"MAS ANAKMU NYULIK ANAK ORANG!"
Teriak Caca menggelar di seluruh penjuru rumah, Froza yang berada di dapur hendak mengambil minuman berlari terpongah-pongah mendatangi Caca yang berdiri dia ambang pintu ruang tamu.
"Ada apa sih? Teriak-teriak?"
"Tuh lihat tuh, anakmu yang besar nyulik anak orang," tunjuk Caca kepada Bima yang duduk anteng di ruang tamu tanpa terganggu sedikit pun, beda halnya dengan gadis yang duduk di karpet dan bersandar di samping Bima kaki Bima, berkeringat dingin bercucuran di pelipisnya. Gugup dan takut.
"Mereka kerja kelompok sayang, bukan nyulik. Jadi ke rumah mama?"
"Jadi lah!"
Lantas mereka keluar dari persembunyiannya dengan melewati Bima dan gadis itu. Di depan mereka, Caca berhenti.
"Kak jaga rumah, anak orang jangan lupa ke kembaliin!"
"Iya nda."
"Papa sama bunda mau ke rumah oma."
"Hmm, hati-hati!"
Sepasang suami istri itu mengangguk dan meninggalkan Bima bersama gadis itu.
Sepeninggalan mereka berdua, gadis itu mendongak menatap Bima yang duduk di atas sofa sedang dirinya di bawah, tepatnya di karpet.
"Apa aku boleh pulang sekarang?" Tanya gadis itu was-was.
"Boleh," seketika wajah gadis itu berbinar.
"Kalau udah selesai ngerjain tugasnya," raut masam seketika menggantikan raut berbinar tadi.
"Nyebelin," gerutnya lirih.
"Aku denger!"
🐮
Lain halnya dengan sepasang suami istri ini yang sedang memilih beberapa kue kering dan juga roti bolu.
"Mas, kesukaan mama enggak berubah kan?"
"Enggak, masih sama. Bolu tiramisu!"
Mereka, adalah Froza dan Caca yang sedang singgah di Toko Kue Amanda. Mereka berencana ke rumah Ayu, tapi sebelum itu ia membeli beberapa buah tangan. Malu kalau ke rumah mertua gak bawa apa-apa, pikir Caca.
Akhirnya pilihan Caca jatuh pada bolu tiramisu dan kue kering sebanyak 3 macam. Setelah di rasa sudah mereka membayar dan langsung meninggalkan Toko Kue Amanda.
Begitu sampai di rumah Ayu, mereka berdua di sambut degan antusias oleh tuan rumah, siapa lagi kalau bukan Ayu.
"Menantu, gimana kabarnya? Sehat kan? Cucuku juga sehat?"
Ayu menggiring Froza dan Caca untuk duduk di ruang tamu.
"Sehat kok ma, oh iya ini aku bawain bolu kesukaan mama, sama sedikit cemilan," Caca menyodorkan kantung plastik bermerek Amanda kepada ayu.
"Makasih mantu. Mau minum apa mama buatin?"
"Kalau ada si, jus alpukat," dengan tidak tau dirinya Caca berkata demikian.
Tapi bukannya kesal, Ayu malah biasa saja. Seolah sudah biasa menghadapi sikap Caca yang tak tau malu itu.
"Buatin dong, za. Katanya suami," lha tadi katanya nawarin kok yang di suruh buat Froza?
"Membantah perkataan seorang ibu hukumnya dosa," potong Ayu cepat saat friza akan membuka mulut, membantah
"Iyain," tak ada hal lain selain menurutinya.
Begitu Froza masuk ke dapur, pria remaja yang menggendong pria kecil menuruni anak tangga. Pria itu berjalan santai, seolah tak ada beban.
Mereka adalah Pitan dan Max.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Duda (SELESAI)
Genel Kurgu"Mas..." "Apa sayang hmm," bahkan dalam keadaan setengah sadarpun Froza masih saja suka menggoda Caca hingga membuat pipi Caca bersemu merah. "Ayo masuk!" Ajak Caca berusaha menahan berat badan Froza yang beratnya melebihi dosanya. "Masuk kemana hmm...