22. Froza cuek

3.8K 208 0
                                    

Sudah 2 hari semenjak kejadian Froza menyatakan perasaannya kala malam itu dan di kira kerasuka oleh Caca. Sikap Froza selama itu menjadi sedikit dingin dan acuh.

Dan hal itu sukses membuat Caca bingung dan merasa bersalah. Apa karena Caca nyleneh jadi Froza sakit hati karena perkataannya? Kalau ia Caca akan segera meminta maaf dan memperbaiki hubungannya.

Kini Caca duduk termenung di kursi taman yang berada di halaman kampus fakultas. Hingga tepukan di bahunya membuat lamunnya buyar. Caca menatap sang pelaku, ternyata Imelda, teman satu fakultas yang akrab dengannya.

"Kenapa ca? Kok ngelamun? Mikirin utang ya, hayoo." Memiliki sifat yang cerewet dan hyper aktif dengan sikap aneh dan bar-bar nya membuat Caca merasa sedikit terhibur.

"Enggak, lagi mikirin lanjutan skripsinya, udah dapet setengah kurang dikit sih"

Berbicara tentang skripsi. Sudah terhitung 1 bulan lebih Caca disibukkan dengan skripsinya untuk pertama dan terkahir nya. Ya, Caca hanya mengambil kelas sampai S1 saja, selain karena terkendala biaya, ia juga sudah malas berfikir.

Selama ini Caca nampak santai bagaikan di pantai, tapi siapa sangka bahwa setiap tengah malam dia selalu bergulat dengan skripsinya, bukan karena dia rajin, tapi agar cepat selesai dan dia bisa berleha leha.

"Wah gercep banget, gue aja baru dapet sepermpatnya," keluh Imelda lesuh.

"Yang sabar aja, kerjain dengan keras tapi jangan keras, keras tapi santai. Biar enggak kebawa pikiran"

"Lo enak, pulang kulaih langsung ngerjain skripsi, lha gue?"

Andai kamu tau, Imelda. Kerjaan Caca bukan hanya mengerjakan skripsi saja, tapi dia bekerja layaknya ibu rumah tangga yang di barengi dengan kuliah.

Karena setau Imelda, Caca tinggal di kota bersama orangtuanya. Memang Caca tidak cerita tentang keluarga atau temannya kepada Imelda, buat apa? Teman hanya sekedar berteman saja, tidak usah cerita sama sini, karena teman akan bangsat pada waktunya.

Dan respon Caca hanya tersenyum, tertekan.

"Aku pulang ya, jam kuliah juga udah selesai," pamit Caca menenteng totbagnya.

"Hati-hati kalau naik angkutan umum," pesan Imelda dan hanya di balas anggukan oleh Caca.

Setibanya di gerbang fakultas, Caca langsung menghentikan taksi dan menaikinya.

"Pak, ke Peternakan Sapi Duda ya," informasi Caca sebelum mobil taksi melaju.

Ya, Caca berencana untuk mengunjungi Froza ke peternakan. Mengingat hari sudah siang mendekati jam makan siang, Caca memutuskan untuk berhenti di warung nasi padang yang tak jauh dari peternakan.

"Tunggu bentar ya, pak," tanpa menunggu respon sopir taksi, Caca langsung turun dan bergegas masuk ke warung.

Memesan dan menunggu adalah hal yang di lakukan Caca saat ini. Hingga 5 menit berlalu begitu cepat. Kini Caca melanjutkan perjalanan dengan membawa dua bungkus nasi padang.

"Terimakasih pak, kembaliannya ambil aja." Begitu sampai di depan peternak, Caca bergegas keluar tak lupa juga memberikan ongkos kepada taksi itu.

Caca memasuki peternakan dan di sambut ramah oleh para pekerja, terutama Yayan, salah satu seorang pria yang bertugas memandikan sapi di depan yang sudah mengenal Caca sejak Caca menginjakkan kakinya pertama kali di peternakan.

"Mas Froza ada kan yan?"

"Ada, kalau nggak salah ada di ruangannya"

"Oke makasih ya!"

Lantas Caca meninggalkan Yayan dan memasuki ruangan Froza yang berada di samping peternakan. Baru saja Caca akan meraih bendel pintu, tapi pintu sudah terbuka dan muncullah sosok Froza yang menatapnya datar.

Mas Duda (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang