***
"Janji ya gak lembur malam ini? Kita ada janji sama Karina loh!"
Giselle mengacungkan jari telunjuknya pada Jean yang duduk dibalik kemudi. Setelah perbincangan mereka pada malam di hari ulang tahun Giselle, hari-hari berikutnya Jean mulai menjalani kegiatan rutin baru.
Yaitu mengantarkan Giselle ke butik.
Dan kini keduanya berada di parkiran butik Giselle, mengobrol sebentar sebelum Giselle memasuki butik dan Jean beralih pergi ke kantor.
"Iya janji," sahut Jean.
Agak jengah sebab Giselle tak ada hentinya mengatakan itu sejak semalam, seperti benar-benar takut Jean akan lupa dan malah lembur lagi.
"Awas loh ya, kalau lupa gue puasa cium lo seminggu!"
"Hey!"
"Makanya jangan lupa!"
"Iya astaga, saya nggak bakalan lupa."
"Kalo gitu sini." Giselle menarik Jean mendekat, memegangi masing-masing sisi wajahnya kemudian menanamkan kecupan lembut di bibir Jean. "Nah, udah. Gue masuk dulu ya? Lo semangat kerjanya."
Wajah Jean yang diterpa sinar mentari tersenyum padanya dengan pipi agak kemerahan.
Cowok itu agaknya masih belum bisa mengendalikan diri untuk tidak tersipu setiap kali Giselle melakukan skinship. "Iya, kamu juga," balas Jean.
Meraih tas selempang yang sengaja disimpan di bangku belakang, Giselle membuka pintu mobil. Melambai sekali pada Jean yang dibalas anggukan singkat kemudian melangkah memasuki butik setelah mobil Jean melaju pergi.
"Pagi, Bu."
Giselle tersenyum membalas sapaan dari para pegawainya yang tampak sedang membersihkan area butik. "Pagi," sapanya balik.
"Tadi dianter suami ya, Bu?" tanya Trisa sembari menyodorkan secangkir teh manis hangat pada Giselle yang kini duduk di sofa ruangan pribadinya.
"Iya, Ca," sahut Giselle.
Trisa ini merupakan pegawai pertama yang Giselle miliki saat baru membuka butik.
Giselle walaupun berasal dari kalangan berada, menolak bantuan uang yang Papi dan Bang Jef beri sewaktu awal ia membuka butik. Giselle hanya meminjam sedikit uang dari Mami dan menggunakan seluruh tabungannya untuk membangun butik. Giselle juga menjanjikan pada Mami akan segera mengembalikan uangnya setelah ia mendapatkan keuntungan. Ia ingin menikmati hasil kerja kerasnya sendiri yang murni miliknya, tidak lewat bantuan kedua orang tua dan juga kakaknya.
Dan Trisa menjadi orang yang menemani jungkir baliknya bisnis awal yang Giselle miliki. Ikhlas saja meski uang gajinya Giselle tahan dua bulan lamanya sebab saat itu pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang, namun tetap bertahan mendampingi Giselle. Hingga sekarang bisnis Giselle semakin berkembang pesat hingga ia bisa membuka cabang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Marriage
FanfictionDiusianya yang menginjak angka 25, Giselle sudah tak asing lagi dengan pertanyaan, "Kapan nikah?" Kendati sudah ribuan kali orang-orang disekitarnya bahkan Maminya sendiri mengajukan pertanyaan itu, Giselle masih betah melajang. Dia seperti tidak te...