Hi Jeon : bagian 16

331 61 24
                                    

Seumur hidup jihyo baru pertama kali menginjakan kakinya di bangunan berlantai tiga dimana minuman keras itu dijual secara ilegal, semerbak bau tembakau hampir mengambil alih setiap sudut bar membuat jihyo terbatuk saat menghirup asap yang mengepung di udara. Alasan utama wanita berhoodie itu ada di sana sebab kim taehyung membawanya secara paksa setelah menipunya dengan mengirim selembar surat dimana letak ayahnya diculik dan harus segera diberi tebusan. Harusnya sejak awal jihyo tak perlu percaya dengan tulisan aneh yang taehyung kirimkan, tapi dilain sisi ia juga punya ketakutan tersendiri jika benar ayahnya diculik oleh seseorang mengingat persaingan di dunia bisnis sangatlah kejam sampai menghilangkan nyawa orang lain rasanya hanya semudah menjentikkan jari.

Taehyung tetap menarik jihyo menuju meja diujung tangga tanpa memperdulikan desakan orang-orang yang bergoyang sesuai irama musik yang berdentum kencang.

Sontak kedatangan kedua orang itu mengundang perhatian sekumpulan pria berjaket kulit yang sedang asik menikmati acara mabuk-mabukan mereka.

"Lihat siapa yang datang kim taehyung dan.." Pria bernama seokjin itu memiringkan kepalanya menatap seorang wanita yang baru dilihatnya untuk pertama kali.

"Kekasihku, park jihyo".

Pengakuan palsu taehyung tersebut langsung mengundang tepuk tangan meriah dari sekumpulan pria yang mulai kehilangan kesadarannya itu, terkecuali pria dengan rambut emas yang menilik jihyo dari atas sampai bawah. Sungguh bola mata pekat milik jimin tak bisa lepas memuji bentuk tubuh jihyo yang sempurna.

Jihyo ikut mendudukkan dirinya setelah pria kim itu menepuk sofa bermaksud agar ia duduk disebelahnya, entah apa tujuan dari taehyung membawanya ketempat ini yang jelas jihyo yakin ini akan berdampak pada masalah.

Tangan seokjin hampir saja menyentuh wajah jihyo jika taehyung tak segera menepisnya kasar.

"Jangan sentuh dia hyung, dia kekasihku". Ucap taehyung dingin. Bukannya jihyo terima-terima saja jika taehyung menyebutnya sebagai kekasih tapi situasi kali ini menuntutnya untuk tetap diam dan mengikuti permainan si marga kim.

"Apa yang terjadi padamu taehyung, ku rasa batu baru saja mengenai kepalamu". Ucap seokjin tertawa mengejek.

"Aku sudah berubah hyung tak seperti dulu lagi".

"Maksudmu kau sudah menjadi pria normal?, itu tidak masuk akal." Kali ini jimin yang bersuara, pria berambut emas itu terlihat berdiri lalu mendekat dan duduk di sebelah jihyo dimana tempat itu kosong sebelumnya.

Tatapan mereka bertemu namun jihyo langsung memutus pandang lebih dulu.

"Di mana kau menemukan gadis secantik dia, apa di rumah bordir?".

Mulut jimin sepertinya harus diberi pelajar agar tau bagaimana cara berbicara tanpa harus menyindir, sungguh kedua tangan jihyo sudah sangat geram untuk melayangkan pukulan diarea wajah pria pemilik bibir seksi tersebut.

"Tidak, aku dan jihyo bertemu secara tidak sengaja. Lalu kami sering bertemu hingga memutuskan untuk menjalin hubungan". Taehyung menjawab setenang mungkin menutupi rasa kesalnya yang sudah memakan isi kepala.

Jimin bermain melalui tatapannya pada jihyo, menggoda si gadis park tanpa harus mengeluarkan bualan buaya yang sering dia berikan pada wanita kurang belaian diluar sana. Mungkin menyentuh sedikit tubuh pacar sahabatnya tidak akan masalah, begitu pikirnya.

"Sudahlah jangan membahas ini lagi bagaimana kalau kekasihmu ikut minum bersama kami" Seokjin menuangkan wine pada gelas bekas minumnya hingga tampak penuh kembali. Dia menyodorkan minuman dengan kadar alkohol itu kearah jihyo.

"Ayo minum ini".

Jihyo menatap gelas pemberian seokjin sejenak sebelum taehyung meraihnya lebih dulu.  Memasukkannya kedalam mulut lalu menarik tengkuk jihyo guna mencium bibir gadis itu untuk menyalurkan rasa dari wine yang dia nikmati.

Hi Jeon : You SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang