Beggin

350 28 0
                                    

Happy Reading.
.
.
.

Malam hari memang waktu yang paling menyenangkan untuk bertukar pikiran dengan batin sendiri, bercengkrama sambil berkelahi batin, menikmati terpaan angin malam disekitar rumah sakit tempat Aeral dirawat, memang sejuk namun menenangkan.

Tujuan Jedan keluar adalah untuk membeli buah, dengan berjalan kaki toko buah itu tidaklah jauh mungkin sekitar 15 menit untuk Jedan tiba disana.

20 April 2023

Tiga hari lagi adalah hari ulang tahun June, kasihan sekali anak itu karena tepat dihari ulang tahunnya malah dilanda ujian kimia, memang hari terakhir ujian kelulusan sih.

Ah, sebentar lagi kelulusan. Jedan bahkan tak benar benar menginginkan jurusan kedokteran itu lagi. Walaupun ketika melihat para dokter mengenakan pakaian kebanggaannya rasa iri masih terpatri jelas direlung remaja itu.

Setelah keluar dari keluarga Vlasya, Jedan sudah mengubur mimpinya dalam dalam. Tak ada niat untuk menggali impian itu lagi, jika ditanya apakah ia rela? Rasanya tak akan pernah ada orang yang rela mimpinya sirna begitu saja,  bukan?

Jedan menengadahkan kepalanya keatas, teringat sosok sang ibu yang terlintas dalam benaknya. Jedan rindu.

" Ma ma, semangkanya beli yang ini yaa " Ujar gadis kecil itu menepuk nepuk sebuah semangka besar yang berjejer di country

" Jangan yang ini, coba gadis ketuk ketuk semangkanya. Bunyinya tuk tuk tuk gak? Nah yang ini, kalau bunyi nya kayak gini berarti semangkanya bagus dan manis " Ujar sang ibu mengajarkan anaknya untuk memilih buah semangka

Jedan tersenyum lirih menatap ibu dan anak itu, senangnya memiliki orangtua yang perduli dan ingin mengajarkan kita banyak hal. Manusia didunia ini harus lebih banyak bersyukur karena tak semua orang dapat merasakan hal hal seperti itu, salah satunya adalah Jedan. Dan Jedan hampir yakin ia tidak sendirian.

" Dek, kalo mau beli pir yang ini aja " Ujar tukang buah sambil menunjuk jejeran buah pir yang terlihat sangat segar

" Ah, iya Pak "

Setelah memilah milah, akhirnya Jedan membeli 1 kg buah pir. Lalu kembali beranjak menuju rumah sakit

Dalam perjalanan, sosok sangat ibu menjadi bayang bayangan yang semakin kuat dalam pikiran Jedan, bagaimana ia melihat sang ibu menyuapi sang adik, merapikan dasi June dan ayah June, memasak, merapikan kamar June dan adiknya. Kalau diingat ingat sang ibu bahkan tidak pernah menapaki kakinya di bilik Jedan, tidak pernah membelikan Jedan barang barang seperti pakaian, tidak pernah mengajarkan Jedan cara memilih buah dan sayur. Hal sepele namun cukup berbekas

Bahkan Jedan tak pernah merasakan pelukan sang ibu, pelukan ayahnya yang sudah menghilang entah kemana itu. Aeral tak menuntut banyak, hanya ingin sekali saja dipeluk oleh sang ibu, tak apa bila ayahnya tak ingin. Jedan tak ada masalah dengan lelaki yang telah meninggalkannya itu, tapi untuk sang ibu. Bila boleh berharap dan meminta, Jedan ingin sekali saja dipeluk oleh ibunya

Berjalan lesu, Jedan tak memperhatikan sebuah mobil tengah melaju dari belakangnya karena terlalu fokus dengan pemikirannya,mobil itu melewati batas jalan kendaraan, dan

SREET

BRUKK

bukan sinetron bukan sulap dan bukan sihir, tapi mobil yang melaju menabrak dari belakang itu cukup untuk membuat tubuh ringkih Jedan berbalik dan terlempar ke samping lalu terguling guling.

Tak ada kesiapan membuat Jedan tak mampu mengimbangi kecepatan mobil itu menabrak dirinya.

Darah sudah bukan main lagi mengucur dari pelipis remaja laki laki itu, kaki dan tangannya kaku keduanya tak dapat digerakkan. Bibirnya kelu hanya untuk sekedar meminta tolong, bahkan matanya sudah sayu.

Wisata Masa Depan //nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang