[10]

7K 668 28
                                    

 ˚  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. ˚  

* *     ⊹ ˚ .   .

⊹ · ✧    * *

.    ⊹   ✵  🕊

* .  ·

.     *

.

"Jika pertemuan kita adalah sebuah kebetulan, aku harap kebersamaan kita bukanlah sebuah kesalahan."

≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪

Terlihat beberapa orang tengah bermain basket, pria yang sedang duduk di pinggir lapangan hanya diam melihat teman-temannya sibuk berlatih hingga tepukan di bahunya membuatnya tersadar.

"Woi tumben lu gak ikut!"
Ucap Aldo yang merupakan salah satu temannya.

"Gue lagi malas main."
Jawab pria tersebut seadanya.

Aldo yang merasa tidak puas dengan jawaban sang kapten basket itu memutuskan untuk duduk di sampingnya, lalu menoleh menghadap sang kapten.

"Masih mikirin dia?"
Tanyanya penasaran.

"Gue penasaran sama tuh cewe. Dia bisa narik perhatian gue, bahkan gue baru liat dia sekali saja rasanya sudah berdebar-debar."
Jelas Kelvin dengan tampak berpikir.

Aldo yang mendengarnya langsung terkekeh pelan, ia lalu menatap Kelvin dengan serius. "Gue baru pertama kali liat lu seperti ini."

"Tapi gue dengar-dengar sih dia dekat sama Freen. Lu yakin mau dekatin dia?"
Tanya Aldo karena mereka semua tahu Freen itu orangnya seperti apa.

"Gue gak masalah selama gue gak mengusik dia."
Jawab Kelvin dengan santai.

Mereka semua tentu mengenal Freen, meski Freen terlihat seperti menarik dirinya dari semua orang yang ada di sekolah. Pernah ada kejadian seorang pria yang mencoba mengganggunya karena berpikir dia adalah wanita yang lemah.

Tanpa di duga bahkan Freen langsung menonjok pria tersebut hingga hidungnya patah, dan itu terjadi di kantin setahun yang lalu. Karena itulah mereka semua pada takut sama Freen, selain itu tatapannya bahkan bisa membuat orang langsung mundur ketakutan.

"Lu jadi dong ngajak dia pulang bareng nanti?"
Tanya Aldo menatap Kelvin bingung.

"Gue gak tau, tapi gue akan coba nanti."
Sahut Kelvin dengan tidak percaya diri.

Perihal Kita (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang