19. The real of juragan kecil

3.9K 214 0
                                    

"Jadi, siapa perempuan ini Froza?"

Setelah acara satu hari penuh kejutan itu, Pitan di kejutkan dengan kedatangan Oma nya, Ayu, ibu dari Froza dan juga Sandro Opa sekaligus menyandang sebagai ayah Froza.

Kini Froza dan Caca duduk berdampingan di sofa ruang tengah yang diam membisu. Kepala mereka sama-sama tertunduk.

"Jangan-jangan simpanan kamu yan nak?"

Froza spontan mendongak begitupun Caca, matanya melotot tajam menatapi ibunya yang terkejut. Froza menatap Caca begitupun Caca menatap Froza kemudian mereka menggelengkan kepalanya bersama.

"Bukan," jawab mereka bersamaan.

"Kalau bukan simpanan apa dong? Jalang atau wanita yang mau memoroti harta kamu?"

"MA!"

Nafas Caca memburu saat kata-kata tak pantas itu terlontar dari wanita paruh baya di depannya. Tangannya terkepal erat, entah kenapa perkataan itu sangat menusuk hatinya. Apakah tampangnya ia seperti yang Ayu lihat?

Froza menatap Caca, tampak jelas raut ketidak sukaan. Mulutnya meringis kecil, agaknya pertemuan pertama mereka tidaklah baik.

"Soo?"

"Dia istri aku ma," jawab Froza dengan satu tarikan nafas.

Ayu diam beberapa saat lalu terdengar tawa sumbangnya, "Hahaha jangan mimpi kamu Froza, mana ada wanita yang mau sama duda kayak kamu? Ada palingan juga karena hartamu"

"Kalau istri, kenapa pas nikah enggak bilang-bilang mama? Atau itu akal akalan istri gadungan kamu, biar dia bisa morotin harta kamu?"

"Ma," sekali lagi Froza sedikit meninggikan suaranya.

"Maaf menyela nyonya, saya bukanlah wanita seperti yang ada katakan. Saya tegaskan lagi, saya bukan wanita seperti itu." Selepas mengetakan itu Caca langsung beranjak meninggal ruang tengah dengan perasaan hati yang bergemuruh, marah, kesal semuanya jadi satu.

Tidak sopan. Biarlah Caca tidak sopan kepada calon mertuanya, eh? Siapa yang memulai? Untuk apa Caca berlaku sopan kepada yang tidak pernah sopan kepada kita.

"Tuh kamu lihat kan? Wanita itu tidak sopan kepada mama," kata Ayu menatap punggung Caca yang sudah menghilangkan di balik pintu.

"Dia istri sirih aku ma. Dia awalnya babby sister Tama, tapi karena omongan tetangga komplek sebelah membuatnya risih, akhirnya Froza nikahi secara sirih, bukan karena omongan tetangga, tapi karena Froza juga udah mulai jatuh hati sama dia saat pertama kali ia menginjakkan kakinya di rumah ini."

"Bahkan orang tuanya juga ada di sini, tapi di paviliun samping rumah, orangtuanya juga tidak mempermasalahkan, walaupun hanya nikah sirih, tapi Froza berjanji akan menikahinya secara sah di mata agama dan negas besok, saat Caca sudah selesai kuliah"

"Coba mama ada di posisi dia, pasti mentalnya tidak baik-baik saja saat mama mengatakan tadi. Pasti mama juga akan melakukan hal yang sama kan? Mama juga wanita pasti tau apa yang Caca rasakan"

"Aku kecewa sama mama, menyimpulkan yang enggak-enggak"

Perkataan terkahir Froza membuat Ayu mematung. Seumur hidup baru pertama kali Froza kecewa kepadanya. Hatinya menelocos menatap nanar punggung anak semata wayangnya. Secara tidak langsung dia juga telah menyakiti hati anaknya.

🐄

Caca duduk termenung di Gasebo samping paviliun. Pikirannya menerawang jauh disana sampai tepukan keras di bahu membuatnya tersadar. Aroma dominan yang kuat membuat Caca tau siapa yang menepuk bahunya. Tempat di samping berdecit.

Mas Duda (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang