Double up 🤟
.
.
.Plakk
Sebuah tamparan tepat mengenai pipi kiri Jedan, sang ibunda tercinta menampar nya di hadapan semua orang. Di hadapan sahabat sahabatnya, dihadapan pada dokter, bahkan pasien pasien lainnya dan dihadapan June yang baru saja sadar
" Gara gara kamu pembawa sial dikeluarga ini, lihat. LIHAT DISANA, ANAK SAYA TIDAK BISA BERJALAN! "
Jedan tak bisa berbuat apa apa, bahkan yang lainnya pun hanya bisa terkejut dan terdiam. Aeral dan Chela yang baru saja tiba pun ikut merasa bingung. Tadinya mereka pergi keruangan marko dan Jwidan tapi kedua orang itu tidak ada disana, bahkan dikamar inap Raka pun lelaki itu tidak juga ada disana, maka satu satunya tempat yang memungkinkan sudah pasti adalah kamar nya June
" Mami jangan salahkan Jedan, ini bukan salah nya Jedan atau siapapun. Gak ada yang tau kalau hal ini bakalan terjadi mi. Tolong jangan salahkan siapapun " Ujar June mencoba menenangkan situasi
" Ini semua udah jelas salahnya dia, kalau bukan karena Jedan kemarin ngajak kamu ke pantai, mana mungkin kamu bakalan pergi ke pantai. Iyakan? Kamu kira mami gak denger kalian bicara didapur kemarin "
Jedan terkejut, tak mungkin kan. Jelas saja kemarin ia hanya bercanda ingin jalan jalan karena suntuk berada dirumah. Jedan menatap lekat kearah June, dan saudara tirinya itu sama sekali tidak membantah. Ia hanya terdiam mendengar penuturan sang ibu
" Jun " Lirih Jedan
June kini menggeleng, berusaha meyakinkan semuanya bahwa Jedan bukanlah alasan ia membawa sahabatnya itu ke pantai
" Ini bukan salah Jedan, kalau ada orang yang disalahkan. Itu salah mobil yang tiba tiba proboden ditengah jalan dengan kecepatan yang tinggi. Gak ada yang perlu disalahkam diantara kita. Mami, Jedan ataupun yang lainnya gak salah. Dan mereka gak bertanggung jawab dengan keadaan June sekarang. Lagian June masih bisa sembuh mi, June masih bisa jalan kok cuman perlu terapi aja "
" Jedan, mulai sekarang kamu bukan lagi bagian dari keluarga vlasya. Kamu hanya akan terus membuat anak anak saya menderita. Kamu tidak perlu datang kerumah kami lagi, semua barang barang kamu akan dibawa keluar oleh pak Otom " Putus sang ayah
Jedan terdiam sebelum akhirnya ia mengangguk, semua orang disana pun ikut terdiam. Kecuali June
" Papi, papi gak bisa ngusir Jedan gitu aja. Jedan masih anak kandung dari mami, Jedan itu anak papi "
" Sepertinya ibunya sendiri pun tidak lagi sudi menerima anak kandungnya itu, iyakan sayang? "
Mami Jedan terdiam sebentar kemudian menjawab
" Tentu saja, saya bahkan malu punya anak kandung seperti dia "Jujur hati Jedan sangat sakit, ini bukan yang pertama kalinya sang ibu berkata hal demikian, namun dalam situasi dan kondisi yang seperti ini, kata kata itu menjadi hal yang sangat menyakitkan
" June akan kami pindahkan kerumah sakit kami, mungkin selama beberapa waktu kedepan kalian tidak dapat bertemu dengan June. Selama June perawatan dia akan home schooling, Saya harap kalian mengerti. Melihat kondisi kalian pun tidak separah anak saya " Ucap papi June sembari melihat satu satu kearah sahabat sahabat June
" Papi! " Tegur June tak suka melihat sikap sang ayah terlalu angkuh dan menyepelekan luka dari sahabatnya
Sang ayah tak mengucapkan apapun, ia hanya memberikan kode kepada para bawahannya untuk memindahkan June
" June gak mau pindah rumah sakit, June mau disini bareng yang lainnya pi. Atau bawa mereka bareng June ya pi? Mereka sampai kayak gini juga salah June " Mohon nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Wisata Masa Depan //nct Dream
Teen FictionCerita ini penyakitnya sudah komplikasi, jadi mohon pengertiannya untuk segera menyiapkan hati dan mental jiwa raga. Tapi Bukankah pelangi muncul setelah hujan badai menerpa? 7 sosok laki-laki remaja yang dipertemukan sang Maha pencipta agar dunia...