Dibalik sikap dinginnya seorang Freen Sarocha tersimpan sejuta luka yang ia sembunyikan. Selalu lari dari masalah dan menolak setiap ada orang yang ingin masuk kedalam kehidupannya. Sampai suatu hari ia bertemu dengan seorang murid baru yang tidak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. ˚
* * ⊹ ˚ . .
⊹ · ✧ * *
. ⊹ ✵ 🕊
* . ·
. *
.
Tit...tit...
Detak jantung Freen langsung menurun sehingga membuat dokter Julia panik.
"Cepat ambilkan Defiblator!" Perintah Julia kepada perawat yang ada disana.
Perawat yang berada disampingnya terlihat terburu-buru mengambil Defiblator lalu menyerahkannya kepada dokter Julia.
Setelah beberapa kali berusaha akhirnya keadaan Freen menjadi stabil kembali, Julia menghembuskan nafasnya dengan lega.
"Syukurlah jantungnya kembali normal. Kita harus cepat mencari pendonor, kondisi pasien sangat buruk."
"Baik dok, bagaimana dengan persetujuan pihak keluarga?" Tanya perawat yang ada bersamanya itu.
"Biar saya yang urus itu. Kamu siapkan aja semua." Perintah dokter Julia kepada perawat itu.
"Dan jangan lupa pindahkan pasien ke kamar rawat." Ujar dokter Julia lagi sebelum akhirnya keluar dari ruangan itu.
≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪
Sedangkan keadaan diluar ruangan itu cukup sepi, terlihat seorang wanita yang daritadi berdiri mondar-mandir karena khawatir dengan keadaan kekasihnya.
Kedua orangtuanya yang sedang duduk hanya bisa melihatnya saja, mereka sudah menyuruh anaknya untuk duduk tetapi ia tetap bersikeras tidak mau duduk.
Becky terus saja berharap agar Freen tidak kenapa-kenapa, ia sangat takut jika harus kehilangan kekasihnya itu.
Saat pintu ruangan itu terbuka, Becky langsung mendekati dokter Julia dan bertanya tentang keadaan Freen. "Bagaimana dok keadaannya?" Tanya Becky dengan cepat.
"Maaf kondisi pasien saat ini sedang koma, jantungnya bekerja terlalu berlebihan. Saya akan menghubungimu pihak keluarga untuk meminta ijin melakukan operasi." Jelas dokter Julia, ia juga sedih dengan kondisi pasien nya.
Becky yang mendengarnya langsung kaget, ia menunduk dan memejamkan matanya. Sampai sebuah tepukan di bahunya membuat ia tersadar dan segera mendongak.
"Kamu tenang saja, saya akan berusaha yang terbaik." Ucap dokter Julia berusaha menenangkan Becky.
"Kalau begitu saya pergi dulu. Pasien akan segera dipindahkan ke kamar rawat."
"Baik dokter. Terimakasih." Bukan Becky yang menjawab melainkan mommy-nya.
