatan dengan tanggal pembukaan butik yang telah Giselle rencanakan sejak lama, hari ini merupakan sidang akhir dari perceraiannya Haje dan Yeji.
Karina, Windy, Yogi dan juga Satya memilih untuk tidak hadir diacara pembukaan butik, memilih untuk hadir disidang akhir itu. Sedangkan Nindy yang tak tega melihat raut kecewa Giselle memilih untuk tidak ikut. Setidaknya harus ada perwakilan, soalnya, mau bagaimanapun, kedua acara itu sama-sama penting.
Sekarang perempuan itu tengah bertepuk tangan heboh disamping Abian yang hanya tersenyum tenang. Terlihat bangga dengan pencapaian perempuan yang pernah menjadi tambatan hatinya.
"Ngelihatinnya biasa aja kali, bro?"
Abian tersentak begitu Nindy dengan usil menyikut pinggangnya. Lelaki itu berdecak kesal sementara Nindy hanya terkekeh ringan.
"Masih suka ya sama Kak Icel?" bisik Nindy seraya berjinjit. Ia sengaja tidak berbicara keras-keras, takut terdengar oleh perempuan cantik yang Abian bawa. Meski perempuan itu nampak tak acuh dan hanya fokus memerhatikan Giselle yang tengah memotong kue.
"Nggak, biasa aja," jawabnya.
"Boong banget," cibir Nindy. "Bau-bau gamon Bang Bian tuh masih tercium tau."
"Tercium kayak apaan aja." Abian mendengus. "Anyway, mana cowok lo? Kok tumben sendirian aja? Biasanya kan nempel mulu kayak dipakein lem korea."
Nindy mendelik.
"Bang Bian tolong dong stop jadi orang yang apatis sama sekitar."
"Apatis apasih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Marriage
FanfictionDiusianya yang menginjak angka 25, Giselle sudah tak asing lagi dengan pertanyaan, "Kapan nikah?" Kendati sudah ribuan kali orang-orang disekitarnya bahkan Maminya sendiri mengajukan pertanyaan itu, Giselle masih betah melajang. Dia seperti tidak te...