"Saya terima nikah dan kawinnya Caca Marica binti Parjo Sujono dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."
"Bagaimana para saksi, sah?"
"SAHH!"
"Alhamdulillah"
Siapa sangka perkataan Froza kemarin menjadi kenyataan. Mempersiapkan pernikahan hanya dalam waktu 24 jam sangatlah mudah bagi Froza. Hanya dengan uang semuanya selesai.
Walaupun semuanya terlalu mendadak, tapi pernikahan ini sangatlah mewah, seperti pernikahan pada umumnya. Tamu-tamu undangan sudah mulai berdatangan, menyaksikan ijab qobul. Tah hanya itu, beberapa teman kampus Caca pun juga ikut di undang. Semua pekerja yang bekerja di peternakan ikut di undang.
"Silahkan memperlai wanita mencium tangan mempelai pria dan mempelai pria mencium kening mempelai wanita"
Hati Caca bergetar hebat disaat Froza mencium keningnya dengan durasi yang lama. Tidak pernah terbayang di benak Caca bahwa dia akan menikah denga Froza, duda yang ia temui pertama kali.
"Selamat kalian sudah sah menjadi suami istri, jangan lupa nanti malam live streaming ya!"
Bluss
Kedua pipi Caca memanas, bukan karena cuaca melainkan karena perkataan penghulu tadi. Dia bukan gadis polos yang tak tau apa apa tentang itu. Untung saja blus on yang warnanya cerah dapat menutupi pipi ,Caca yang memanas.
"Welcome to my world, my wife"
Cup
🐮
Ijab qobul berjalan dengan lancar tanpa halangan suatu apapun. Kini acara resepsi sudah di gelar dengan megahnya. Sepasang pengantin yang baru beberapa menit yang lalu sah, kini duduk bersanding di pelaminan.
Tak hanya duduk mereka juga menyalami para tamu yang hadir. Duduk berdiri duduk berdiri hal itu saja yang mereka lakukan. Tanpa disadari hal tersebut malah membuat Caca capek bukan main.
Ditambah high heels yang tingginya 15 cm membuat betisnya mati rasa. Caca meringis kecil dan ringisan itu di dengar oleh Froza.
"My wife, kenapa kenapa? Ada yang sakit kah?" Tanya Froza khawatir.
Kedua lengan kekarnya memegang pundak Caca dan mendudukkannya di kursi. Caca tak menjawab melainkan hanya meringis, tangannya memegangi betisnya yang mulai kebas
"Kakiku kebas, mas," adu Caca menyingkap rok kebaya yang ia pakai dan menunjukannya kepada Froza.
"Mau langsung udahan aja?"
Sontak Caca menatap horor Froza, "Mas, tamu masih banyak aku gak enak, nanti di kira pengantin gak sopan." Benar apa yang di katakan Caca. Nanti tamu pasti akan berpikiran demikian.
"Pakai sendal swallow aja gimana?" Tanya Froza memberikan saran dan Caca mengangguk, pertanda setuju.
Bukannya yang datang sendal swallow tapi malahan Pitan yang datang dengan wajah cemberut.
"Adek kenapa? Kok cemberut gitu?" Tanya Froza mengusap puncak kepala Pitan dan menyuruhnya duduk di pangkuannya.
"Masa tadi Om Marsel gak ngebllehin adek tidur sama mommy dan Daddy nanti malam," adu Pitan menatap sengit Marsel yang duduk di ujung sana.
Froza dan Caca saling pandang. Marsel memang sialan.
"Kan adek udah gede, harus tidur sendiri dong, kayak Kak Bima tuh," dagu Froza menunjuk Bima yang duduk anteng di gerombolan keluarganya.
"Halah itu alasan Daddy aja, biar ga sempit kan ranjangnya?" Rajuk Pitan menatap kesembarang arah, asal tidak menatap mata Froza.
"Kok adek bilang gitu? Kan apa yang di bilang Daddy ada benarnya. Daripada marah mending ambilin sandal swallow mommy gih! Kaki mommy sakit lho, adek mau liat mommy sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Duda (SELESAI)
Genel Kurgu"Mas..." "Apa sayang hmm," bahkan dalam keadaan setengah sadarpun Froza masih saja suka menggoda Caca hingga membuat pipi Caca bersemu merah. "Ayo masuk!" Ajak Caca berusaha menahan berat badan Froza yang beratnya melebihi dosanya. "Masuk kemana hmm...