Bima duduk melamun di ayunan yang berada di balkon kamarnya. Percakapan Froza dan Caca tadi malam terputar terus di benak Bima. Entaha apa yang ada di pikiran Froza, hingga membuatnya berubah menjadi pria yang brengsek.
Apa cinta membuat seorang pria menjadi brengsek? Kalau menag iya, lebih baik Bima tidak perlu mengenal cinta.
Hari ini adalah hari Jum'at, dia tidak bersekolah karena tanggal merah. Tentu saja itu adalah hal yang paling di tunggu, lebih asyiknya lagi adalah ia libur selama 3 hari.
"Tok tok tok, kak Bima ayo buat boneka salju"
"Tereng teng teng tereng tengteng"
"Oke bye!"
Bima sedikit terhibur dengan sikap random Pitan. Si kecil tengah berdiri di ambang pintu masuk kamarnya. Di gengaman tangannya terdapat es cream yang tersisa setengah.
"Kakak mau?" Tawa Pitan menyodorkan cup es cream yang tinggal setengah, begitu masuk ke dslam kamar dan keluar di balkon, berdiri di dekat Bima.
"Enggak, adek makan aja," tolak Bima.
Pitan mengangguk, tanpa mempedulikan Bima yang menatapnya intens, Pitan langsung menghabiskan semua es cream.
"Kalau makan itu duduk, sini," Bima menggeser sedikit tubuhnya hingga ayunan itu muat dua orang.
Pitan duduk di dekat Bima masih asyik dengan cup es cream nya.
"Kira kira mommy udah sampai blhmptttt," dengan spontan Bima membekap mulut penuh es cream Pitan.
Kedua bola mata Bima menatap sekeliling kamar dan juga sekitarnya untuk memastikan tidak ada orang. Lantas menatap Pitan sedikit tajam.
"Shutttt!"
Pitan mengangguk tanda mengerti. Bima langsung melepaskan tangannya, kasihan adek kecilnya jadi tidak bisa bernapas. Seketika Pitan mangap-mangap menghirup udara banyak lalu menatap Bima dengan cengiran bodohnya.
"Lagian kan adek cuma pengen tau," bisik Pitan tepat di samping telinga Bima.
"Tapi gak usah keras-keras, oke," kata Bima sedikit berbisik.
Berbicara tentang Caca, mereka berdua tau bahwasanya Caca akan pergi dari rumah. Sebab sebelum Caca pergi kemarin sempat pamit kepada Bima dan Pitan.
Kemarin...
"Kak adeknya di jagain ya, bunda mau pergi untuk beberapa hari," pesan Caca mentap Pitan dan Bima yang bermuka bantal
Dewi Fortuna sedang berpihak kepadanya, buktinya ia bisa berpamitan kepada kedua anaknya, setelah insiden tadi malam, sebab suami sudah pergi ke peternakan sejak pagi buta. Dan untuk izin kepada anak anaknya tidak perlu mendatangi kamar mereka, cukup mendatangi kamar Bima saja, sebab si kecil Pitan tidur bersama Bima beberapa hari ini, katanya takut setelah melihat film horor tempo hari.
"Mommy mau kemana?"
"Mau pergi berlibur ke Korea, mommy suntuk di rumah," tidak mungkin Caca mengaku kepada anak anaknya kalau tadi malam ia dan Froza sempat bertengkar.
Bukan karena mengindari masalah tapi ia ingin sedikit merifreskan pikiran nya karena sikap Froza yang satu itu baru ia ketahui kemarin malam.
"Ikuttt," rengek Pitan bergeluyut manja di lengan Caca.
Caca tersenyum lalu mengelus puncak kepala Pitan, "no no no, hari ini sekolah oke. Lain kalau aja kalau sama Daddy oke!"
"Tap..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Duda (SELESAI)
General Fiction"Mas..." "Apa sayang hmm," bahkan dalam keadaan setengah sadarpun Froza masih saja suka menggoda Caca hingga membuat pipi Caca bersemu merah. "Ayo masuk!" Ajak Caca berusaha menahan berat badan Froza yang beratnya melebihi dosanya. "Masuk kemana hmm...