kapan?

215 37 2
                                    

" Hati hati tuan jeon senang sekali anda bisa berkunjung kemari " Tuan dan nyonya Lee mengantar tuan jeon dan jungkook sampai ke depan.

" Aku yang berterima kasih karena sudah mengajak kami makan malam dan makanannya sangat luar biasa lezat"

" Jangan sungkan tuan jeon anda adalah kolega bisnis yang luar biasa saya sangat berterima kasih atas kerja sama nya"

" Sama sama tuan Lee hahha oh tuan Lee bolehkan besok aku menjemput seokjin untuk membawanya kerumahku "

" Seokjin? Kenapa? "

" Aku hanya merindukannya dan ingin bersama nya bukankah dia sedang tidak sekolah jadi boleh kan aku menjemput nya besok"

" Anda tau? "

" Tentu saja tau jungkook kan sahabat seokjin disekolah jadi dia memberi tahu ku"

" Ah anak itu memang suka membuat masalah aku sudah sering menasehati nya tapi sepertinya dia memang sangat bandel"

" Jangan begitu keras padanya dia butuh kasih sayang kalian bukan kata kata kasar yang terus kalian lontarkan padanya kasihan dia masih cukup kecil jangan sakiti dia  jika kalian tak menyayangi nya dan tak menginginkan nya biarkan dia tinggal bersama ku biarkan aku mengangkatnya jadi putraku"

" Apa maksud anda" Tanya tuan Lee dengan raut tak senang jujur dia tak suka bagaimana tuan jeon mengatakan hal itu dngan mudahnya.

" Kenapa? Apa kau takut aku benar benar membawanya bersamaku"

" Anda pasti bercanda hahha sudah cukup larut lebih baik anda segera pergi tak baik pulang terlalu larut"

" Okey aku akan pulang dan aku anggap kau izinkan seokjin menginap dirumah ku besok Terima kasih tuan Lee dan nyonya Lee sampai jumpa"

" Selamat malam tuan dan nyonya Lee kami permisi lebih dahulu " Jungkook mengikuti ayahnya masuk ke mobil dan menjalankan mobilnya tak lupa meng klakson tanda mereka benar-benar akan pergi.

Setelah mobil tuan jeon menghilang barulah tuan Lee mengeluarkan amarahnya.

" Argghhhh dia ini maunya apa sih!!! " Dia ingin mengambil anakku secara terang terangan begitu!!! " Marahnya

" Kenapa kau tak menyetujui nya saja? " Tanya nyonya Lee

" Apa? Maksudnya? "

" Dia ingin mengambil anak sialan itu kan kenapa kau tak menyetujui nya saja dengan begitu kan kita tak perlu susah susah membiayai hidupnya dan tak perlu melihat wajah pembunuh itu setiap hari " Ucap nyonya Lee dengan sorot mata penuh kebencian.

" Aku tak menyangka kau mengatakan itu perlu kukatakan padamu Lee yuri dia masih anakmu kau mengandungnya selama 9 bulan dan satu lagi aku sudah menuruti kemauan mu untuk membencinya tapi jangan pisahkan aku darinya dia tetaplah putraku " Tuan Lee berujar dengan tegas kemudian berlalu pergi dari sana meninggalkan nyonya Lee yang kesal.

' awas kau kim Seokjin! '

Seokjin menahan isakannya agar tak terdengar oleh sang ibu yang masih berdiri didepan pintu sedari tadi dia mendengar perkataan ayah dan juga ibunya. Kenapa? Kenapa ibunya sendiri begitu membenci nya? Kenapa ibunya ingin dia pergi? Kapan? Kapan ibunya akan menyayangi nya lagi? Kenapa saat dia bisa mendengar dia harus mendengar kenyataan pahit ini? Kenyataan bahwa sang ibu begitu membenci nya? Seokjin mengusap air matanya lalu beranjak dari persembunyian nya lalu hendak naik sebelum sang ibu menarik tangannya.

" Mau kemana kau ha!! "

" Ak.. Aku mau kekamar e.. Eomma"
Badan Seokjin bergetar karna ketakutan. Entah kenapa meski yang dihadapannya ini ibunya tapi Seokjin selalu gemetaran saat di dekat nya terlebih lagi saat menyadari betapa sang ibu begitu membencinya dan ingin dia pergi dari kehidupannya. Seokjin takut sangat takut sekali.

" Kenapa kau bergetar? Apa aku semenakutkan itu? "

" A... Ani" Jin menggeleng meski hatinya mengiyakan tapi jika dia jawab iya ibunya akan semakin murka padanya.

"  Kalau begitu kenapa kau gugup? "

" Aku tidak gugup kok"

" Bohong sudahlah aku ingin minta tolong padamu"

" Eomma minta tolong apa? "

" Tolong ambilkan aku sesuatu diluar aku malas keluar"

" Arraseo" Jin melangkah keluar diikuti nyonya Lee dibelakang nya.

" Dimana eomma barangnya? " Tanya jin saat mereka sudah berada diluar

" Ada disitu tadi aku menaruhnya disitu " Ucap nyonya Lee sambil menujuk kearah pot bunga besar

" Disini eomma ? "

" Coba cari anting eomma jatuh disana tadi "

" Eomma🥺" Jin berhenti sejenak dan menatap nyonya Lee barusan dia bilang eomma bagi jin itu sangat berarti karna selama ini nyonya Lee tak pernah mau Seokjin memanggilnya eomma.

" Kenapa menatapku begitu?! Cepat cari antingnya! "

" Ne eomma" Jin mengusap air mata yang entah sejak kapan menetes dikedua matanya.

' air mata itu  😟🥺kenapa membuat aku sedih ah tidak tidak bagiku putra ku sudah mati jadi dia bukan putra ku lagi ' hati nyonya Lee sebenarnya menolak membenci anak yang ada dihadapannya sekarang namun egonya begitu besar mengalahkan rasa sayangnya membuatnya terus mengubir rasa sayang itu dalam dan semakin dalam.

Nyonya Lee menipis segala pemikirannya lalu menjalankan rencananya dia mundur perlahan lalu masuk kedalam rumah diam diam tanpa jin sadari kemudian dia mengunci pintunya dari dalam.

Mendengar suara pintu dikunci jin menoleh kebelakang dan melihat pintu itu terkunci dari dalam. Dia tak menangis karna dia sudah biasa seperti ini tidur diluar karna dikunci dia hanya menghela nafas melihatnya jadi eomma nya membohonginya tentang anting nya yang hilang.

Jin menatap langit yang mendung dan tak berbintang begitu gelap dan sepi sama seperti nya gelap dan sepi dia sendirian hanya ditemani angin malam yang dinginnya begitu menusuk kulit. Jika tanya kenapa sangyeob tak menolongnya dngan membukakan pintu jawabannya adalah kunci pintu utama hanya dipegang oleh sang ibu dan ayah jadilah dia tak bisa menolong Seokjin terkadang jika sangyeob tetap ingin menolong Seokjin dia juga akan dikurung dikamarnya sebenarnya Hyung tak masalah akan itu tapi jin yang merasa sedih karna dirinya kakanya jadi dihukum juga.


Tes..... Tes

" Kumohon jangan hujan jangan hujan kumohon " Jin memohon pada Tuhan untuk menghentikan hujannya atau paling tidak menundanya.

"Kau bahkan tak mau mendengar keinginan ku juga kan hidup memang tak adil padaku! " Jin menduudkan dirinya dipojok teras ini kemudian memposisikan dirinya meringkuk disana demi menghalau rasa takut
Dan rasa  dingin yang menyengat

' kapan eomma appa sayang pada jinie lagi hiks jinie rindu hisk jinie ingin dipeluk lagi 🥺 kapan kalian memlukku lagi? Aku takut jika aku tak mampu bertahan hingga aku akan pergi meninggalkan kalian suatu hari nanti aku takut jika aku pergi dan kalian membenciku'




' kapan eomma appa sayang pada jinie lagi hiks jinie rindu hisk jinie ingin dipeluk lagi 🥺 kapan kalian memlukku lagi? Aku takut jika aku tak mampu bertahan hingga aku akan pergi meninggalkan kalian suatu hari nanti aku takut jika aku pergi dan k...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nulis bisa semangat kalau ditemani dikembar yang superrr menawan ini😍


Selamat membaca guys🥺

Aku kok sedih ya🤧

Tnc

LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang