18: I Can't

310 26 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

" Nak Jedan, kamu tidur disana aja biar ibu yang jaga disini " Ucap seorang wanita tua sambil menunjuk kearah sofa diujung kamar inap itu

Malam itu juga Nek Bani segera dibawa ke rumah sakit terdekat, ya meskipun tidak dekat karena rumah sakit tersebut berada di kota

Jedan mengangguk kemudian pindah ke tempat yang ditunjuk, jujur ia memang sangat mengantuk sekarang. Jam menunjukkan pukul 00.50, saat saat dimana para manusia memang harusnya menyelami mimpi mereka

Pagi kembali muncul, Kepala desa dan istrinya sudah pamit pulang beberapa menit yang lalu. Kini benar benar hanya tersisa Jedan dan Nek Bani yang masih belum sadarkan diri

Jedan bingung ia harus melakukan apa. Dengan keputusan yang matang, ia membuka tas nya kemudian mengambil sebuah barang yang sudah cukup lama tak ia gunakan

Handphone

Menghidupkannya kemudian mengaktifkan data seluler telepon genggam tersebut. Serasa menjadi seorang artis yang baru saja membuat akun instagram

Jedan mendapatkan notif beribu ribu baik pesan, panggil tak terjawab, DM, spam chat dan lain lain

Ia membuka satu satu notif tersebut mulai dari panggilan tak terjawab yang didominasi oleh nama June, kemudian sahabat sahabatnya

Sangat teramat sangat banyak pesan rindu dari june dan sahabat sahabatnya itu, meminta ia untuk segera pulang atau paling tidak sekedar memberikan kabar

Jedan menitikkan air matanya saat tak sengaja membuka isi pesan dari sang ibu

" Jika bisa tolong bertahanlah disana dan hiduplah dengan bahagia "

Apakah dengan ini, Jedan benar benar diusir dari hidup sang ibu?

Jedan mengusap air mata yang dengan tak sopannya itu turun lalu menengadahkan kepalanya keatas, tak selang beberapa lama handphone nya berbunyi tanda seseorang sedang mencoba menghubunginya

Sudah lama tak mendengar, Jedan merasa cukup rindu dengan suara handphonenya itu

Jedan menekan tombol hijau pada layar handphonenya lalu mendekatkan barang pipih tersebut ketelinganya

" Jedan " Panggil seseorang dari seberang sana

Tak perlu menunggu lama, beningan air mata kembali turun membasahi pipi lelaki muda itu

" Jedan " Panggil nya lagi dengan suara yang mulai serak

" Jedan please jawab gue " Nada frustasi terdengar dari seberang sana

" Lo dimana? Bilang lo dimana gue kesana sekarang "

" Jedan please gue mohon jawab gue, lo dimana? "

Lidahnya kelu, mendadak tak berfungsi. Jedan seperti seorang bisu yang sangat ingin menyampaikan setiap untaian kalimatnya namun tertahan

Ia tak tahan lagi. Tangisnya pecah tanpa suara, buliran air mata sudah siap mengantri di pelupuk lelaki itu untuk turun kebawah

Jedan tak sanggup. Ia menangis dengan handphone yang ia jauhi dari telinganya agar lelaki diseberang sana tak mendengar suara tangis nya

Panggilan tersebut masih berlangsung, terus berbunyi memanggil dirinya berkali kali

" Jedan "

Panggilan tersebut menyadarkan Jedan. Nek Bani telah sadarkan diri, dengan segera ia bangkit kemudian memutuskan panggilan tersebut secara sepihak

" Nek? Nenek ada yang sakit? Bagian mana yang sakit nek? Jedan panggilkan dokter dulu ya nek, je- "

" Nak "

Wisata Masa Depan //nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang