14. Protective Brother

3.3K 395 270
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pintu kamar terbuka berbarengan dengan pintu kamar mandi yang turut terbuka membuat tatap antara Jean yang baru pulang dan Giselle yang baru selesai mandi bertemu.

Keduanya bersamaan melengkungkan senyum, melangkah mendekat untuk kemudian saling memeluk.

Dalam balutan piyama yang membungkus tubuhnya, Giselle mengeratkan pelukan pada Jean. Menghirup dalam-dalam aroma parfum yang mulai agak samar tercium dari kemeja kerja cowok itu.

Dia selalu suka wangi parfum Jean.

Soalnya wanginya benar-benar menenangkan. Bukan tipe wangi menyengat seperti parfum cowok kebanyakan, parfum Jean ini memiliki wangi yang khas.

Jean pula turut mengeratkan pelukannya pada Giselle. Perasaan resah yang masih dimilikinya karena pemandangan lumayan menyakitkan di restoran Korea tadi, luruh seketika saat tubuh wangi cewek itu sudah berada dalam dekapnya.

"Udah makan?" tanya Giselle di pelukan erat Jean padanya.

"Udah," jawab Jean. "Kamu udah?"

Giselle mengangguk-angguk beberapa kali di dada Jean. "Hm, udah juga."

"Makan apa?"

"Bibimbap."

Jean menahan diri agar tidak melepaskan tawa pahit mengingat bibimbap dan beberapa makan Korea yang ia pesan tadi harus berakhir di tempat sampah depan mall.

Jean tak memiliki niat lagi untuk membawanya pulang.

"Bibimbap?"

"Iya, makanan kesukaan gue. Tadi pulang dari butik nyempetin dulu makan di restoran makanan Korea langganan gue pas masih kuliah dulu."

"Oh iya?"

"Iya. Enak banget tau Je, gue kangen berat sama restoran itu. Udah berapa lama ya gue nggak pernah makan lagi disana?"

"Kenapa nggak pernah makan lagi disana?"

"Nggak ada temen," sahut Giselle dengan wajah masam. "Lagian gue disibukin terus sama pesenan gaun dulu tuh, perawatan aja rasanya jarang."

Kalo gitu tadi kamu makan sama siapa? Nggak mau cerita juga soal makan bareng Haje?

Jujur, Jean ingin sekali menanyakan itu pada istrinya. Tapi.. apakah ia berhak? Apakah Giselle akan nyaman ditanya-tanyai hal seperti itu?

"Lo tadi makannya sama apa?"

Jean menunduk menatap Giselle yang mendongak ke arahnya. "Hm.. makan nasi padang. Tadi Haidar ngajakin sebelum pulang dari kantor."

"Haidar lembur juga? Bukannya dia orangnya anti lembur ya?"

Oh, sial.

Jean salah menjadikan Haidar tameng dalam obrolannya. "Yah, maksudnya tadi sore, sebelum Haidar pulang. Abis makan saya lanjut kerja, dia terus pulang sama Rhea."

Get MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang