.
.
." Aeral " Panggil Marko sambil mengejar lelaki itu
Aeral yang merasa namanya terpanggil pun membalikkan tubuhnya sambil menunggu sosok tersebut menghampiri dirinya
" Balik bareng gue ayo " Katanya setelah tiba tepat didepan Aeral
" Enggk usah mar, gue balik sendiri aja " Tolak Aeral
" Udah balik bareng gue aja, capek lo kalo jalan. Ayo " Ajak Marko kemudian berjalan menuju kearah motornya berada
Entah mengapa tapi Aeral tak pernah bisa menolak lelaki ini, maka dengan cukup terpaksa Aeral mengikuti langkah Marko menuju kearah motor lelaki tersebut
Rumah Aeral memang tak terlalu jauh dari tempat kumpul mereka tadi, karena itulah ia tidak ada masalah sama sekali bila harus berjalan kaki untuk tiba dirumah, ia juga tidak ingin merepotkan yang lainnya karena arah rumah nya dengan rumah mereka berlawanan arah
" Thanks Mar, balik hati hati lo jangan ngebut " Ucap Aeral kala mereka telah tiba didepan rumah Aeral
" Iya, yaudah gue cabut ya "
Baru saja Marko hendak melajukan kendaraannya, sebuah dentuman keras dari arah rumah Aeral terdengar sangat kuat
Aeral berlari sekencang mungkin memasuki rumah nya, dan tepat ketika ia membuka pintu rumah tersebut
" Aeral awas! "
"Aakh " Rintih Aeral kalau sebuah kaca yang diduga berasal dari vas bunga tersebut mengenai kepala oekai remaja tersebut
" Ral " Panggil Marko sambil mengecrk keadaan sahabatnya itu
Tes
Tes
Tes
Darah mengalir segar dari kepala Aeral turun hingga mengotori lantai ruang utama rumah keluarga Devinson
" Lihat? Siapa yang mencelakai siapa? " Ucap seorang wanita yang merupakan ibu tiri nya Aeral
" Kamu! Kalau tidak membuat saya marah maka Aeral tidak akan terluka! " Ucap ayah membela diri nya melawan istri keduanya tersebut
" Saya? Membuat kamu marah?! Kamu yang buat saya marah! Tidak cukup dengan satu wanita, kamu terus terusan mencari wanita lain! Dasar laki laki hidung belang! Yang ada dipikiran kamu itu hanya wanita wanita muda saja, asal kami tau ya wanita wanita itu tidak akan mau merawat kamu, harusnya kamu sekarang menjaga keluarga kamu bukan malah pergi melonte! "
Plakk
Sebuah tamparan tepat mengenai pipi sebelah kiri sang istri, dengan amarah yang sudah membuncah tak tertahankan lagi ayah melayang kan sebuah tamparan tersebut untuk pertama kalinya kepada sang istri
" Ayah! " Ucap Aeral menegur sang ayah
Amarah yang tak menentu terkadang membuat seseorang kalap dan tak sadar atas apa yang diperbuatnya, dengan tangan yang mengepal kuat dan rahang yang mengeras ayah melangkah mendekati Aeral
Plakk
Kembali sebuah tamparan ayah layangkan kepada putra sulungnya
" Kenapa baru pulang kamu?! Gak jera jera dengan hukuman yang ayah kasih? Apa perlu ayah ikat dan kurung kamu dikamar?! " Teriak ayah memarahi Aeral
Bahkan tanpa melihat Marko dan tetesan darah yang terus mengalir membasahi lantai, ayah tetap memarahai anak nya itu
" Om, Aeral lagi terluka Marko bawa Aeral kerumah sakit dulu " Ucap Marko berusaha menengahi
KAMU SEDANG MEMBACA
Wisata Masa Depan //nct Dream
Ficção AdolescenteCerita ini penyakitnya sudah komplikasi, jadi mohon pengertiannya untuk segera menyiapkan hati dan mental jiwa raga. Tapi Bukankah pelangi muncul setelah hujan badai menerpa? 7 sosok laki-laki remaja yang dipertemukan sang Maha pencipta agar dunia...