Hi Jeon : bagian 17

264 56 21
                                    

Menang dan kalah adalah hal yang wajar dalam permainan tapi bagi jeon jungkook kata kalah sama sekali tak cocok untuknya, ia sudah terbiasa untuk menang baik itu dalam permainan ataupun dalam hal kekuasaan.

Dibangunan tua ini jungkook kembali memamerkan kemampuannya dalam bermain judi, bukannya merasa sombong atau hal semacamnya tapi bermain judi sudah menjadi makanan sehari-hari untuk pria hobi melukis tersebut, bahkan jungkook punya bangunan kasino yang sering ia kunjungi diakhir pekan. Dan mengenai mobil mewah yang sering ia pakai gonta-ganti pun semuanya berasal dari kemenangan bermain judi, anggap saja judi adalah pekerjaan sampingannya.

"Jadi bagaimana kau ingin bermain atau lari tuan chou" Wajah jungkook sungguh mengundang emosi, minho memukul meja dengan keras lalu menunjuk jungkook yang duduk sambil menautkan kelima jarinya di atas meja kasino.

"Kau pikir aku takut padamu keparat!, kita bermain sekarang dan aku ingin dompetmu sebagai taruhannya" Teriak minho dengan amarah yang menggebu-gebu.

Jungkook tersenyum mengejek "Hanya dompet?, aku bahkan punya kunci mobil disaku kiriku, apa kau tak ingin itu juga sialan! "

"Ckh, percaya diri sekali kau jeon, apa kau pikir dirimu bisa mengalahkanku?. Bangunlah ini bukan mimpi indah melainkan sebuah penghinaan untukmu".

"Simpan omong kosongmu dan katakan apa yang akan kau taruhkan untukku dalam permainan ini sialan!".

Minho ikut menautkan jarinya diatas meja, tatapannya masih garang bahkan lebih menikam dari sebelumnya.

"Apa yang kau inginkan jeon?".

Ini adalah pertanyaan yang sejak tadi jungkook nantikan saat pertama kali menginjakan kaki di bar dengan nuansa tahun 70-an itu, bibirnya melengkung keatas bersama dengan salah satu alis yang ikut tertarik menunjukkan tampang meremehkan sekaligus menantang dalam waktu bersamaan.

Dari saku sebelah kanan jungkook mengeluarkan pemantik untuk menyalakan batang rokok yang telah terselip lebih dahulu diujung bibirnya, ia menghembuskan asap melalui mulut hingga aroma tembakau tercium hingga kepermukaan, pria berpakaian warna kontras itu sempat terbatuk sebab jungkook meniup asap rokoknya hingga mengenai wajahnya yang telah mengeras sempurna.

"Apa kau yakin menanyakan hal itu padaku?, jika aku minta nyawamu sebagai taruhannya apa kau yakin akan menyanggupinya?" Tanya jungkook tanpa menatap minho sebab maniknya memperhatikan kumpulan asap yang mengapung di langit-langit kayu.

"Kau ingin membunuhku?, kau memang sudah hilang akal, uangmu sama sekali tak senilai dengan nyawaku sialan!. Kita hentikan saja permainan ini!". Minho tak habis pikir dengan jalan pikiran jungkook yang menginginkan hidupnya sebagai taruhan bermain judi, lebih baik dia mati melawan ratusan orang dari pada menyerahkan nyawanya secara cuma-cuma kepada pemuda berandalan seperti jungkook.

"Baiklah kita akhiri saja permainan ini" Jungkook berdiri dari duduknya lalu memakai kembali jaket kulit yang sempat ia gantung pada sandaran kursi, semua orang menatap tak percaya sebab permainannya belum saja dimulai tapi sudah berakhir tanpa tau siapa yang jadi pemenangnya.

Sebelum melangkah pergi jungkook kembali berbalik dan hal itu membuat minho semakin mendongakkan kepalanya angkuh.

"Rupanya rumor itu ternyata benar". Ucap jungkook dan minho langsung menautkan kening tak tau.

"Rumor?, rumor apa, cepat katakan padaku!" Tanya minho marah diiringi dengan rasa penasaran berlebih.

Secara penuh jungkook menatap bola kembar pria itu, perkataannya kali ini akan memberi keuntungan dan kerugian besar untuk sang pemilik otak kecil.

"Penguasa kartu busan rupanya tak seberani yang ku kira, rumornya hanya sebesar butir beras tapi ku rasa bahkan lebih kecil dari itu, mungkin hanya sebanding tai kuku. Kau memang seorang pengecut chou minho" Smirk jungkook.

Hi Jeon : You SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang