34. Sapi pargoy

3.9K 175 0
                                    

Suara pesawat yang baru saja meninggalkan bandara terdengar jelas di telinga seorang wanita muda itu. Baru saja di atas awan dengan ketinggian 500 kaki tapi sudah kangen dengan seorang yang ia tinggalkan.

"Ayolah ca, sadarlah! Dia yang membuatmu seperti ini. Dan dia pantas mendapatkannya!"

Monolog wanita itu. Matanya menatap liar awan-awan dari jendela samping kursi yang ia duduki. Nampak cantik di matanya. Karena ia pertama kalinya melihat awan sedekat ini.

Caca memutuskan pergi sebentar. Sifat Froza yang tidak bisa di prediksi pikirannya membuatnya ketar ketir. Dia kecewa, dia marah dan dia juga sedih. Kecewa karena mengetahui Froza adalah sumber masalah, marah karena tingkah Froza dan sedih karena meninggalkan kedua anaknya.

Hanya modal uang tabungannya sebesar 30 juta ia akan gunakan untuk sedikit berlibur tidak ada salahnya kan? Lagian salah Froza juga sih, kenapa juga harus jadi orang yang menjadi sumber masalah.

"Tadika mesra, di gusur wae. Gurune ruwet murite mumet!"

Suara yang berusmber dari handphone yang berada di sebelah Caca membuatnya mendengus. Itu lagi, sound yang membuat Caca jengkel setengah mati.

"Tidika misri, di gisir wii. Girine riwit muriti mimit," ejek Caca kesal.

Tak mau membuat mood berliburnya hancur, lebih baik dia tidur saja, siapa tau nanti bangun sudah sampai ke negri tujuan, Las Vegas.

🐮

Baru saja ia membuka mata ia sudah di kejutkan dengan keadaan pesawat yang ramai akan teriakan sana sini. Kursi yang di tumpangi Caca bergoyang kesana kemari, membuat pusing dan sesak nafas secara bersamaan, tiba-tiba ia di kejutkan dengan masker oksigen yang jatuh tepat di depannya.

"Mohon perhatian!"

"Untuk seluruh penumpang diminta memakai masker oksigen dan memakai sabuk pengaman. Pesawat akan segera kami kendalikan. Terimakasih!"

Tanpa banyak berkata Caca langsung memakinya, tubuhnya bergetar hebat. Pertama kalinya ia naik pesawat dan sekalinya naik dia langsung ada di posisi ini. Pesawat yang katanya akan di kendalikan tapi nyatanya malah semakin tak terkendali hingga Caca terbentur bentur oleh kaca jendela di sampingnya.

"Tuhan, tolong hambamu ini yang penuh dosa," doa Caca dalam hati.

Dalam keadaan seperti ini dia malah teringat sama mas dudanya. Apa ini azab seorang istri yang tidak pamit kepada suaminya saat berpergian, hingga di tengah jalan ada halangan? Kalau begitu, Caca tidak akan mengulanginya, Caca kapok.

"AAAAAAAA"

BRAK

Semuanya tak terkendali.

🐮

"Yan, sapi yang di ladang udah kamu kasih minum kan?"

"Udah, mas baru saja!"

Peternakan Mas Duda, adalah peternakan yang di kelola sendiri oleh mas duda siapa lagi kalau bukan Froza.

Bersekolah di SMK Katulistiwa dan mengambil jurusan peternakan membuatnya tau tentang peternakan, terutama ternak sapi. Dari situlah semuanya di mulai.

Dia pergi pagi buta karena ada vaksinasi untuk sapi sapinya, sebagai pemilik peternakan sekaligus pemilik sapinya, Froza langsung turun tangan tentu saja di bantu Eric dan Yayan.

Vaksinasi untuk sapi jantan, betina, dan sapi kecil baru saja selesai. Dan kata dokter sapi tadi, menyarankan agar di lepas saja di ladang, biar makan rumput segar. Dan dengan patuh Froza langsung melepaskannya di ladang.

Mas Duda (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang