Hi Jeon : bagian 8

530 84 17
                                    

Jihyo masih menunduk memegang kepalanya yang sakit setelah terbangun dari pingsan selama kurang lebih setengah jam, pandangannya masih tampak kabur namun ia masih bisa mengenali sosok pria yang kini duduk bersamanya dihadapan seorang polisi berpangkat kepala.

"Nona Park jihyo, apa sekarang kita bisa memulai interogasinya.

Kepala jihyo terangkat lalu mengangguk pelan.

"Ya, kau bisa memulainya pak".

Yoongi selaku polisi langsung membuka map hijau di atas meja untuk mencatat pengakuan dari gadis yang tersandung kasus narkoba tersebut.

"Salah satu polisi menemukan barang terlarang disaku kemeja yang kau kenakan, dari mana kau mendapatkan barang terlarang itu nona park? ".

"Aku tak tau pak, aku pingsan saat itu, jadi aku tak tau kenapa barang haram itu ada disaku kemeja milikku" Jawab jihyo seadanya.

Tangan yoongi bergerak menulis apa yang dikatakan gadis itu di lembar pertama kertas laporan.

"Kalau begitu aku ingin tau, apa yang kau lakukan di lorong sepi yang sudah tak pernah di jamah oleh pejalan kaki di sana ?".

"Asam lambungku naik saat itu jadi aku pergi ke lorong mencari tong sampah untuk mengeluarkan isi perutku yang memuncak ingin keluar, aku juga tak tau jika lorong itu sudah tak pernah dilalui oleh orang-orang kecuali mungkin seorang pria berkaca mata yang saat itu menertawai ku saat sedang muntah. Dia itu benar-benar sudah tak waras".

Kepala jungkook langsung menoleh tepat setelah jihyo mengatakan seorang pria, otaknya langsung merespon jika menyangkut tentang lawan jenis gadis itu.

"Apa kau kenal siapa pria
berkaca mata yang kau temui saat
di lorong? ".

"Tidak pak, saya tidak kenal bahkan saya tak ingin bertemu dengan orang yang sudah melukai wajah saya dengan kasar".

Tatapan kedua pria itu seketika terarah ke luka tusukan kuku dipipi jihyo, tanpa diberitahu mereka sudah yakin bahwa rasanya pasti sangat sakit dan perih.

"Apa sebelumnya kalian sempat bertengkar hingga orang itu melukai area wajah anda?".

"P..pria itu memaksaku me..memakan obat yang dia punya.. ".

Brak

"Apa kau sudah gila jihyo!, kau tau bukan narkoba itu adalah barang terlarang, kenapa kau memakannya...kau...kau memang sungguh bodoh!". Teriak jungkook emosi, rasanya ia ingin mencekik gadis itu sekarang juga.

"Siapa bilang aku memakannya.., aku terus membungkam bibirku saat orang itu ingin memasukkan barang sialan miliknya kedalam mulutku, sebab itu dia mencengkram pipiku sangat kuat sampai aku rasanya ingin mencakar wajah menyebalkannya itu dengan ganas".

"Lalu kenapa kau tak melakukannya?,. Kenapa? Hah? Dasar gadis bodoh! ".

Jihyo berdiri dari duduknya, jarinya menunjuk jungkook yang benar-benar membuat darahnya mendidih.

"Kau...! "

Brak

Yoongi memukul meja dengan sangat keras agar kedua orang itu menghentikan perkelahian mereka yang layaknya pasangan suami istri yang ingin bercerai.

"Kalian berdua tolong jaga sikap!, ini kantor polisi tak seharusnya kalian berteriak, apa lagi kau nona park suaramu itu sangat nyaring sampai membuat telingaku ingin pecah".

"Maafkan saya pak.." Jihyo membungkuk menyesal lalu kembali duduk dengan tatapan tajam yang masih ia tujukan pada jungkook.

"Sebelum hasil tes urinnya keluar kami belum bisa membebaskan mu nona park, melalui hasil dari tes itu kami akan mengambil keputusan apakah kau akan dibebaskan atau harus melakukan rehabilitasi sebab terbukti mengkonsumsi narkoba. Jadi berdoalah semoga hasilnya negatif".

Hi Jeon : You SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang