Crying in the rain

347 28 0
                                    

Happy reading

.
.
.

Aeral menggenggam tangan kiri Raka yang tengah tidak sadarkan diri itu

Tepat pada saat Jedan mengatakan semua yang ia dengar secara langsung dari dokter, Aeral segera mendatangi kamar inap nya Raka dan mendapati lelaki itu masih setia dengan tidur nya

" Kenapa lo harus ngerasain semua ini sih ka? Lo hidup aja udah menderita, sekarang lo harus ikut ikut gue sakit kanker kayak gini? "

" Hidup itu anjing banget ya ka, bahkan anjing kadang hidupnya lebih enak dari pada kita "

" Jangan pergi duluan ka, gue gak mau nangisin lo. Gue gak bakalan mampu kalau lo pergi dari gue ka "

Perlahan buliran air mata Aeral berjatuhan mengenai tangan Raka yang tengah ia genggam itu

" Pasti sakit banget kan ka? "

" Gue sakit banget ka, rasanya kayak mau mati. Kadang gue gak tahan sama ni penyakit, pelan pelan menggerogoti gue "

" Ka, di kehidupan yang lalu kita ada salah apa ya? Apa kita jadi geng mafia? Atau kita jadi orang yang penuh dosa sampai sampai kehidupan kita sekarang menderitanya udah next level banget "

" Ka, napa lo gak ngasih tau gue sih? Aah, lo pasti gak mau gue dan yang lainnya sedih kan? Selama ini lo berjuang sendiri juga ya? Mulai sekarang lo berjuang sama gue ya, gue temenin lo sampai sembuh. Dokter bilang kalau penyakit lo ini masih ada harapan buat sembuh, lo masih di stadium awal, masih stadium 1. Jadi harapan hidup lo lebih tinggi dari gue, habis ini lo harus kemo. Gue temenin lo dari awal sampai lo sembuh, gue bakalan berusaha untuk tetap hidup sampai lo sembuh ka. Jadi, kita sama sama berjuang ya? Lo berjuang buat hidup lo, gue berjuang buat bertahan sampai lo sembuh. Oke? "

Aeral mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Raka, mendekatkan tangan putih pucat itu pada kepalanya lalu Aeral mulai berdoa dengan diam dan dengan air mata yang turun bak hujan deras diluar sana

" Tuhan, hidup ku ini sudah rapuh dan tak berarti. Aku manusia berdosa yang selalu pasrah menghadapi kehidupan yang kau berikan. Tapi kali ini, ku mohon kuatkan aku untuk tetap hidup sampai Raka sembuh, pindahkan segala penderitaan dan rasa sakit nya pada ku. Biarkan Raka untuk hidup bahagia, bertemu dengan orang tua dan keluarga kandungnya. Aku sudah cukup bahagia, sudah cukup hidup layak dan senang. Tapi Raka tak pernah merasakan kehidupan yang membahagiakan itu, biar aku yang menanggung semuanya. Tolong sembuhkan saja Raka dan buat hidupnya bahagia. Aku berterimakasih untuk setiap waktu dan kehidupan yang kau berikan. Kini tak kan ku sia siakan lagi. Amin "

Kala beban hidup sudah tak dapat lagi ditanggung, kala hidup sudah terasa seperti kepingan kaca yang pecah. Disaat hati sudah pasrah dan kesulitan, hanya berseru pada yang maha kuasa lah yang dapat dilakukan, agar paling tidak ketenangan dan kelegaan dapat dirasakan

Pintu ruangan terbuka perlahan, Chela masuk dengan wajah yang sudah tak dapat diartikan lagi

" Lo. Kenapa lo gak pernah bilang kalau lo kena kanker? " Kecewa Chela

" Chel, kondisinya lagi gak kondusif " Ujar Aeral

" Gue emang se gak berarti itu ya ral? Kenapa gue jadi satu satunya orang yang selalu gak tau apa apa tentang kalian? "

" Chela, gue mohon. Jangan sekarang " Pinta Aeral dengan air mata yang sudah jatuh berkali kali, rasa bersalah mulai melingkupi Aeral

Chela terhenyak melihat air mata itu, ia menggigit bibir bawahnya menahan air mata yang juga siap untuk turun kapan saja. Bagaimana bisa ia tetap bertahan ketika dihadapannya kini kedua sahabatnya tengah berada di pinggir jurang?

Wisata Masa Depan //nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang