Dibalik sikap dinginnya seorang Freen Sarocha tersimpan sejuta luka yang ia sembunyikan. Selalu lari dari masalah dan menolak setiap ada orang yang ingin masuk kedalam kehidupannya. Sampai suatu hari ia bertemu dengan seorang murid baru yang tidak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. ˚
* * ⊹ ˚ . .
⊹ · ✧ * *
. ⊹ ✵ 🕊
* . ·
. *
.
Becky terbangun ketika bel pulang sekolah berbunyi, ia perlahan bangun dari tidurnya dan kaget ketika melihat Freen yang sedang tidur di samping ranjangnya.
Becky duduk di ranjang, ia mengangkat tangannya dengan perlahan dan mengusap rambut Freen. Becky tersenyum karena Freen tidak meninggalkannya sendirian di UKS.
Ia melihat keadaan sekitar, rupanya UKS tersebut cukup sepi. Hanya terdapat dirinya dan juga Freen, mungkin petugasnya sudah kembali pikir Becky.
Freen terbangun karena merasakan sebuah tangan di kepalanya, Becky dengan reflek langsung menarik tangannya. Freen mengucek matanya dan melihat Becky dengan datar.
"Lama amat lu bangun, gue cape nungguin lu" Ucap Freen, karena ia tidak tega meninggalkan Becky sendirian.
"Bisa berdiri gak ?" Tanya Freen sambil melihat Becky.
Becky yang mendengar ucapan Freen itu mulai turun dari ranjang dan mencoba berdiri namun dia hampir terjatuh, Freen dengan gerakan cepat menahan tubuh Becky sehingga mereka berdua sangat dekat.
"Udahlah biar gue bantu"
Setelah mengatakan itu, Freen langsung melingkarkan lengannya di pinggang Becky. Freen membantu Becky berjalan keluar UKS, banyak pasang mata yang melihat mereka karena sudah masuk jam pulang.
≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪
Ruby buru-buru keluar kelas bersama Irin, ia harus segera mencari keberadaan Becky. Namun baru keluar kelas Ruby langsung kaget karena melihat Freen dan Becky sedang bersama, terlebih Freen merangkul Becky.
"Astaga Becky! Sejak kapan lu jadian sama Freen!" Pekik Ruby dengan hebohnya, bahkan banyak orang yang melihat kearah mereka.
"Jadian matalu!" Tukas Becky dengan wajah kesalnya.
Sedangkan Irin hanya diam sambil memperhatikan Becky dari atas hingga kebawah, ia lalu mengerutkan keningnya dan bertanya kepada Becky.
