E

64 12 16
                                    

"terkadang aku ragu, jika mereka benar-benar membenciku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"terkadang aku ragu, jika mereka benar-benar membenciku"

Selamat membaca
_______

Seperti sore-sore sebelumnya Arthan akan selalu membeli roti tawar kesukaannya, hari sudah mulai gelap tapi tidak mengurangi sedikitpun niatnya untuk membeli makanan favoritnya tersebut.

Awalnya ia akan membeli besok saja sembari berangkat sekolah akan tetapi mulutnya sudah tidak tahan untuk menahan lebih lama lagi.

Arthan mengedarkan pandangannya ke sekeliling jalan yang sangat sepi, kenapa tidak ada satupun manusia yang melewati jalanan sini?.

Arthan Masih terus menyetir dengan sara penasaran yang cukup besar, akan tetapi ia langsung menepis jauh-jauh pikiran buruknya tersebut.

Arthan melihat seseorang yang tergeletak di atas trotoar jalan secara refleks Arthan mengerem laju kendaraannya.

Arthan melihat orang Tersebut dari dalam mobil, apakah orang itu korban perampokan? Apakah orang itu Masih hidup?.

Karena rasa penasaran Arthan sangat besar ia memutuskan untuk keluar dari mobil dan menghampiri orang tersebut, entahlah rasa takutnya seketika lenyap.

Arthan menoleh ke kanan dan kiri seranya memperhatikan sekitar akan tetapi tiada seorangpun yang melewati jalanan tersebut.

Entah dorongan dari mana Arthan mendekat dan berjongkok tepat di depan wajah orang tersebut, Arthan meringis saat melihat baju yang penuh darah apalagi aroma darah tercium jelas.

Arthan mengambil ponselnya dan menyalakan senter seranya menambah penerangan, saat Arthan mengarahkan senternya pada wajah orang tersebut, alangkah terkejutnya Arthan saat melihat wajah yang sangat-sangat ia kenali tergeletak tak berdaya.

Baju yang terdapat banyak bercak darah yang mulai mengering, wajah yang di penuhi luka lebam dan memar, sudut bibir yang masih mengeluarkan darah segar.

Setetes air mata terjatuh tanpa dapat Arthan cegah, hatinya sakit seperti di sayat-sayat saat melihat orang tersebut, tangannya terkepal kuat hingga menampilkan urat nadinya yang tercetak jelas.

Tanpa basa-basi Arthan langsung mengangkat tubuh penuh luka tersebut ala bridal style memasuki mobil.

______________

Zidan memasuki rumah dengan wajah kusutnya, kepalanya terasa sangat pusing karena banyaknya pekerjaan yang harus ia tangani sendiri.

"Kau baru pulang?" Tanya Azkar sembari menatap Zidan yang berjalan menunduk.

Zidan mengangkat wajahnya dan menatap Azkar, Zidan menerbitkan senyuman paksa.

Thanks For This PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang