***
"Kak Cel."
Giselle masih setengah sadar saat Windy menepuki pipinya pelan, membangunkan dari tidur yang terlampau lelap.
"Hm.. kenapa?" tanya Giselle sembari mengucek mata. Memperjelas pandangan yang masih kabur di tengah kantuk yang melanda.
"Mau ikut liat sunrise gak? Apa mau lanjut tidur?"
"Tidur," balas Giselle serak. Meraih guling lantas memeluknya erat mengabaikan Windy yang sudah siap dengan setelan couple-nya dengan Satya. "Lo pergi aja."
Windy geleng-geleng kepala.
"Yaudah kalau gitu gue berangkat ya Kak. Hati-hati soalnya cuma lo doang yang ada di kapal," pesan Windy yang dibalas acungan jempol singkat dari Giselle sebelum cewek itu kembali mengarungi alam mimpi.
Semalam, setelah landing di bandara Komodo, mereka lantas dibawa menuju kapal yang akan menampung selama 2 hari ke depan.
Iya, mereka akan tinggal di kapal.
Namun keluarga Windy dan Satya menempati kapal yang berbeda dengan mereka. Kapal yang lebih kecil karena hanya menampung sedikit orang, berbeda dengan kapal yang akan Giselle tempati sebab akan diisi oleh lumayan banyak orang.
Itu juga adalah keinginan Windy yang mau lebih menikmati waktu menyatu dengan alam, makanya tidak tinggal di hotel pada umumnya.
Yah, Giselle dan yang lain menurut saja, sih.
Lagian kan gratis jadi tidak masalah.
Begitu semuanya sampai di kapal dan telah menyimpan barang-barang di kamar yang sudah dibagi rata, bukannya beristirahat guna mempersiapkan diri untuk kegiatan esok hari, mereka malah asyik bersantai mengobrol sembari karaokean di lantai atas kapal dan baru masuk ke kamar masing-masing menjelang pukul 1 pagi tadi.
Makanya tak heran jika sekarang Giselle malas sekali bangun padahal sudah ada jadwal melihat sunrise di pulau Padar. Lagian ia tak begitu bersemangat untuk melakukan apapun, soalnya tak ada Jean.
Meski Bang Jef ikut sekali pun, Giselle tak bisa bermanja-manja sesuka hati lagi.
Terlebih akhir-akhir ini Bang Jef sering sekali mengerjainya jika mereka sedang berdua. Jadi Giselle agak malas dekat-dekat dengan Abangnya.
Keadaan hening dengan hanya suara debur ombak kecil yang terdengar membawa Giselle semakin dalam terlelap dalam damai.
Ini merupakan suasana tidur ternyaman bagi Giselle yang selama beberapa tahun terakhir terus-terusan menyibukkan diri dengan pekerjaan dan melupakan niat untuk berlibur.
Walaupun kurang satu hal sih.
Tidak ada Jean yang memeluknya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Marriage
FanfictionDiusianya yang menginjak angka 25, Giselle sudah tak asing lagi dengan pertanyaan, "Kapan nikah?" Kendati sudah ribuan kali orang-orang disekitarnya bahkan Maminya sendiri mengajukan pertanyaan itu, Giselle masih betah melajang. Dia seperti tidak te...