HARGAILAH KARYA ORANG LAIN!!
Selamat membaca
________Zidan menatap sendu pintu IGD yang tertutup rapat, hatinya gelisah tidak tenang tangannya terkepal kuat seranya menahan gejolak amarah yang menggebu-gebu dalam hatinya.
Beberapa perawat memasuki IGD dan langsung menarik gorden hal tersebut semakin membuat Zidan semakin merasa tidak tenang.
"Gimana keadaan Nathan?" Tanya Azkar Dengan tidak sabaran.
"Tenanglah dulu ko, dokter masih menanganinya kita doakan yang terbaik untuk Nathan" ucap Zidan sembari mengusap pundak kokonya seranya memberikan kekuatan.
Ia tau kokonya sangat khawatir dengan keadaan Nathan terlihat jelas dari wajah paniknya dan kekacauan yang semakin kacau.
"Di mana Arthan?" Tanya Zidan karena Azkar hanya datang sendiri.
"Dia, menemui temannya di taman" sahut Azkar.
"Duduklah ko"
Azkar mengangguk dan mereka berdua duduk di kursi tunggu rumah sakit dengan perasaan campur aduk tidak Karuhun.
_______
Zain memejamkan matanya saat melihat banyaknya luka di tubuh Nathan, kulit pemuda manis tersebut terkelupas, Zain menduga kalau luka tersebut adalah bekas cambukan.
Tega sekali mereka melukai Nathan padahal Nathan adalah pemuda yang baik dan sopan, bahkan tidak ada minusnya sama sekali jadi tidak mungkin mereka melukai Nathan dengan alasan dendam karena Zain merasa tidak mungkin seorang Nathan Surya Wardana memiliki musuh.
Tubuh Nathan sangat dingin bahkan detak jantungnya semakin melemah wajahnya terlihat sangat pucat, Zain langsung bergegas memasangkan beberapa kabel penopong kehidupan ke tubuh Nathan, tiga kabel ia pasangkan di sebelah kiri dada Nathan dua di bagian bawah tulang rusuk pertama dan dua di bagian dada sebelah kanan.
Kedua tangan dan kaki Nathan juga di Pasang kabel serupa tanpa Zain sadari air matanya sendari tadi menetes membasahi wajahnya yang tertutup masker.
"Apa yang terjadi padamu Nat, kau kuat Nat, kau pasti bisa" batin Zain menggebu-gebu.
Flashback.
"Apakah aku masih bisa sembuh?" Tanya Nathan dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Tuan muda pasti sembuh, saya akan mencarikan donor jantung yang cocok untuk anda" sahut Zain sembari tersenyum berharap dengan begitu Nathan akan bersemangat untuk tetap hidup.
"Jangan terlalu formal kepadaku, aku bukan pemilik yayasan rumah sakit ini" ucap Nathan yang merasa tidak nyaman.
"Tapi anda adalah adik dari tuan Azkar pemilik yayasan ini" sahut Zain.
"Tapi aku merasa tidak nyaman jadi bicaralah padaku layaknya seorang teman" pinta Nathan dan Zain hanya tersenyum sebagai jawaban.
"Bolehkah aku minta tolong padamu dokter Zain?" Tanya Nathan.
"Tentu akan aku bantu jika aku bisa" sahut Zain.
"Jangan sampai ada orang lain yang tau soal penyakit ku ini, terutama sodara-sodara ku"
"Tap-"
"Aku mohon kepadamu" lanjut Nathan sembari menatap Zain penuh harap.
Flashback of
"Aku sudah menuruti permintaan mu Nat, Sekarang ayo Kembali Nat kau tidak boleh mati, kau pasti bisa sembuh" batin Zain menggebu-gebu, keringat mulai membasahi tubuhnya butuh Nathan semakin dingin detak jantungnya perlahan menghilang bersamaan dengan suara nyaring dari alat medis di sampingnya.
"Nathan kau harus bangun!" Teriak Zain sekeras mungkin.
______
Perasaan Zidan semakin tidak tenang begitupun dengan Azkar mereka berdua sendari tadi berdoa demi keselamatan sang adik.
"Keluarga pasien"
"Saya kakaknya dok" ucap Zidan sembari menatap Zain penuh harap.
"Zain bagaimana keadaan Nathan?" Tanya Azkar to the poin ia tidak suka basa-basi yang tidak penting.
"Nathan masih belum sadarkan diri tapi ia sudah melewati masa kritis, emm Nathan juga akan di pindahkan ke kamar rawat inap nomor satu di rumah sakit ini" ucap Zain.
"Apa lukanya separah itu? Dia sempat kritis?" Gumam Azkar yang entah kenapa mendadak lemas.
"Ko, kau kenapa" Zidan menahan tubuh Azkar yang hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan.
"Jantungnya juga sempat berhenti berdetak" lanjut Zain sembari menatap Azkar yang sudah terlihat semakin lemas.
"Istirahatlah Az, kau nampak sangat lelah" ucap Zain sembari menepuk pundak Azkar pelan.
"Bolehkah aku menemuinya?" Tanya Azkar dan Zain hanya tersenyum dan mengangguk.
"Temui dia setelah ia di pindahkan ke ruangannya" sahut Zain.
_______
Victor menatap Vernon yang kini masih belum bangun dari tidurnya, Victor beralih menatap Arthan yang sendari tadi masih berbincang dengan Maura di ruangan tersebut.
"Waktu pertama kali aku bertemu dengan Nathan, ku kira itu kau versi goodboy" ucap Maura.
"Aku ini memang goodboy asal kau tahu" sahut Arthan tidak terima.
"Kau sudah melihat keadaan Nathan?" Tanya Maura.
"Aku akan menemuinya" sahut Arthan sembari beranjak dari tempat duduknya.
"Kau istirahatlah di sini, kalo ada apa-apa hubungi aku" ucap Arthan sembari berjalan menjauh dari breanker Maura.
"Terimakasih ya, tanpa bantuan mu mungkin aku tidak bisa bertemu dengan kembaran ku" ucap Arthan Kepada Victor sedangkan Victor hanya mengangguk tanpa minat menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks For This Pain
Short Story"jika kalian adalah lambang luka, maka aku adalah orang pertama yang selalu menyukainya" Nathan Surya Wardana. _______ Murni imajinasi sendiri!