***
"Je! Sarapannya dah siap!"
Jean menoleh pada daun pintu kala terdengar suara Giselle memanggilnya dari arah dapur. Menutup ruang obrolan dengan Haidar yang terus bertanya pertanyaan tak senonoh padanya, Jean beranjak.
Hendak sarapan bersama yang walaupun ini agak telat, sih. Lagi-lagi mereka baru bangun pada pukul 11 pagi saking nyenyaknya tidur.
Atau lebih tepatnya saking nyenyaknya Giselle tertidur.
Sama halnya seperti malam pertama dimana mereka tidur bersama, Giselle lagi-lagi memasang guling tepat di tengah kasur sebagai pembatas antara dirinya dan Jean dengan alasan agar Jean tidak macam-macam padanya. Jean yang pada dasarnya tidak memiliki hak suara dihadapan Giselle hanya bisa manut-manut saja dan tidak melontarkan protes sedikit pun.
Jean bahkan diam saja saat dengan tidak berperikemanusiaannya Giselle menarik selimut hingga menggulung tubuh menyisakan Jean yang pasrah kedinginan sepanjang malam.
Harusnya itu cukup sebagai kejutan bagi Jean.
Sayangnya kejutan yang datang dari Giselle masih belum cukup.
Waktu itu dini hari saat Jean merasakan sesuatu mendekat dengan tidak wajar padanya. Dengan mata yang susah untuk terbuka, Jean melihat Giselle yang meringkuk mendekatinya bagai kepompong sebab tubuhnya masih terbungkus selimut. Cewek itu sesekali bergetar seperti sedang kedinginan, menggerak-gerakkan kaki yang Jean tebak agar ia merasa hangat dan beberapa kali menghembuskan nafas berat.
Maka tanpa pikir panjang Jean meraih Giselle dalam pelukan. Menyingkirkan guling yang membatasi mereka kemudian menaikkan kepala Giselle agar meniduri sebelah tangannya sementara tangan yang lain menarik tubuh itu mendekat dengan kaki yang juga melingkar di atas kaki Giselle.
Dan secara ajaib, Giselle berhenti menggigil lagi.
Jean bertahan dalam posisi itu agak lama seraya menahan diri agar tidak terlelap karena ia berniat melepas pelukannya lagi sebab takut ketahuan oleh Giselle memeluknya tanpa izin.
Namun saat baru saja Jean mengangkat kaki dan tangannya untuk melepas pelukan, Giselle yang masih terlelap malah memajukan kepala hingga sepenuhnya terbenam di dada Jean dengan rengekan halus yang terdengar, seperti tidak rela jika kenyamanannya hilang.
Bimbang, itu yang terjadi pada Jean dini hari itu. Terlebih dia juga masih mengantuk dan ingin segera terlelap kembali.
Apa yang harus Jean lakukan?
Pelan-pelan Jean mendorong tubuh Giselle agar menjauhi tubuhnya namun lagi-lagi cewek itu merengek dengan tangan yang berusaha keluar dari selimut yang melilit, lantas begitu saja menarik Jean agar mendekat padanya.
Tak ada yang bisa Jean lakukan lagi selain menghela nafas dan memeluk Giselle kembali. Saling menghangatkan tubuh masing-masing dengan pelukan yang terasa semakin erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Marriage
FanficDiusianya yang menginjak angka 25, Giselle sudah tak asing lagi dengan pertanyaan, "Kapan nikah?" Kendati sudah ribuan kali orang-orang disekitarnya bahkan Maminya sendiri mengajukan pertanyaan itu, Giselle masih betah melajang. Dia seperti tidak te...