Hari ini Caca ada kelas pagi dan itu mengharuskan ia bersiap sejak dini. Sejak surat kontrak kerja itu ditulis dan di tanda tangani, Caca langsung pindah ke rumah Froza. Selain karena kontrak kerja, ia juga sudah resmi di usir dari kontrakannya yang sempat ia sewa. Dan sekarang sedang pukul 5 pagi, para penghuni rumah masih dibawah alam mimpinya.
Ia sekarang ada di dapur, memasak untuk membuat sarapan paginya. Ia membuka kulkas dan hanya menemukan sebutir telur dan juga 1 bungkus tempe, yang di bungkus dengan daun.
"Apa ini besti, miskin sekali!"
Dia mengumpat tapi juga ia ambil telur dan juga tempenya, tak lupa ia menutup pintu kulkasnya. Agaknya Froza lupa membeli bahan masakan untuk mengisi kulkasnya.
Mengamatinya secara bergantian. Telur tempe telur tempe, itulah yang ia lakukan selama sekian detik akhirnya sebuah ide aneh melintas di otaknya.
Ia mulai mengupas tempe. Memanasi wajan. Menuang minyak dan mulai menggoreng tempe.
"Seengah mateng aja kali ya? Hoo deh setengah mateng aja!"
Setelah tempe selesai di goreng setengah mateng ia angkat dan ia taruh dalam mangkuk yang akan ia ceploki telur.
Ia mulai menghaluskan tempe setengah mateng itu tak lupa ia menambahkan kaldu ayam sedikit. Setelah dirasa tempe ulek udah selesai, ia mengambil telur dan mengetok kulit telurnya dengan sendok dan...
Bumm
Prang
"IYUHH HUWEKKK!"
Telur meledak disertai bau yang sangat menyengat serta warna yang hijau kehitam hitaman. Ledakan telur berserakan dimana mana bahkan di wajah Caca pun.
Huwek
Huwek
Huwek
"GUE BENCI ENDOG AYAM!!"
🐄
Setelah tragedi ledakan telur di dapur Froza tadi, Caca langsung kena semprot oleh tuan rumah karena tidak menyiapkan sarapan. Karena kodratnya perempuan tidak mau salah, Caca membalikkan keadaan dengan menyalahkan Froza karena dia tidak menyetok bahan masakan untuk sehari hari. Alhasil tadi pagi satu rumah Froza hanya makan roti panggang disertai dengan susu kental manis.
Efek ledakan telur tadi masih berefek kepada mood Caca saat ini. Buktinya sekarang ini dia berada di dalam kelas mata kuliah dengan wajah yang sepenuhnya kusut.
Akibat sarapan sepotong roti tadi, semangat Caca sirna. Nenda yabg duduk di sebelahnya pun bingung. Kenapa pagi-pagi Caca sudah bad mood? Karena biasanya Caca akan ceria luar biasa di pagi hari.
"Kenapa lo kek bad mood?" Akhirnya pertanyaan yang menghantui pikiranNenda terlontarkan juga.
Caca menatap Nenda sekilas, "Gara gara telur ayam. Fiks gue benci banget sama telur ayam!"
"Apa masalahnya bambank?"
Dan mengalirlah sebuah cerita tadi pagi buta tentang tragedi ledakan telur ayam yang baru saja dialami Caca.
"BWAHAHAHHAHA!"
"COK, GA KEBAYANG ITU BAUNYA GIMANA ANJROT!!"
Nenda tertawa terbahak-bahak atas cerita Caca, saking kerasnya suara tawa Nenda membuat atensi seluruh kelas mengarah kepadanya.
"Lo diem, malu gue!" Caca menutupi wajahnya dengan MacBook yang berada di depannya.
"Ya sori sori abisnya itu ngakak-ngakak bangsat anjrot." Kata Nenda sembari mengusap sudut matanya karena setitik air matanya keluar. Perutnya bahkan sedikit kram karena tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Duda (SELESAI)
Tiểu Thuyết Chung"Mas..." "Apa sayang hmm," bahkan dalam keadaan setengah sadarpun Froza masih saja suka menggoda Caca hingga membuat pipi Caca bersemu merah. "Ayo masuk!" Ajak Caca berusaha menahan berat badan Froza yang beratnya melebihi dosanya. "Masuk kemana hmm...