Y

42 7 1
                                    

Selamat membaca_______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
_______________

Zidan menoleh menatap suster cantik yang keluar dari IGD, perlahan suster cantik itu mendekati Zidan yang juga menatapnya.

"Tuan Azkar membutuhkan donor darah, tuan" ucap suster tersebut to the poin.

Zidan terdiam sembari menunduk ia tidak tahu harus berbuat apa pikirannya sudah cukup berkecamuk hingga ia tidak bisa lagi berfikir.

"Darah tuan Azkar sangat langka dan di rumah sakit tidak ada" lanjut suster tersebut.

Zidan menghela nafas panjang sembari mendongak menatap langit-langit rumah sakit.

"Bisa tolong panggilkan Zain?" Suster cantik tersebut hanya mengangguk dan kembali memasuki IGD.

Zain keluar sembari melepaskan masker yang sendari tadi ia pakai, Zidan Langsung mendekat dan menatap Zain yang juga menatapnya.

"Bisakah kau mencarikan donor darah untuk Koko ku? Golongan darah ku berbeda dengannya" ucap Zidan sembari menatap Zain penuh harap.

"Maaf tuan, sodara anda banyak mana mungkin tidak ada satupun yang memiliki golongan darah yang sama dengan tuan Azkar" sahut Zain.

"Ck, golongan darah Koko sama dengan almarhum Alno dan Nathan" ucap Zidan sembari menghela nafas panjang.

"Dan kau tau sendiri bukan? Alno sudah lama mati dan Nathan? Keadaan Nathan juga belum sepenuhnya membaik" Zidan mengusap wajahnya kasar dan kembali menatap Zain yang juga menatapnya.

Zain menghela nafas panjang sembari menunduk sebenarnya ia juga tidak tega melihat keadaan Azkar seperti sekarang ini, karena mau bagaimanapun Azkar adalah teman sekaligus atasannya di rumah sakit ini.

"Baiklah akan saya usahakan" sahut Zain sembari tersenyum dan menepuk pundak Zidan Pelan.

"Sekarang istirahatlah keadaan anda sangat berantakan" lanjut Zain sembari melangkah kembali memasuki IGD.

________

"Bagaimana keadaan mu?" Tanya Arthan sembari mengusap punggung tangan Nathan.

"Sudah cukup membaik" sahut Nathan sembari tersenyum.

Arthan tersenyum dan menunduk sembari memejamkan matanya
"Ambil saja jantungku" Arthan kembali membuka matanya dan langsung berdiri.

"Ada apa ko?" Tanya Nathan.

"Aku keluar sebentar" sahut Arthan sembari berjalan meninggalkan ruangan Nathan.

Thanks For This PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang