Aware

316 32 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

Aeral tersadar, entah dimana kini ia berada. Namun sebuah jembatan dengan air terjun sebagai pemandangan di sampingnya dan sebuah sungai yang cukup deras dibawahnya. Aeral melihat sekeliling, apakah ini sudah saatnya ia menyusul sang bunda?

Melirik ke kiri dan kanan, memperhatikan setiap sisi tempat itu. Tak jauh dari tempatnya berdiri, tepat ditengah tengah jembatan itu. Seorang wanita cantik tengah tersenyum teduh menatapnya

Aeral terdiam dan tertegun, betapa cantiknya wanita itu. Namun sesaat ia teringat dengan berbagai foto yang dibingkai oleh ayahnya di dalam ruang kerjanya. Itu...

" Bunda? "

Wanita itu tersenyum dan mendekat kearahnya, menarik kedua tangan Aeral dan kembali tersenyum

" Bunda? " Dengan suara dan mata yang sudah bergetar, Aeral ingin menangis rasanya

" Anak bunda udah besar ya "

Mendengar hal itu sontak Aeral memeluk bunda nya, hal yang sangat ingin ia rasakan selama 17 tahun ini. Beginilah rasanya?

Rasa haru dan bahagia?

Seumur hidupnya ia belum pernah merasakan ini. Beginikah rasanya memeluk ibu? Beginilah rasanya disayang?

Mengapa baru bisa ia rasakan sekarang? Ingin rasanya menuntut semesta tentang ketidakadilan ini

Aeral menitikkan air matanya, perlahan menjadi sangat deras. Aeral menangis sesugukan dipelukan sang ibunda tercinta

" Kenapa bunda tinggalin Aeral? Aeral mau bunda " Ucapnya sambil menangis

Persis seperti anak kecil yang merengek ketika ditinggal diam diam oleh ibunya

" Maaf ya sayang " Jawab bunda

Satu kalimat yang membuat hati Aeral menghangat.

Sayang

Iu kata pertama yang ia dengar ditujukan untuknya. Kata penuh kasih dan cinta

Aeral mengeratkan pelukannya, tak ingin lagi kehilangan sosok tercintanya itu

****************************

" Aeral, kamu udah cukup lama disini..udah waktunya, kamu balik ya? " Ucap bunda sambil mengelus kepala anak nya itu

Aeral menggeleng kuat, ia tak ingin lagi berpisah dari sang bunda

" Tapi kamu harus balik. Ya? Kamu anak bunda yang kuat dan baik hati, anak bunda tersayang dan paling bunda sayangi. Nanti, kalau waktunya udah tiba kamu baru boleh balik lagi kesini ya? Jangan memaksakan diri kamu untuk balik kesini, jangan sakitin tubuh kamu lagi. Oke? " Ucap bunda lagi sambil mengelus tangan kiri Aeral, tempat ia biasa melukai dirinya

" Bunda.. "

Tersenyum teduh menatap anak nya, bunda perlahan menghilang dari pandangan Aeral berganti cahaya putih yang sangat menyilaukan

" Enggk. Jangan pergi, bunda. Aeral mohon jangan pergi "

" Bunda.. "

Namun sayang, sekeras apapun Aeral berteriak sang bunda tak kan kembali. Yang ia lihat kini hanyalah cahaya cahaya yang menyilaukan berganti secara perlahan dengan sebuah plafon atap berwarna putih

Tak dapat melihat dengan jelas, namun dapat Aeral rasakan dua orang sedang menatap dan memanggil manggil namanya

" Siapa? " Batin Aeral

Menutup matanya kemudian mrmbukanya kembali, pandangannya kini sudah fokus. Melihat ke sekeliling ruangan

Dua orang laki laki remaja, dinding dan plafon putih. Aah, ternyata Chela dan Marko. Dan ia tengah berada di rumah sakit

Wisata Masa Depan //nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang