Chela duduk di kursi sebelah bangsal Aeral, terdiam menatap kearah sosok yang masih setia memejamkan matanya itu.
" Udah berapa lama ya ral lo kayak gini, bangun ngapa ral. Gue kangen sama lo, gue kangen sama lelucon lo yang gak masuk akal itu, gue kangen sama teriakan lo yang berisik " ucap nya berusaha berbicara pada sosok yang terbaring itu
" Ral, disini ajalah bareng gue sama Raka. Masa lo mau ninggalin kita gini aja, mana pukulan buat bokap lo Ral. Cemen banget lo baring kayak gini! "
" Ral, kelahi ayo. Pukul gue sini Ral. Gue kangen dijitak sama lo Ral "
Chela terus berusaha mengajak Aeral berbicara, ia tahu meskipun raganya tak sadarkan diri namun indera pendengarannya masih setia disini. Aeral pasti mendengar tiap ucapan nya
" Ral, gue turunin rank lo ya kalo lo gak bangun bangun gini. Gue buat sampe elit! "
" Atau gue jual aja akun lo? lumayan buat nambah nambah biaya pengobatan lo " ujar Chela sambil sedikit terkekeh
Percakapan satu arah ini terus berlangsung, disamping itu Raka yang telah sadar dan bertemu dengan kedua orangtuanya kini tengah berasa ditaman sambil menikmati makanan buatan Wara, ibu Raka.
" ini dimakan buburnya sayang " Ucap Wara sambil menyodorkan semangkuk bubur ayam yang terlihat sangat nikmat itu dan sebuah sendok
Raka ragu untuk memakannya, bukan karena ia takut dengan isi dari bubur itu akan meracuni nya atau apapun itu, namun terkait dengan siapa yang membuat bubur itu.
Ibu
Sesosok perempuan yang telah ia dambakan sejak dulu untuk hadir dihidupnya, kini tengah menatapnya dengan lekat dan memasakkan bubur untuk nya.
Benarkah ini bukan mimpi?
Apakah ini sungguhan?
Ia benar benar dapat merasakan masakan ibu nya? ibu kandungnya?
" Raka? kenapa? gak enak ya bubur nya?" Tanya Wara kebingungan melihat anak nya hanya menggenggam sendok kosong sambil menatap bubur tersebut
seketika Raka tersadar dan segera memasukkan sesendok bubur tersebut kedalam mulutnya.
Enak!
Meskipun hanya bubur biasa, namun rasanya sangat enak. Rasanya seperti memakan masakan restoran bintang 5, tidak. Bahkan lebih!
Rasanya sangat enak.
Perlahan air mata Raka mulai membasahi kedua pipi putih lelaki itu, kemudian dengan pasti dan sedikit cepat ia melahap habis semangkuk bubur itu.
Wara yang melihat hal itu pun hanya bisa tersenyum, ia bahagia bisa melihat kembali putranya yang telah hilang darinya 17 tahun yang lalu.
" Mau lagi? " Tawar Wara yang diterima dengan senang hati oleh Raka. Tentu saja ia tidak akan menolak, seumur hidupnya baru ini ia bisa merasakan masakan dari tangan ibunya sendiri.
Sangat sederhana namun berarti. Masakan seorang ibu.
Karena ia tau betul, tak semua orang beruntung untuk merasakan hal ini. Bahkan selama 17 tahun hidupnya, baru ini ia merasakan masakan ibu nya.
Raka terharu karena penantiannya ternyata bisa berbuah semanis ini meskipun cukup terlambat.
Andai ia bisa merasakan hal ini sedikit lebih lama. Namun sayangnya, ia yang tengah duduk manis sambil menikmati bubur itu sebenarnya tengah merasakan pusing yang cukup menyakitkan. Namun ia tak mau menampakkan hal itu, ia takut ibunya khawatir lalu ia akan kembali ke kamar inap lalu baring dan memakan makanan rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wisata Masa Depan //nct Dream
Teen FictionCerita ini penyakitnya sudah komplikasi, jadi mohon pengertiannya untuk segera menyiapkan hati dan mental jiwa raga. Tapi Bukankah pelangi muncul setelah hujan badai menerpa? 7 sosok laki-laki remaja yang dipertemukan sang Maha pencipta agar dunia...