10: Flashback 2

313 29 0
                                    

.
.
.

" June! "

" Awww waaw aww " Aduh June lantaran kakinya tak sengaja menyandung sebuah pot yang cukup besar

Mihat hal itu sontak Jedan mendekat lalu melihat keadaan sahabatnya itu

" Goblok. Kok bisa lo nambrak pot bodoh. Aduuh kasihan kan potnya jadi pecah " Sesal Jedan membuat June kesal mampus

" Ya lo gue panggil panggil kagak nyahut ye monyet "

Mendengar kekesalan June sontak membuat Jedan tertawa

" Yang tadi. Lupain aja oke? Kita balik ke rumah aja ayok " Ajak June yang langsung mendapatkan anggukan setuju dari adiknya

Sebelum benar benar pulang, June dan Jedan menyempatkan diri untuk singgah di sebuah alfamart untuk menikmati nikmatnya mie instan di tengah malam. Mengingat makanan tadi tidak mereka habiskan

Mengira setelah tiba dirumah Jedan dapat merebahkan dirinya dan nelenyapkan segala hal hal yang menyebalkan tadi. Namun sepertinya hal itu harus Jedan kubur dalam dalam karena kedua orang tuanya kini tengah menunggu mereka diruang tamu. Duduk bersandar pada sofa dengan terdiam

" June masuk ke kamar kamu " Perintah mami, namun June tak bergeming

Jujur Jedan cukup takut sekarang, tapi mati matian ia menahan rasa takut itu

" June! Masuk ke kamar kamu sekarang!" Ulang mami dengan nada yang dinaikkan, namun sekali lagi tak ia inggahi. Alih alih kembali ke kamar, June malah semakin mendekatkan diri pada Jedan

June tak takut bila orang tuanya akan menghukun dirinya atas apapun itu, namun June takut papi dan mami nya melakukan hal hal diluar batas pada Jedan

"June!" Teriak mami memarahi anak sulungnya itu

Papi bergerak setelah seperkian detik mami memarahi June. Mendekat kearah kedua anak nya lalu

Plakk

Sebuah tamparan mendarat pada pipi kiri anaknya. Jedan yang sempat memejamkan matanya pun perlahan lahan membuka kembali setelah merasakan tidak ada tamparan yang melayang pada dirinya

Namun Jedan syok sejadi jadinya ketika yang ditampar oleh papi adalah June. June tak salah apapun kecuali tidak mengindahi ucapan maminya tadi. Dan Jedan sudah siap lahir dan batin untuk menerima pukulan dari sang ayah

Baik Jedan maupun June, keduanya bungkam.

" Kamu mau bertindak sebagai kakak yang baik hah?! Kalau begitu baiklah. Papi tidak akan memberikan hukuman pada Jedan. Namun sebaliknya, kamu yang akan papi hukum! " Ucap sang kepala keluarga

" Papi, jangan hukum June. Papi hukum Jedan aja, ya? " Bujuk Jedan kala melihat June ditarik oleh sang ayah.

" Papi "

" Papi, tolong lepasin June. Papi bawa Jedan aja papi " Mohon lelaki itu

Jedan menarik narik tangan June yang ditarik paksa oleh sang ayah. Hingga June menghempaskan tangan Jedan hingga tak sengaja membuat lekaki itu terjatuh

Ia ingin sekali membantu Jedan untuk berdiri namun tarikan kuat oleh papinya membuat June berpaling. Ini lebih baik dari pada harus melihat Jedan disiksa oleh papinya

" Papi! "

" Papi bawa Jedan aja papi! "

Ketika Jedan hendak berdiri kini sang mami muncul dihadapannya. Dengan wajah tak terkendali kan lagi, sebuah tamparan kini melayang tepat mengenai pipi mulus Jedan dua kali

Wisata Masa Depan //nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang