hyung

116 16 4
                                    









Seokjin memasuki rumahnya yang cukup sepi? Apa orang tuanya belum pulang? Lalu dimana hyungnya? Seokjin pun memutuskan untuk melangkah kembali ke kamarnya.

Drttt

Saat Seokjin melangkah ditangga tiba tiba saja ponselnya berdering membuatnya menghentikan langkahnya sebentar kemudian melihat siapa yang menelponnya.

Unkwon number

" Nomor tidak dikenal? " Seokjin

" Kode telpon luar negeri? Siapa yang menelponku dengan nomor luar negeri? Apa lah mungkin renjun? " Seokjin menggeser ikon tombol hijau kemudian mengangkat nya.

" Yeoboseyo? Dengan siapa ini? " Seokjin

" ....... "

" Hallo,,, ini siapa? Hallo? " Seokjin

"..... "

" Hey,, apa kau masih disana? Haloo?!! Yak bicaralah jika tidak aku akan menutupnya ! " Seokjin jadi kesal karna orang yang menelponnya tak berbicara sepatah katapun?! Apa hanya orang iseng?!

" Yakk!! Jangan mempermainkan aku ya!! Cepat bicara atau aku tutup telpon nya! "

" ..... "

" Kau tetap diam oke aku akan matikan!! Dasar orang aneh!! Ish menyesal aku mengira bahwa renjun yang menelpon ku!! " Seokjin mematikan telpnnya sambil menggerutu dengan kesal.

......


" Aku merindukanmu" Seseorang di seberang sana hanya menatap ponselnya dengan air mata yang mengalir dari kedua mata indahnya.

"Rupanya anda disini ayo tuan harus segera melakukan kemoterapi lagi mari saya bantu" Seorang perawat datang dan mendorong kursi roda pria tadi untuk melakukan kemoterapi seperti yang sudah dijadwalkan untuk pemuda itu.

" Perawat bisa aku minta tolong padamu? "

" Tentu anda ingin apa? "

" Aku tidak ingin melakukan kemoterapi itu bisakah aku melewakannya hari ini? Aku benar benar lelah saat ini"

" Maaf tuan untuk hal ini saya tidak bisa membantu bukan kewenangan saya untuk membatalkan kemoterapi ini maafkan saya"

" Begitu ya"

" Maaf saya tidak bermaksud membuat Anda sedih"

" Tidak apaa apa,, eum perawat bisa aku minta Tolong hal lain padamu? "

" Tentu saja,, katakan apa yang bisa sya bantu? "







....


Seokjin mengalihkan pandangan nya kearah pintu yang terbuka dia meletakkan cookie yang dia makan tadi kemudian menghampiri hyungnya yang baru saja masuk.

" Yeobieee Hyung" Seokjin memeluk sangyeob dengan erat sungguh dia merindukan hyung supernya ini.

" Apa kau merindukan hyung? " Tanya sangyeob sambil merapikan beberapa helai poni Seokjin yang menutupi matanya.

" Sangatttt rindu" Seokjin tersenyum lebar sambil melebarkan tangannya seolah menunjukan seberapa besar dia merindukan hyungnya ini.

" Hahahaa hanya sebanyak itu eoh? Hyung kira akan lebih besar dari itu" Ucap sangyeob sambil terkekeh

" Ish kalau digambarkan maka tanganku tidak akan muat Hyung untuk menampung rinduku pada Hyung " Seokjin mencebikkan bibirnya kesal

" Iya iya Hyung hanya bercanda Hyung percaya padamu" Sangyeob

" Hyung sakit y? Kenapa wajah Hyung pucat sekali? " Seokjin baru menyadari betapa buruk keadaan hyungnya ini, lihatlah lingkar mata yang tampak jelas itu ditambah bibir kering dan pucat itu.

" Hyung tidak apaa apa kok hanya kelelahan saja nanti istirahat juga sembuh jangan khawatir heum" Sangyeob

" Lihat badan Hyung hangat,, Hyung demam " Seokjin mengecek dahi dan leher hyungnya itu dan benar saja badan hyungnya panas

" Hyung baik baik saja jinie hanya demam biasa minum obat saja besok juga sembuh" Sangyeob

" Jinie akan merawat Hyung ayo Hyung naik keatas dulu ganti baju Hyung,, jinie akan membuatkan Hyung sup seperti yang Hyung buatkan untuk ku saat aku sakit " Seokjin

" Memangnya kau bisa memasak? " Sangyeob

" Hyung meremehkanku eoh" Kesal Seokjin hey begini begini dia jago masak tau 😌.

" Baiklah kalau itu maumu Hyung akan ganti baju dan menunggu dikamar tapi ingat jangan membuat dapur kebakaran atau memecahkan piring oke " Sangyeob

" Ish Hyung benar-benar meremehkan aku" Kesal Seokjin

" Hahahah jangan begitu nanti Hyung popo mau?! " Sangyeob

" Ihhh ga mau!! Ga ada popo popo lagi jinie udah gede! " Seokjin menyilanhkan kedua tangannya didepan dada dengan ekspresi yang dibuat pura pura kesal .

" Adik Hyung udah besar rupanya" Sangyeob mengusak rambut Seok kemudian beranjak pergi ke kamarnya.

" Aku memang sudah besar Hyung!! " Teriak Seokjin

" Cepat sembuh Hyung, jangan sakit itu membuatku sedih,, ayo jinie pasti bisa membuat sup untuk Hyung " Seokjin menyemangati dirinya sendiri agar bisa membuat sup untuk Hyung nya itu.





....

" Kami pulang" Nyonya dan tuan Lee baru saja memasuki rumah namun mereka cukup heran karena sepi?

" Kemana anak anak? " Tuan Lee

" Apa sudah tidur? Tapi mereka biasanya msih menonton TV kalau jam segini " Nyonya Lee

" Siapa yang memasak malam malam begini? " Tuan Lee

" Molla,, coba kita lihat" Nyonya Lee

Mereka pun berjalan kearah dapur untuk memeriksa siapa yang ada di dapur

" Jinie? " Nyonya Lee kaget melihat putranya di dapur ? Ketimbang mempertanyakan tentang kenapa Seokjin disini seperti nya nyonya Lee harus meminta Seokjin menjelaskan padanya kenapa dapurnya seperti kapal pecah begini?

" Hehhe,,, eomma " Seokjin hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal dia malu sekali saat ini.

" Jinie lapar? Kenapa tak bilang pada bibi Jung saja biar di masakan? " Nyonya Lee

" Eomma maafkan jinie ya,, eomma jangan marah ya" Seokjin

" Eomma tidak marah sayang eomma hanya takut jinie terluka saat memasak" Nyonya Lee

" Tapi kenapa kau memasak? " Tn Lee

" Hyungie sakit jadi aku ingin membuatkannya sup seperti yang biasa Hyung buat untuk ku ssat sakit "Seokjin

" Hahha aigo anak eomma sini eomma bantu ya sayang " Nyonya Lee membantu dan mengjari Seokjin memasak.

" Serius eomma?! "

" Iya tapi eomma ganti baju sebentar ya sayang" Nyonya Lee

" Ne eomma"Seokjin

" Appa juga ganti baju dulu ne setelah itu appa akan mengecek keadaan hyungmu" Tn Lee

" Ne,, appa "

' Tuhan Terima kasih karena mengembalikan kebahagiaan keluarga ku kembali,,, semoga semua ini bisa bertahan selamanya'















Hay haya ada yang rindu tidak?

Hihi maaf ya lama menghilang,,, di real life lagi bener bener sibuk hihi:)



Ga panjang bgt tapi semoga suka enjoy😗


T

LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang