22: Diffrent Way

341 29 0
                                    

.
.
.

Pagi hari di keluarga Vlasya dengan anggota keluarga yang akhirnya lengkap, duduk bersama di sebuah meja makan yang cukup besar sambil menyantap sarapan masing-masing

" Alisya, makanan kamu buruan habisin nanti terlambat " Ucap mami melihat anak bungsunua sangat lamban mengunyah sarapannya

" Ck. Alica udah siap " Rajuknya karena ditegur sang mami. Mengambil tas sekolahnya kemudian berjalan keluar dari rumah tersebut

Seluruh anggota keluarga lainnya menatap aneh si kecil, tak biasanya anak itu bertingkah seperti itu

Jedan tau, penyebab sangat adik kesal seperti itu pasti karena dirinya yang kembali kerumah ini

Jedan jadi merasa bersalah, namun tak tahu harus berbuat apa

" June udah siap, papi hari ini biar June yang antar Alisya. June bawa mobil " Ucap June tiba tiba

Melihat June yang sudah lengkap dengan seragam sekolah nya membuat Jedan sedikit iri, sedikit saja

Jedan menyudahi sarapannya kemudian meletakkan piringnya kedapur, Jedan tak kembali kekamarnya. Ia menunggu sang papi selesai dengan makanannya karena ada hal yang harus ia sampaikan

Ada satu jam lagi sebelum sang ayah berangkat ke kantor, jika tidak pagi ini maka tidak akan ada waktu lagi untuk menyampaikannya

Setelah sang papi duduk di ruang keluarga, Jedan memberanikan diri untuk mendatangi ayah tirinya tersebut

" Papi " Panggil nya

Papi menatap Jedan seakan bertanya melalui tatapannya

" Nek Bani nyuruh Jedan untuk sampaikan kalau beliau minta maaf gak bisa menuhin permintaan papi karena nek Bani sakit " Ucap Jedan

Sang ayah tersebut hanya menanggapi dengan mengangguk kemudian melanjutkan membuka tab nya

" Papi "

Kini tak ada sahutan ataupun sekedar tatapan dari sang ayah, seakan beliau tau apa yang akan Jedan sampaikan

" Jedan - " Menahan ucapannya, Jedan cukup takut untuk menanyakan hal tersebut

" Jedan boleh sekolah lagi gak? " Ucap Jedan lagi setelah ia memberanikan diri

Meskipun sepertinya akan ditolak, tapi tak masalah kan jika mencoba?

Sang ayah terdiam beberapa saat sebelum ia mengangkat bicara
" Boleh. Tapi yang pasti tidak akan disekolah kamu yang lama dan kamu harus bisa membuat June kuliah dikedokteran " Jawan papi

Jedan terkejut, ia tak menyangka Sang papi akan mengizinkannya kembali bersekolah, meskipun terdapat syarat

Jedan bimbang, membuat June setuju untuk kuliah dikedokteran sama saja dengan menghancurkan mimpi anak itu. Bagaimana mungkin Jedan bisa egois, membangun mimpinya diatas kehancuran mimpi orang lain? Terlebih lagi orang tersebut adalah sahabat sekaligus saudara tirinya sendiri

Menggigit bibirnya sambil menatap sang ayah, jika ia menolak maka ia tak akan bisa sekolah dan mimpinya akan hancur begitu saja, namun jika ia menerima maka mimpi June lah yang akan hancur

Apakah Jedan boleh egois sekali saja?

Boleh kah?

" Gimana? Kamu setuju? " Tanya papi

Jedan terdiam, kemudian menggelengkan kepalanya. Papi tau anak ini tak akan mau melakukan hal itu

" Yasudah kalau begitu " Ucap lelaki paruh baya itu kemudian beranjak untuk berangkat ke kantornya

Wisata Masa Depan //nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang