Selamat membaca
________________Rintikan hujan sendari tadi mengguyur kota sepanjang hari ini, aroma khas tanah basah tercium jelas, suara gemuruhnya kian terdengar semakin menggelegar bersamaan dengan kilatan petir yang menyambar-nyambar.
Dua pemuda yang memakai Hoodie Hitam itu masih terus menyusuri lorong gang yang sempit, aroma tak sedap mulai tercium membuat keduanya refleks menutup hidungnya.
"Bau macam apa ini?" Tanya Arthan sembari melirik Victor.
"Diamlah, hari semakin gelap kau jangan banyak bicara" sahut Victor sembari mempercepat langkahnya.
"Bocah sialan itu" gumam Arthan sembari menyusul Victor yang semakin mempererat langkahnya.
Mereka berdua kembali berjalan beriringan mata tajam Victor menatap sekelilingnya sepi dan sunyi, Arthan menatap bangunan yang cukup besar dan terlihat tak terawat sayang sekali bangunan sebagus itu di biarkan terbengkalai begitu saja.
"Kita masuk" ucap Victor.
"Ha?"
"Kau ingin tau bukan?" Tanya Victor dan Arthan hanya mengangguk sebagai jawaban.
Dengan berat hati Arthan melangkah mendekati bangunan tersebut matanya menatap sekeliling yang nampak begitu lembab, angin berhembus perlahan menerpa wajah putih Arthan bahkan kini udaranya sudah terasa semakin dingin.
_________
Nathan tersenyum menatap wajah kedua kokonya yang kini masih sibuk bekerja dan menjaganya, perlahan senyuman itu luntur saat ia teringat sesuatu.
"Ko" Azkar dan Zidan menoleh menatap Nathan yang duduk di atas breanker.
"Ada apa?" Tanya Azkar.
"Ini sudah malam, Kenapa Koko Arthan Belum kemari?" Tanya Nathan sembari menatap kedua kokonya.
Jemari lentik Zidan langsung berhenti menari di atas kayboard, matanya menatap dalam manik mata Azkar yang kini juga menatapnya.
"Kenapa aku bisa melupakannya" gumam Zidan, biasanya ialah yang selalu perhatian kepada adik cerewetnya itu tapi kenapa ia seketika menjadi lupa.
"Kau tahu dia kemana?" Tanya Azkar pada Zidan.
Zidan hanya menggelengkan kepalanya ia tidak tahu hari ini Arthan pergi dengan siapa dan kemana, yang ia tahu hanyalah Arthan yang pergi ke kamar mandi dan tak kunjung menampakkan diri.
"Kemana lagi anak itu" gumam Azkar sembari mengacak rambutnya frustasi.
"Tadi Vernon bilang, Koko pergi dengan Victor" ucap Nathan memberi tahu.
Azkar dan Zidan kembali menoleh menatap Nathan yang terlihat khawatir, mendengar itu Azkar langsung mengambil jas hitam yang ia letakan di atas sofa.
"Kau tetap di sini, aku akan mencari Arthan" pinta Azkar pada Zidan.
"Tunggu ko, kita cari sama-sama, akan coba ku hubungi dulu bocah itu" Azkar berdecak kesal namun akhirnya ia tetap memilih berdiri di depan Zidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks For This Pain
Short Story"jika kalian adalah lambang luka, maka aku adalah orang pertama yang selalu menyukainya" Nathan Surya Wardana. _______ Murni imajinasi sendiri!