Halo haloo update tengah malam mianhee...
Happy Reading
.
.
.Malam penuh dengan bintang dan bulan yang cerah, malam ini dunia seakan tersenyum kepadanya. Seolah berkata selamat tanpa tahu mengapa.
Namun, wanita dibawah langit indah itu malah tersujud. Terduduk diatas dinginnya lantai balkon kamarnya.
Derai air mata sudah turun membasahi pipi cantiknya tanpa adanya is akan maupun teriakan. Hanya buliran air mata yang turun tanpa suara
Satu pesan masuk dari ponsel nya sejak satu jam yang lalu. Dan dari satu jam itu tak ada pergerakan yang ia lakukan
Terhenyak. Sesak didada seketika menyeruap menghimpit pernafasan nya.
" Jedan "
" Maafin mami nak "
Menyesal sekarang pun tidak ada gunanya. Sang buah hati telah pergi meninggalkan si wanita yang melahirkannya.
Ah, ia tahu. Jedan pasti sudah tidak ada nafsu untuk hidup. Karena dirinya yang tak pernah memberikan santapan yang nikmat untuk hidup anaknya.
Sekarang, pantaskah ia dikatakan sebagai seorang ibu? Ketika dirinya sendiri baru mengetahui kematian sang anak setelah 5 hari?
5 hari bukanlah waktu yang sebentar. Bagaimana ia masih bisa tersenyum dan tertawa disaat anak sulungnya telah pergi meninggalkan dunia yang fana ini?
Bahkan hembusan nafas terakhirnya saja tak dapat ia lihat.
Sekejam itu kah dirinya? Sampai mendapatkan balasan sedemikian?
Ia tak dapat melihat wajah anak nya untuk yang terakhir kalinya, tak dapat merasakan deru nafasnya untuk yang terakhir kalinya, tak dapat memeluk sang anak untuk yang pertama dan terakhir kalinya.
17 tahun ini sebenarnya ia ngapain? Bahkan hanya untuk memeluk Jedan saja ia tidak pernah. Anak itu saat kecil selalu dititipkan pada tetangga, saat malam ia menyewa seorang wanita tua untuk menjaga dan merawat Jedan dimalam hari. Kala anak itu menangis ia hanya memanggil wanita tua itu.
" Jedan, mami minta maaf. Dimanapun kamu berada sekarang, kamu udah makan nak? Disana lagi ngapain? Mami rindu Jedan. Pulang ya? Biar mami peluk Jedan "
Hiks
Kini isakan mulai terdengar
" Mami sayang Jedan. Pulang ya nak? Kamu dimana? Biar mami jemput " Entah berbicara pada angin yang mana, ia pun tidak tau
Arsyi putus asa. Kekosongan menyeruak kala ia melihat pesan dan foto foto yang dikirim dari ayah Jedan. Makian dan umpatan dari lelaki itu, ia sama sekali tak perduli.
Ia hanya ingin mengetahui dimana peristirahatan terakhir sang anak, namun siapapun yang ia datangi tak ada satupun yang bersuara.
Bahkan June.
Anak itu sudah tak mau lagi melihat dirinya. Ia sudah keluar dari rumah seminggu yang lalu.
Arsyi ingin mendatangi sahabat sahabat Jedan dan June, namun ia tak tau siapa mereka dan dimana rumah nya. Ia tak memiliki nomor mereka, bahkan namanya pun tidak tau
" Dasar ibu tak becus. Matipun aku sudah tak pantas " Lirih nya
Menatap langit biru gelap diatas sana, dan lagi lagi air mata turun tanpa permisi sari pelupuk matanya
" Jangan tersenyum padaku. Dunia sudah menghukumku, dan kini kau mau mengejekku? "Arsyi terdiam. Tak lama ia beranjak menuju kamar putranya
Pintu bernuansa putih gading itu ia buka, kamar dengan dominan coklat tua gradasi itu sudah berdebu
KAMU SEDANG MEMBACA
Wisata Masa Depan //nct Dream
Teen FictionCerita ini penyakitnya sudah komplikasi, jadi mohon pengertiannya untuk segera menyiapkan hati dan mental jiwa raga. Tapi Bukankah pelangi muncul setelah hujan badai menerpa? 7 sosok laki-laki remaja yang dipertemukan sang Maha pencipta agar dunia...