Maya mendengus kesal saat ia melihat Freen dan Becky turun bersama, ia tidak suka melihat kebersamaan mereka berdua. Maya berusaha fokus membersihkan rumah tersebut, ia merasakan langkah kaki semakin mendekat ke arahnya.
"Maya gue mau pergi dengan pacar gue, lu gak usah masak karena gue akan makan diluar sedangkan orangtua gue akan pulang besok."
"Baik nona, saya tidak akan masak hari ini."
Ucap Maya dengan sopan.Sedangkan Becky hanya menatap malas pembantu tersebut, ia langsung melingkarkan tangannya di lengan Freen dan berbicara kepada pacarnya tersebut.
"Ayo sayang daddy pasti sudah menunggu."
Ucap Becky dengan nada manjanya.Freen tersenyum kecil mendengar ucapan Becky, ia melirik sekilas lengannya dan langsung pergi bersama Becky keluar dari rumahnya.
Maya terlihat meremas sapu yang sedang ia pegang, ia semakin berambisi untuk merebut Freen terlebih lagi ia memiliki satu kesempatan karena tidak mungkin pacarnya Freen akan menginap lagi nanti malam.
Di dalam mobil terlihat Becky yang tengah cemberut, ia terus saja mengeluh selama di perjalanan ini. Sedangkan Freen mencoba memberikan Becky pengertian agar pacarnya tersebut tidak cemburu.
"Iya sayang nanti aku coba bicarakan lagi sama papah."
"Beneran ya!?"
Balas Becky dengan cepat sambil melihat pacarnya yang sedang menyetir."Iya kamu jangan cemburu lagi."
Jawab Freen sambil melirik Becky sekilas."Ish kan aku gak suka liat cara dia natap kamu!"
"Yaudah kamu congkel aja matanya."
Usul Freen dengan santai."Boleh tuh nanti aku coba saran kamu."
Becky terkekeh pelan."Aku cuma bercanda sayang, udah kamu jangan bahas dia kalau gak suka."
Freen berkata sambil fokus menyetir."Iyaiya ihh."
Becky mendekati Freen dan menyenderkan kepalanya di bahu Freen, ia tersenyum sambil memejamkan matanya. Sedangkan Freen hanya melirik Becky sebentar karena ia tidak ingin jika mereka kecelakaan karena dirinya tidak fokus membawa mobilnya.
≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪
"Sial kenapa gue harus pindah!"
Terlihat seorang pria yang sedang emosi sambil menendang barang-barang yang ada disekitarnya, ia sangat marah karena keputusan dari orangtuanya.
Aldo mendekati pria tersebut, ia menepuk pelan bahu Kelvin agar pria itu tidak larut dalam emosinya. Kelvin menghembuskan nafasnya dengan kasar dan melihat banyak barang berantakan akibat ulahnya.
"Lu harus ikutin kemauan orangtua lu."
"Gue belum dapatkan Becky!"
Sentak Kelvin dengan cepat."Lu coba ungkapin perasaanlu, kalau ditolak berarti kalian bukan jodoh."
Jelas Aldo dengan sabarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Kita (END)
Fiksi PenggemarDibalik sikap dinginnya seorang Freen Sarocha tersimpan sejuta luka yang ia sembunyikan. Selalu lari dari masalah dan menolak setiap ada orang yang ingin masuk kedalam kehidupannya. Sampai suatu hari ia bertemu dengan seorang murid baru yang tidak...