***
Hari kedua di Labuan Bajo dan hari kedua yang akan Giselle habiskan tanpa Jean.
Setiap kegiatan yang ia lakukan sejak kemarin lusa hingga sekarang memang terasa menyenangkan, sangat, terlebih untuk dia yang jarang merasakan bagaimana segarnya udara alam tanpa polusi udara.
Namun semenyenangkan apapun itu tetap tidak menutup fakta bahwa ada sudut kecil dalam hatinya yang kesepian karena Jean tak bersamanya.
Baru sekitar sebulan mereka mengikat janji suci dan perlahan-lahan gadis itu mulai menggantungkan dirinya.
Merasa tak lengkap kalau Jean tak ada.
Siang ini pun, setelah menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan diatas kasur mencicil jam tidur yang terenggut sebab acara pertunangan Windy dan Satya semalam---yang baru berakhir pukul 2 dini hari---pasangan yang resmi bertunangan itu membawa mereka ke perjalanan berikutnya yang merupakan destinasi yang paling ditunggu.
Apa itu? Yap, berkunjung ke pulau Komodo.
Memang agak mengerikan sih mengingat Komodo termasuk ke dalam binatang buas yang dapat berlari dengan kecepatan 20km/jam. Dimana bisa saja tertangkap jika dikejar secara tiba-tiba oleh Komodo.
Wisata berkunjung ke pulau Komodo takkan menyenangkan jika akhirnya malah menjadi santapan makhluk purba itu.
Tapi yah, mengingat yang mengadakan acara ini adalah Windy dan Satya dimana keduanya adalah orang-orang dengan keberanian level up untuk menantang maut, maka tak heran jika kini rombongan laki-laki dan perempuan itu berjalan bersama-sama mengikuti arahan dari petugas disana.
Ditengah panas matahari yang terasa membakar kulit, Giselle mengarahkan kipas listrik yang sengaja ia bawa ke arah leher. Begitu tidak nyaman lama-lama berada di bawah sinar matahari secara langsung, namun kan sudah terlanjur.
Lagi pula katanya mereka akan segera tiba di tempat dimana Komodo biasanya berdiam diri, jadi dia harus semangat!
Sekalian juga menyemangati Bang Jef yang sedari pagi tadi menghampirinya dengan wajah kusut tanpa semangat. Shenna saja ikut bertanya-tanya setelah melihat raut wajah super tidak enak yang Bang Jef tunjukan.
Sayangnya Bang Jef enggan buka mulut mengenai alasan kenapa ia menjadi sediam ini.
Lagaknya seperti orang yang putus cinta saja.
"Masih jauh nggak sih ini?" Karina berceletuk sembari menghentikan langkahnya. Menunduk bertumpu pada lutut dengan helaan nafas berat yang terdengar. "Capek gue woy mana bawa bayi."
"Aku gendong aja ya?" tawar Yogi khawatir dengan keadaan sang istri.
"Perut aku bisa-bisa meletus karena kegencet, Gi."
Yogi meringis ngeri. "Gendong depan sayang, bukan gendong belakang."
"Bridal style?"
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Marriage
Fiksi PenggemarDiusianya yang menginjak angka 25, Giselle sudah tak asing lagi dengan pertanyaan, "Kapan nikah?" Kendati sudah ribuan kali orang-orang disekitarnya bahkan Maminya sendiri mengajukan pertanyaan itu, Giselle masih betah melajang. Dia seperti tidak te...