Double Up🙌
Happy reading
.
.
." Jedan " Panggil nenek Bani dari belakang rumah kayu sederhana itu
" Iya nek? " Balas lelaki berbadan tinggi nan tampan
" Bisa bantu nenek nak, kerumah pak kepala desa ambil bibit cabe? " Tanya nek Bani, sebenarnya nenek tidak ingin menyuruh Jedan karena lelaki itu baru saja tiba beberapa saat yang lalu dari sekolahnya namun tubuhnya terasa tidak sanggup jika harus pergi ke tempat kepala desa sore ini
" Oke nek, Jedan pamit ya nek "
" Iya nak hati hati "
Dengan demikian, Jedan pergi menuju rumah pak kepala desa, jaraknya tidak terlalu jauh tapi juga tidak dekat. Rumah kepala desa itu berada di tepi pantai, sedangkan rumah nek Bani berada di dataran yang cukup tinggi, tak ada kendaraan membuat perjalanan Jedan lumayan lama dan melelahkan
Setelah 30 menit akhirnya ia tiba dirumah semi kayu itu, mengetuknys tiga kali sambil mengucapkan
" Permisi "" Iyaa, eh nak Jedan. Ada apa nak? " Tanya seorang wanita berumur yang sepertinya adalah nyonya dirumah ini
" Nek Bani suruh ambil bibit cabe buk " Balas Jedan
" Ah, kalau begitu langsung ke belakang aja, ada bapak disana " Ujar wanita itu kemudian mengarahkan Jedan kebelakang rumah yang ternyata cukup luas dan ditumbuhi dengan tanaman yang cukup baik
" Makasih buk " Ucap Jedan dengan sopan setelah itu wanita itu pun berlalu
" Permisi pak " Panggil Jedan pada lelaki tua yang sedang memetik beberapa helai daun singkong itu
" Iyaa? Oh nak Jedan, mau ambil bibit cabe ya? " Tanya pak kades
" Iya Pak " Jawab Jedan
Jujur, Jedan tak fokus sama sekali dengan pak kades dan kebun kebunnya namun Jedan terfokus pada pemandangan dihadapannya
Laut.
Kalau diceritakan tak kan pernah ada habisnya cerita tentang laut
Laut dan pantai memiliki seribu kenangan tak terlupakan bagi Jedan
" Nak. Kamu mau lihat lautnya gak papa kesana aja, lurus sedikit ada jembatan kamu bisa duduk disitu, bapak juga mau cari dulu bibitnya, bapak lupa taruh dimana " Ujar pak kades. Melihat Jedan yang begitu terpesona dengan laut, ada sedikit rasa sedih kala ia melihat tatapan anak itu
Begitu rindu dan sedih, rasanya mata itu menyiratkan hal yang jelas jelas adalah hidupnya. Anak itu tak pernah setakjub ini atau sedalam ini menatap sesuatu
" Ah iya, gak papa pak. Saya bantu bapak cari aja kalau begitu pak " Tolak Jedan, sungguh ia tak akan enak hati bisa meninggalkan pak kades mencari barang itu sendiri
" Eh gak usah nak. Bapak aja, bapak mau lihat di dalam dulu. Kamu kesana aja gak papa udah " Elak pak Kades
Pak kades pun meninggalkan Jedan, tak tahu harus berbuat apa. Jedan melangkahkan kakinya menuju jembatan yang disebut pak kades tadi
Betapa indahnya, bersih dan jernih. Pantainya putih tanpa noda, mengingatkan Jedan dengan masa masa lalunya
Sahabatnya.
Jedan rindu.
Jedan rindu dengan June, sangat teramat sangat rindu
Jedan rindu dengan lawakan Aeral
Jedan rindu dengan kerecehan Marko
Jedan rindu dengan sifat api nya Raka
Jedan rindu dengan gelak tawa Chela
KAMU SEDANG MEMBACA
Wisata Masa Depan //nct Dream
أدب المراهقينCerita ini penyakitnya sudah komplikasi, jadi mohon pengertiannya untuk segera menyiapkan hati dan mental jiwa raga. Tapi Bukankah pelangi muncul setelah hujan badai menerpa? 7 sosok laki-laki remaja yang dipertemukan sang Maha pencipta agar dunia...