"ganteng itu bonus, kuat dengan segala luka itu harus!"
Selamat membaca
__________________Nathan menggigit bibir bawahnya sembari memejamkan mata, tubuhnya terasa semakin sakit semua ia menoleh menatap kantung darah di sampingnya, sesekali Zain memberikannya susu dan mengusap tangannya yang mulai dingin.
"Berteriak lah jika ingin berteriak, aku tahu ini menyakitkan" ucap Zain sembari mengusap rambut Nathan, bahkan kini Nathan sudah nampak sangat pucat tubuhnya mulai terasa dingin.
"Dokter, apa masih lama?" Tanya Zain sembari menatap Dokter yang masih terlihat cantik tersebut.
"Sebentar lagi, tahan ya, saya tau ini sakit" sahut dokter tersebut sembari tersenyum.
Setelah kantung darah itu terisi penuh, Dokter tersebut tersenyum sembari melepaskan berbagai alat medis yang ia tempelkan pada beberapa bagian tubuh Nathan.
Nathan terlihat sangat pucat dan lemas, Zain meringis menatap keadaan Pemuda tersebut, Nathan Masih setia memejamkan matanya, setelah ia merasa lebih baik ia segera bangkit dan keluar, walaupun tubuhnya terasa sangat sait, kepalanya terasa sangat pusing tetapi ia harus segera pulang ia tidak mau membuat kokonya kembali marah.
Apalagi hari ini Azkar dan Zidan telah kembali ke rumah setelah beberapa hari bepergian ke luar kota.
"Nathan!"
Langkah Nathan terhenti ia menoleh menatap Zain yang berdiri di ambang pintu, sembari berkacak pinggang, wajah laki-laki tersebut nampak sangat khawatir.
"Kau perlu istirahat" ucap Zain sembari berjalan mendekati Nathan.
Nathan tersenyum samar. "Aku harus pulang" sahut Nathan.
"Akan ku antar kau pulang" ucap Zain sebagai meraundak Nathan.
"Aku membawa motor sendiri dan tubuhku terasa sangat sakit jika kau seperti ini" keluh Nathan dan Zain hanya tersenyum tak berdosa sembari melepaskan rangkulannya.
"Biar aku yang urus itu, sekarang yang terpenting adalah keadaan mu" tegas Zain sembari mengacak rambut Nathan.
"Ck, kenapa kau menyebalkan sekali" kesal Nathan, ingin rasanya ia membalas Zain akan tetapi tubuhnya sudah terasa remuk.
_________
"Aaargh" teriak Arthan keras sembari membuka matanya.
Brakk.
Pintu kamar terbuka menampilkan sosok Zidan yang berlari menghampiri Arthan dengan penampilan yang cukup acak-acakan.
Zidan duduk di samping Arthan dan memegang kedua pundak pemuda tersebut.
"Ada apa? Kau mimpi buruk lagi?" Tanya Zidan khawatir.
Bukanya menjawab Arthan malah langsung berlari keluar dari kamarnya, Zidan melongo melihat tingkah Arthan, ia di abaikan? Oh ini sungguh tidak pernah terfikir kan di benak Zidan.
_____
"Sudah muali kurang ajar kau sekarang ha!" Sentak Azkar sembari berjongkok di depan wajah Nathan yang tersungkur di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks For This Pain
Short Story"jika kalian adalah lambang luka, maka aku adalah orang pertama yang selalu menyukainya" Nathan Surya Wardana. _______ Murni imajinasi sendiri!